Anies: Ibu Kota Negara Pindah, Kemacetan Jakarta Tidak Berkurang
Lepas status sebagai ibu kota negara, Anies berujar bahwa tugas Jakarta adalah perubahan kota global dunia yang melayani secara optimal.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur tidak mengurangi kemacetan di Jakarta. Sebab menurutnya, kontribusi kegiatan pemerintah dalam masalah kemacetan kurang dari 7 persen.
"Bicara tentang kemacetan, kontribusi pemerintah dalam kemacetan di Jakarta itu kurang dari 7 persen jadi tidak akan ada efeknya pada kemacetan di Jakarta," kata Anies dikutip melalui akun Youtube Pemprov DKI Jakarta, Kamis (27/1).
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa kakek buyut dari Anies Baswedan? Umar merupakan kakek buyutnya.
-
Siapa putri tunggal Anies Baswedan? Mutiara Baswedan, satu-satunya putri dan anak sulung Anies Baswedan, menarik perhatian dengan kecantikan alaminya.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Kapan Anies Baswedan dilahirkan? Ia lahir pada tanggal 7 Mei tahun 1969, di Desa Cipicung, Kuningan, Jawa Barat.
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
Penyebab kemacetan Jakarta menurut Anies adalah, Jakarta pusat kegiatan rumah tangga dan kegiatan tempat usaha.
Lepas status sebagai ibu kota negara, Anies berujar bahwa tugas Jakarta adalah perubahan kota global dunia yang melayani secara optimal.
"Secara peran, Jakarta kota megapolitan terbesar di selatan dunia," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Dia menambahkan, bahwa saat ini Jakarta menyumbangkan 18 persen dari GDP nasional. Jika angka ini dapat dioptimalkan dan terus melakukan efisiensi atas kegiatan perekonomian, maka langkah ini makin menguatkan posisi Jakarta sebagai pintu internasional.
Satu contoh masalah yang perlu menjadi perhatian serius di Jakarta adalah masalah status tanah.
"Jika status tanah itu beres maka status investasi bisa berjalan lebih cepat lagi," ungkapnya.
"Jadi, dalam konteks Jakarta ada ibu kota atau tidak ada ibu kota ya kita tetap harus melayani kegiatan bisnis tetap kita harus melayani kegiatan rumah tangga tetap saja itu," pungkasnya.
Baca juga:
Ingat, 13 Ruas Jalan Tetap Ganjil Genap Meski Jakarta PPKM Level 2
Ingin Antarmoda Integrasi, Anies Akan Bangun Simpang Temu Lebak Bulus
Dishub DKI: Lalu Lintas Kendaraan Naik 32,02 Persen Saat PPKM Level 1
Kemacetan Jakarta Sudah Kembali Seperti Sebelum PPKM
Kenapa Jakarta Macet Meski Masih Ada PPKM?
Potret Kemacetan Jakarta Tahun 1966, Parah Mana dengan Sekarang?