BRIN-BMKG Beda Pendapat soal Badai Dahsyat di Jabodetabek, BPBD DKI: Acuan Kita BMKG
Kendati bakal mengacu pada prakiraan BMKG, Isnawa menilai tidak ada yang salah dari hasil prakiraan antara BMKG dan BRIN soal potensi terjadinya cuaca ekstrem di Ibu Kota. Terlebih, kata Isnawa kondisi cuaca tak dapat ditebak dinamikanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji menanggapi beda prediksi antara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) soal potensi cuaca ekstrem yang bakal terjadi di DKI Jakarta. Isnawa menyebut pihaknya bakal berpusat ke BMKG.
"Kita berpusat pada BMKG Karena bagaimana badan yang resmi untuk menginformasikan tentang kecuacaan kan BMKG meskipun masukan dari Brin diterima tetapi acuan kita ke BMKG," kata Isnawa ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (28/12/2022).
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Mengapa BMKG mengimbau pemudik untuk waspada terhadap cuaca ekstrem? Pada masa musim pancaroba, hujan masih berpotensi terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang yang kadang disertai petir. Waktu terjadinya hujan di wilayah pesisir selatan Jateng cenderung pada malam hari sedangkan wilayah yang lebih ke utara atau jauh dari pesisir cenderung pada siang hingga sore hari,” Teguh mengatakan, beberapa hal yang perlu diwaspadai pada masa peralihan musim antara lain hujan lebat dengan durasi singkat, petir, dan angin kencang atau kombinasi dari ketiga hal tersebut seperti hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang, serta hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
-
Kapan BMKG mengimbau pemudik untuk mewaspadai cuaca ekstrem di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Kapan Curug Bibijilan buka? Curug Bibijilan buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB.
-
Bagaimana cuaca terbentuk? Fenomena cuaca melibatkan interaksi kompleks antara atmosfer, lautan, dan daratan, menciptakan kondisi yang terus berubah sepanjang waktu.
-
Apa bahaya dari cuaca panas di Indonesia? Cuaca panas yang melanda Indonesia, terutama pada awal musim kemarau, membawa sejumlah dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Dari dehidrasi hingga risiko serangan panas (heat stroke), perlu langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Kendati bakal mengacu pada prakiraan BMKG, Isnawa menilai tidak ada yang salah dari hasil prakiraan antara BMKG dan BRIN soal potensi terjadinya cuaca ekstrem di Ibu Kota. Terlebih, kata Isnawa kondisi cuaca tak dapat ditebak dinamikanya.
"Jadi sebenarnya gini, konsepnya tuh begini gak ada yang salah dari kedua hal tersebut karena masing-masing mungkin punya pendekatan teori Klimatologi yang sedikit berbeda atau menurut saya pada saat analisis tersebut yang namanya kondisi cuaca itu mengalami dinamika yang sangat cepat," kata Isnawa
"Mungkin baru diinformasikan pada tanggal 28 ada badai dan lain-lain, ternyata BMKG merilis itu hanyalah intensitas hujan yang sangat lebat saja. Jadi terkadang memang situasinya dinamisnya, percepatan perjamnya itu mengalami perubahan yang sangat cepat," sambung Isnawa.
Menurut dia, perbedaan prakiraan semacam itu seringkali terjadi antara satu lembaga dengan lembaga lainnya. Dia mencontohkan status pintu air Katulampa siaga dua, di mana kerap diprediksi akan terjadi banjir di Jakarta dalam kurun waktu 5-7 jam.
Namun, lanjut Isnawa dalam kurun waktu itu nyatanya intensitas air menurun di kawasan yang dilaluinya seperti Depok dan Lenteng Agung, sehingga saat masuk wilayah DKI Jakarta kondisi banjir sudah tak lagi ekstrem.
"Ini contoh-contoh mungkin boleh dicek berkaitan dengan cuaca, mungkin ada dinamika yang sangat cepat dalam hitungan jam ke jam. Bisa saja tidak ada intensitas hujan yang sangat lebat misalnya, mungkin karena telah bergeser ke Pulau Seribu misalnya," jelas dia.
(mdk/ded)