Ini Alasan Jemaah Haji Tak Perlu Buru-Buru Lakukan Tawaf Ifadah dan Sai di Masjidil Haram
Kementerian Agama meminta jemaah haji untuk memulihkan kondisi fisik terlebih dahulu sebelum menuntaskan rukun haji.
Kementerian Agama meminta jemaah haji untuk memulihkan kondisi fisik terlebih dahulu sebelum menuntaskan rukun haji.
Ini Alasan Jemaah Haji Tak Perlu Buru-Buru Lakukan Tawaf Ifadah dan Sai di Masjidil Haram
Jemaah haji dari pelbagai penjuru dunia telah selesai melakukan rangkaian ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Kini mereka berbondong-bondong menuju Masjidil Haram untuk menuntaskan rukun haji yakni tawaf ifadah dan sai yang dilanjutkan dengan tahalul.
Kementerian Agama meminta jemaah haji untuk memulihkan kondisi fisik terlebih dahulu sebelum menuntaskan rukun haji.
"Tidak perlu tergesa-gesa untuk langsung tawaf Ifadhah setelah dari Mina, dengan stamina prima fisik setelah istirahat, jemaah dapat menjalankan tawaf dan ibadah lainnya dengan aman dan lancer," kata Anggota Media Center Haji, Widi Dwinanda di Jakarta, Kamis (20/6).
Pantauan Media Center Haji, jemaah haji dari berbagai dunia tengah memadati Masjidil Haram.
Mereka berbondong-bondong melakukan tawaf (mengelilingi kabah) mulai di lantai dasar (1), 2, 3 dan 4 (rooftop), termasuk sai dari bukit safa ke bukit marwah.
Selain menyelesaikan rukun haji, sebagian jemaah juga melaksanakan tawaf wada (perpisahan).
Sebagian ulama menyatakan jemaah yang akan meninggalkan Mekkah sebaiknya melakukan tawaf wada sebagai penghormatan kepada Tanah Haram.
Tawaf Ifadhah sebaiknya dilakukan setelah bus shalawat kembali beroperasi. Bus shawalat kembali beroperasi pada 14 Zulhijah atau 20 Juni 2024 mulai pukul 00.30 Waktu Arab Saudi (WAS).
“Selama tidak ada layanan bus shawalat, jemaah dapat menjalankan salat 5 waktu di masjid sekitar hotel sembari mempersiapkan diri untuk tawaf Ifadhah dan tawaf Wada,” kata Widi.