Bukan WFH, Ini Penyebab Polusi Udara Jakarta Sempat Membaik
Polusi Jakarta sempat turun drastis pada tanggal 17 Agustus 2023. Apa penyebabnya ya?
Polusi Jakarta sempat turun drastis pada tanggal 17 Agustus 2023. Apa penyebabnya ya?
Bukan WFH, Ini Penyebab Polusi Udara Jakarta Sempat Membaik
Jakarta tengah alami krisis udara bersih. Namun, beberapa waktu lalu, tepatnya saat Dirgahayu Indonesia pada 17 Agustus 2023, ternyata kualitas udara Jakarta sedikit membaik.
Salah satu Co-Founder Nafas Indonesia, Aplikasi Pemantau Udara, Piot mengungkapkan, pada tanggal 16 - 18 Agustus, tepatnya sekitar tanggal 17 Agustus jam 14.00 dan 15.00 WIB, polusi udara sedikit menurun.
Piot menjelaskan hal tersebut dapat terjadi karena kecepatan angin yang meningkat.
“Ternyata, pada saat yang bersamaan, angin dan kecepatan angin naik hampir 300% dan ini hanya beberapa jam. Karena sesudah angin turun, polusinya mulai naik,” jelas Piot.
Piot juga menambahkan, bahwa sebenarnya WFH dan liburan bukanlah solusi dari permasalahan polusi.
Dari sumber yang berbeda, melansir dari Data situs pemantau kualitas udara IQAir, pada Kamis (17/8), Pada pukul 04.00 WIB hingga 07.00 WIB, polusi udara Jakarta sedikit turun ke kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Namun kembali naik ke kategori tidak sehat pada pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB.
Selanjutnya, pada pukul 13.00 WIB, kualitas udara Jakarta masuk ke kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Adapun pada pukul 14.00 WIB hingga 23.00 WIB kualitas udara Ibu Kota berada di kategori sedang.
Pengaruh Angin Terhadap Polusi Udara
Mengutip dari IQAir, angin dapat membantu mengurangi dan mengeluarkan polutan dari suatu wilayah, sehingga konsentrasi polutan dapat berkurang.
Hal serupa pernah terjadi ketika asap kebakaran hutan AS bagian barat mengirimkan polutan partikel sejauh Eropa barat.
Namun, letak geografis juga menjadi sebuah tantangan. Angin tidak bisa mendorong polutan keluar dari lembah jika angin yang bertiup tidak dapat naik melewati pegunungan. Dalam kasus tersebut, polutan dapat berkumpul dalam konsentrasi yang lebih tinggi di dasar gunung.
Informasi tersebut mendapatkan sejumlah reaksi dari netizen. “Berarti Jakarta butuh angin puting beliung, polusinya pasti langsung hilang,” canda @ndoetman.
“Buat hujan buatan, perbanyak penghijauan untuk menyerap udara yang kotor, buat untuk aturan kendaraan lagi, disiplin dengan kendaraan yang hemat polusi, dan disiplin kan juga masyarakat untuk tidak membakar sampah yang menimbulkan polusi udara atau asap dan lain-lain,” tulis @ilham_devdas.
“Semoga Jakarta bisa hijau status polusi udaranya,” harap @rudimuryanta.