Djarot ogah ikut-ikutan urusi calon kapolri Budi Gunawan
Djarot hanya menggeleng-gelengkan kepalanya ketika diminta tanggapan soal pencalonan Budi Gunawan jadi kapolri.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai calon pengganti Jenderal Polisi Sutarman sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Sebab Sutarman akan pensiun pada Oktober 2015 mendatang.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat hanya menggelengkan kepala saat dimintai tanggapannya soal pemilihan ini. Namun dia mengatakan, tidak ingin ikut campur dengan pemilihan orang nomor 1 di Kepolisian ini.
"Itu kewenangan presiden, kami enggak mau ikut-ikutan," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (12/1).
Untuk diketahui, penunjukan Budi ini dinilai bermasalah karena tidak melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Apalagi mantan kepala PPATK Yunus Husein menyebut Budi pernah masuk bursa calon menteri dan tak lulus karena rapor merah.
PDIP dan kubu Jokowi juga tak mampu memberikan penjelasan soal prestasi Budi Gunawan. PDIP menyebut Budi sebagai lulusan terbaik Akpol 83. Sisanya karena Jokowi dekat dengan Budi, atau karena alasan lainnya. Artinya faktor kenyamanan bisa menggantikan prestasi. Apalagi Budi mantan ajudan Megawati yang dikabarkan dekat dengan internal PDIP.
Budi juga pernah jadi sorotan saat dituding memiliki rekening gendut. Kemarin lusa, surat pemeriksaan Mabes Polri soal perkara rekening gendut ini beredar di kalangan wartawan DPR. Isinya Polri menilai rekening Budi yang Rp 22 M itu wajar.