Kronologi Mahasiswi Diduga Bunuh Diri di Kampus Grogol Jakbar, Ada Curhatan Sedih di Buku Korban
Jasad korban inisial E (18). Sejumlah saksi menlihat korban sempat mau loncat sebelum akhirnya ditemukan tewas.
Seorang mahasiswi ditemukan tewas di kawasan Gedung M Kampus di Grogol Petamburan Jakarta Barat pada Jumat (4/10) malam. Korban diduga tewas karena bunuh diri.
"Korban tergeletak di depan kampus. Diduga bunuh diri" kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/10).
Jasad korban inisial E (18) pertama kali diketahui oleh sekuriti kampus DS dan DE yang saat itu sedang bertugas.
"Kedua saksi mendengar suara gedebuk, mereka langsung bergegas menghampiri suara tersebut, ternyata melihat korban sudah dalam keadaan meninggal dunia," ujar Ade Ary.
Ade Ary mengatakan, sekuriti sebelumnya melihat korban di area selasar Gedung M. Ketika itu, pihak sekuriti meminta korban untuk turun, namun ditolak.
"Sempat memperingatkan kepada korban untuk turun, namun korban menggelengkan kepala tidak mau," ucap dia.
Kapolsek Grogol Petamburan, Kompol Reza Hafiz Gumilang saat dikonfimasi membenarkan peristiwa tersebut dan sedang menyelidiki penyebab korban nekat melakukan hal tersebut.
"Kami masih perlu melakukan pendalaman, melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang lain, maupun mencari alat bukti lainnya seperti CCTV ataupun alat bukti lain," ujar dia.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, AKP Aprino Tamara menambahkan, kuat dugaan penyebab meninggal korban akibat bunuh diri. Hal ini berdasarkan rekaman CCTV.
"Kalau indikasinya, sampai saat ini bunuh diri. Kita sudah cek CCTV seluruhnya, dari mulai pagi sampai tempat kejadian magrib itu, yang bersangkutan sendiri. Dan dari keterangan saksi yang melihat korban, saat mau loncat itu kan ada sekuriti di bawah, dia melihat juga di atas situ," ucap dia.
Aprino mengatakan, pihak kepolisian juga menemukan bukti catatan yang terdapat di buku korban. Catatan itu mengisyaratkan niat korban untuk melakukan aksi bunuh diri.
"Kita cek di handphone tidak ada yang janggal, cuma ada catatan di bukunya bahasanya itu agak aneh. Cuma yang tidak, 'saya bunuh diri', enggak. Bahasa yang kayak bebannya berat gitu lho," ujar dia.
"Jadi dia hanya menulis itu pakai bahasa mandarin. Bahasanya itu curhatan, memang sedih, cuma tidak menunjuk ke siapa-siapa," ujarnya.