Bus wisata Jakarta beroperasi mulai 24 Februari
Pramudi bus wisata ini akan diutamakan perempuan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akhirnya melakukan uji coba bus tingkat wisata pada hari ini, Selasa (18/2) hingga Minggu (23/2). Lalu akan resmi beroperasi pada Senin (24/2). Kelima bus tingkat wisata baru ini akan langsung melayani masyarakat. Sedangkan uji coba dilakukan untuk penyesuaian petugas.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan, uji coba dilakukan untuk membiasakan petugas. Dalam setiap bus akan ada empat petugas. Di mana terdiri dari supir, onboard, polisi pariwisata dan guide.
"Ini kan semua baru, seperti rute, sopir, dan bus jadi harus dilakukan uji coba untuk membiasakannya," katanya saat melakukan uji coba bus tingkat wisata, Selasa (18/2).
Bus ini akan melayani warga Jakarta secara gratis. Rute yang ditempuh dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) - Sarinah - Museum Nasional -Halte Santa Maria-Pasar Baru-Gedung Kesenian Jakarta - Masjid Istiqlal - Istana Merdeka - Monas - Balaikota DKI Jakarta - Sarinah dan kembali ke Bundaran HI. Bus akan berhenti pada halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Bus tingkat ini akan melaju dengan kecepatan rata-rata 10-20 kilometer per jam. Bahkan untuk mempercantik, Arie mengatakan, memilih pramudi perempuan. Harapannya dapat mengemudi dengan lebih hati-hati. Mereka mendapatkan gaji hingga 3,5 upah minimum provinsi (UMP).
"Sesuai arahan dari Pak Gubernur, gajinya 3,5 UMP," tegasnya.
Ia menambahkan, proses kelengkapan dokumen bus memang cukup lama.Sebab ada berbagai proses yang harus dijalani. Seperti verifikasi di Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Perindustrian dan Energi.
"Belum lagi nomor polisi dari Polda. Agak lamban karena di luar kontrol saya. Tapi sebenarnya tidak ada masalah, karena ini bus pariwisata kita sadar speck dan kualitas harus baik," ujar Arie.
Untuk tiga bulan pertama bus ini tidak menyediakan tiket bagi penumpang. Karena akan terbuka untuk siapa saja. Selanjutnya tiket akan disebar di hotel-hotel. Meski digratiskan, tetap akan melakukan evaluasi secara berkala mengingat perilaku masyarakat yang belum tertib.
"Tiket itu untuk pengendalian penumpang, sekaligus untuk promosi. Meski gratis kita evaluasi, karena tidak semua gratis itu baik. Kapasitas bus kan hanya 60 penumpang plus 2 untuk difabel. Sepanjang orang Jakarta tertib bus gratis terus. Intinya penumpang jangan memaksakan kalau sudah penuh karena ini tidak ada yang berdiri," tutupnya.