Belajar di Sekolah Zero Carbon Jakarta
Adapun keempat gedung sekolah yang diresmikan yaitu SDN Ragunan 08, Jakarta Selatan, SDN Grogol Selatan 09, Jakarta Selatan, SDN 14 Duren Sawit, Jakarta Timur, dan SMAN 96 Jakarta, Jakarta Barat.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan empat gedung sekolah di DKI Jakarta berkonsep Net Zero Carbon di SDN Ragunan 08, Jakarta Selatan, Rabu (28/9) kemarin.
Adapun keempat gedung sekolah yang diresmikan yaitu SDN Ragunan 08, Jakarta Selatan, SDN Grogol Selatan 09, Jakarta Selatan, SDN 14 Duren Sawit, Jakarta Timur, dan SMAN 96 Jakarta, Jakarta Barat.
-
Mengapa remaja ini viral? Dalam sebuah video TikTok yang diunggah oleh akun @reyvasky_, potret remaja yang disebut mirip dengan Arhan menjadi viral dengan cepat.
-
Kapan surat izin sakit sekolah menjadi topik yang dibicarakan dan viral? Seiring berjalannya waktu, ada sebagian sekolah yang memperbolehkan mengirimkan surat izin sakit sekolah melalui aplikasi pesan singkat atau WhatsApp.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Dimana letak kampus baru UNDIP yang viral? Letak gedung itu berada di tepi laut. Bahkan dalam keterangan video yang diunggah akun Instagram @curhatanmahasiswa.id, kampus itu menjadi kampus PTN di Indonesia pertama yang memiliki pemandangan laut.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kapan pantun edukasi mulai populer? Pantun adalah bentuk puisi lama yang singkat dan cukup khas dengan bahasa Indonesia.
Anies menyatakan, keempat sekolah ini merupakan sekolah pertama di Indonesia yang menerapkan net zero carbon.
Menurut dia, konsep ini sejalan dengan komitmen Jakarta untuk menurunkan 30 persen emisi gas rumah kaca pada 2030 mendatang. Selain itu, bangunan sekolah juga dilengkapi dengan panel surya.
©2022 Merdeka.com/lydia fransisca
Kepala Sekolah SDN Grogol Selatan 09 Sumarmi mengatakan, panel surya yang berada di atap sekolahnya membuat pengeluaran untuk listrik menjadi lebih rendah.
"Gedung ini ada fasilitas yang belum ada di tempat-tempat lain, yaitu panel surya di rooftop, menghemat energi listrik luar biasa. Biasanya pembayaran listrik kan tinggi, setelah ada panel surya lebih rendah," kata Sumarmi.
"Panel surya kan penyimpanan jadi ketika tidak digunakan hari sabtu minggu itu kan kurang, bisa menyimpan," kata Sumarmi.
©2022 Merdeka.com/lydia fransisca
Sumarmi juga mengatakan, ia senang dengan program ini karena bisa memperkenalkan panel surya kepada anak didiknya.
"Alhamdullilah Pak Anies Baswedan membangun fasilitas ini di tengah warga yang mungkin enggak sebegitu kelas atas, tapi ya kami harus memberikan pesan kepada warga dan murid-murid pembekalan tentang panel surya," kata Sumarmi.
©2022 Merdeka.com/lydia fransisca
Lebih lanjut, Sumarmi mengungkapkan, adanya perubahan lain di gedung sekolahnya. Yaitu adanya ventilasi udara yang lebih luas, suasana lebih hijau di sekolah, dan pembelajaran yang dilakukan di ruang terbuka.
"Gedung harus mengambil udara asli, ada sela udara yang masuk ke dalam gedung hingga para siswa (bisa) hirup oksigen secara alami. Tentang kehijauan sekolah, harus ada tanaman yang memang bisa dinikmati oleh yang ada di sekolah itu secara alami. Kemudian, halaman ini bisa digunakan untuk pembelajaran, bebas tidak tersekat-sekat, ada aula, rooftop, halaman-halaman," jelas Sumarmi.
Selain itu, Sumarmi juga mengatakan, gedung sekolahnya unik dan membuat anak didiknya belajar seperti di luar negeri.
"Kalau gedung sih paling unik di sini dibanding di Ragunan. Uniknya di sini kayak mal. Jadi, selasar-selasarnya tuh jalannya mutar gini, kalau di Ragunan kan masih zig-zag, kalau di sini sudah enggak terasa kalau jalan," jelas Sumarmi.
©2022 Merdeka.com/lydia fransisca
Meskipun ruang terbuka lebih luas, Sumarmi mengaku tidak membuat lingkungan menjadi lebih panas.
"Di sini justru, para eselon-eselon itu waktu 17-an ngumpul di sini mengatakan adem. Walaupun ada aula-aula yang tidak ber-AC di sini tetap adem, kan bisa dirasakan, kan," kata Sumarmi.
Salah satu siswa berinisial I (7) pun menyatakan senang dengan bangunan sekolahnya yang baru dan tidak merasa kepanasan. "Iya senang gedungnya bagus (dan) enggak kepanasan juga," kata dia.
Sebelumnya, pembangunan sekolah dengan konsep Net Zero Carbon ini disebut akan menjadi contoh bangunan masa depan untuk generasi muda. Selain urgensi untuk menuju bangunan emisi rendah, kebutuhan untuk menuju bangunan sehat di tengah kondisi pandemi Covid-19 juga dinilai menjadi sebuah keharusan.
Di antaranya meliputi upaya preventif dan mitigasi penyebaran Covid-19, terutama klaster-klaster perkantoran, keluarga, permukiman, atau klaster dalam bangunan.
Juga menjadi pencegahan melalui perubahan bangunan dan lingkungan menjadi tempat yang aman dan sehat.
Selanjutnya, merenovasi gedung sekolah negeri di Jakarta secara keseluruhan mengarah ke konsep Green Building. Mulai dari transisi energi, hingga pengelolaan air limbah.
(mdk/rnd)