Cerita di Balik Upaya Heru Bebaskan Lahan Sodetan Ciliwung Berujung Pujian Jokowi
Heru menjelaskan bahwa proyek sodetan Kali Ciliwung tersebut tak sepenuhnya mangkrak. Pembangunan masih dilakukan di inlet atau bagian masuk air.
Presiden Joko Widodo memuji kinerja Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang mampu melanjutkan proyek sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) di Jakarta Timur. Jokowi mengaku heran pendekatan apa yang dilakukan Heru sehingga pembebasan lahan untuk proyek tersebut bisa dilakukan.
Menanggapi hal tersebut, Heru berterimakasih kepada Yayasan Trisakti yang telah memberikan lahannya untuk pengerjaan bagian outlet. Untuk diketahui, proyek sodetan Ciliwung membentang dari titik masuknya air (inlet) di Bidara Cina dan tempat keluarnya air (outlet) di Kebon Nanas.
-
Bagaimana Heru Budi Hartono ingin menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta? Menurut Heru, kondisi ini perlu dievaluasi bersama. Hal itu disampaikan Heru saat membuka focus group discussion (FGD) terkait penanganan kemacetan di Ibu Kota di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Kamis (6/7). "Hari ini kita kumpul karena tuntutan dari masyarakat untuk diskusikan bagaimana salah satunya mengatasi kemacetan. Banyak masukan-masukan bagaimana kalau jam kerja dibagi. Terutama pada saat saya diskusi dengan Pak Kapolda, Pak dirlantas. Kalau jam 6 itu seperti air bah. Dari bekasi, Tangerang, Depok, jam yang sama menuju Jakarta."
-
Apa yang dijamin Heru Budi terkait TK Gudang Peluru? "Enggak ada. Dari awal enggak ada niatan itu (gusur)," kata Heru Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, memastikan tidak bakal menggusur Taman Kanak-kanak (TK) Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan karena aktivitas revitalisasi taman di kawasan tersebut.
-
Mengapa Heru Budi Hartono berpendapat bahwa pembagian jam kerja bisa mengurangi kemacetan di Jakarta? Menurut Heru, kondisi ini perlu dievaluasi bersama. Hal itu disampaikan Heru saat membuka focus group discussion (FGD) terkait penanganan kemacetan di Ibu Kota di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Kamis (6/7). "Hari ini kita kumpul karena tuntutan dari masyarakat untuk diskusikan bagaimana salah satunya mengatasi kemacetan. Banyak masukan-masukan bagaimana kalau jam kerja dibagi. Terutama pada saat saya diskusi dengan Pak Kapolda, Pak dirlantas. Kalau jam 6 itu seperti air bah. Dari bekasi, Tangerang, Depok, jam yang sama menuju Jakarta."
-
Apa yang Heru Budi Hartono sebutkan sebagai penyebab utama kemacetan di Jakarta pada pagi hari? Menurut Heru, kondisi ini perlu dievaluasi bersama. Hal itu disampaikan Heru saat membuka focus group discussion (FGD) terkait penanganan kemacetan di Ibu Kota di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Kamis (6/7). "Hari ini kita kumpul karena tuntutan dari masyarakat untuk diskusikan bagaimana salah satunya mengatasi kemacetan. Banyak masukan-masukan bagaimana kalau jam kerja dibagi. Terutama pada saat saya diskusi dengan Pak Kapolda, Pak dirlantas. Kalau jam 6 itu seperti air bah. Dari bekasi, Tangerang, Depok, jam yang sama menuju Jakarta."
-
Apa yang dibudidayakan oleh Heru Setiawan? Awalnya Heru iseng, sembari memelihara ikan sejak tahun 2014 silam. Kini buruh pabrik itu menggeluti budi daya lobster air tawar. Ia memutuskan tidak lagi beternak ikan.
-
Sejak kapan Soto Podjok Kediri eksis? Terdapat tempat nyoto legendaris di Kota Kediri, Jawa Timur. Kabarnya, warung ini sudah eksis sejak 1926 silam.
"Yang pertama itu adalah lahan dari salah satunya Trisakti. Beliau-beliau dengan sukarela hasil diskusi tingkat provinsi maupun tingkat kota untuk diserahkan ke pemda dan dilanjutkan pemda untuk menormalisasi sodetan di posisi outlet," kata Heru kepada wartawan, dikutip Minggu (29/1).
Partisipasi Warga
Tak hanya itu, Heru juga berterima kasih kepada warga yang bersedia pindah ke rumah susun (rusun) yang telah disediakan.
"Yang berikutnya, saya berterimakasih kepada warga di sekitar itu sudah mau pindah sebagian ke rumah susun ini demi kepentingan program Jakarta," tambah Heru.
Lebih lanjut, Heru menyebut segala capaiannya ini merupakan dukungan dan partisipasi dari warga Jakarta.
"Ini intinya support dan semua berpartisipasi dengan baik," ujarnya.
Tak Sepenuhnya Mangkrak
Sebelumnya, Heru menjelaskan bahwa proyek sodetan Kali Ciliwung tersebut tak sepenuhnya mangkrak. Pembangunan masih dilakukan di inlet atau bagian masuk air.
“Istilahnya inlet dan outlet. Kan itu tahapan ada yang sodetan di Kebon Nanas. Yang ini (outlet Kebon Nanas) sedang proses dari 2013 sampai 2016,” kata Heru kepada wartawan, Kamis (26/1).
Heru menjelaskan, bagian outlet mangkrak karena ada beberapa kendala. Misalnya, kata Heru, ada saluran air yang perlu dilebarkan, masalah pembebasan lahan, dan sinkronisasi data dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
“Yang di outletnya, sejak berapa kurun waktu itu memang berhenti karena salurannya harus dilebarkan. Di sana ada beberapa kendala, ada rumah warga, terus ada yang harus didetailkan data dengan BPN, dengan Trisakti, dan sekarang sudah selesai,” jelas Heru.
Maka dari itu, kata heru, proyek ini tak sepenuhnya mangkrak. Sebab, masih ada beberapa bagian yang tetap dikerjakan.
“Secara fisik yang di inlet iya (ada pekerjaan) tapi secara keseluruhan kan ada beberapa kendala sehingga enggak optimal juga, enggak bisa juga (dibangun), kira kira gitu,” ujar Heru.
(mdk/lia)