Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat di Makkah Setop Sementara Mulai 11 Juni & Beroperasi lagi 20 Juni
Jelang puncak haji, jemaah disarankan fokus beribadah di hotel untuk mempersiapkan tenaga jelas Armunza.
Sejauh ini ada 450 bus shalawat yang dikerahkan untuk melayani jemaah.
Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat di Makkah Setop Sementara Mulai 11 Juni & Beroperasi lagi 20 Juni
Operasional bus shalawat yang selama ini melayani jamaah calon haji Indonesia di Makkah akan dihentikan sementara. Bus-bus akan difokuskan untuk melayani jemaah saat puncak haji.
"Menjelang puncak perhajian itu memang dihentikan sementara, karena bus-bus itu akan ditarik. Seluruhnya akan digunakan untuk layanan shuttle Armina, mulai dari Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina dan ke Makkah," ujar Kasie Layanan Transportasi Daker Makkah, Syarif Rahman di Makkah. Demikian dikutip dari Antara, Jumat (7/6).
Syarif menjelaskan, sejauh ini ada 450 bus shalawat yang dikerahkan untuk melayani jemaah. Menurut dia, bus shalawat melayani 22 rute untuk mengantarkan jamaah dari hotel ke Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah ataupun salat lima waktu.
Jelang Armuzna, layanan bus shalawat tersebut akan berhenti beroperasi pada 5 Dzulhijjah 1445 H atau 11 Juni 2024 pada 12.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
"Bus shalawat itu akan berhenti pada tanggal 5 Dzulhijjah. Jadi dua hari sebelum pelaksanaan wukuf menjelang Armina, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah. Karena jemaah itu didorong ke Arafah mulai tanggal 8," kata Syarief.
Setelah puncak haji di Armuzna berakhir, kata dia, bus shalawat akan kembali beroperasi melayani jamaah yang akan melaksanakan thawaf ifadah, thawaf wada, maupun shalat lima waktu di Masjidil Haram.
Bus shalawat akan kembali beroperasi lagi melayani jamaah ke Masjidil Haram pada 14 Dzulhijjah 1445 H atau 20 Juni 2024 pukul 00.30 WAS.
Selain disiapkan untuk melayani jamaah di Armuzna, operasional bus shalawat tersebut dihentikan sementara agar jamaah bisa menyiapkan diri secara fisik.
"Supaya jamaah juga memahami supaya mereka banyak istirahat di tempat akomodasi untuk menyiapkan diri secara fisik mental dan kesehatan menuju puncak haji," kata Syarif.
Ia mengimbau kepada jamaah calon haji Indonesia agar tidak bolak-balik ke Masjidil Haram untuk melaksanakan ibadah umrah sunnah atau ibadah sunah lainnya. Jamaah disarankan untuk fokus beribadah di hotel saja.
"Mudah-mudahan dengan demikian, seluruh jamaah bisa mengikuti seluruh rangkaian puncak haji dengan lancar," katanya.