DKI Jakarta Mesti Kendalikan Penurunan Tanah untuk Mencegah Tenggelam
Untuk itu dia menekankan agar penurunan tanah di Jakarta dan wilayah Pantura lain segera direm.
Profesor Riset Bidang Meteorologi pada Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Eddy Hermawan menyampaikan bahwa faktor utama tenggelam sejumlah kota di Pesisir Utara Jawa (Pantura), termasuk Jakarta lantaran penurunan muka tanah (landsubsidence). Untuk itu dia menekankan agar penurunan tanah di Jakarta dan wilayah Pantura lain segera direm.
"Jakarta memang memiliki potensi tenggelam bukan hanya faktor sea level rise semata yang itu memang hanya kecil sekitar 3 milimeter per year. Yang sangat-sangat berpengaruh di Jakarta dan Pantura pada umumnya adalah landsubsidence yang ini memang sudah tak bisa dikendalikan," kata Eddy dalam sebuah webinar, Rabu (6/10/2021).
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Apa yang diyakini Anies tentang Jawa Tengah? “Saya rasa nuansa perubahan itu semakin terasa. Menginkan perubahan. Dan itu kemudian menonjol,” kata Anies usai acara Istighosah Kubro Masyayich & Alumni Pondok Pesantren di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/12). Sehingga, Anies pun menilai anggapan Jawa Tengah yang selama ini identik dengan julukan 'Kandang Banteng' bisa saja berubah. Menurutnya Jateng bukan hanya milik satu partai saja.
"Terbukti dari hasil mapping Kementerian ESDM 2019 dan juga beberapa kajian hasilnya adalah landsubsidence perlu direm kalau tidak maka sea level rise akan naik dan efeknya akan besar bagi masyarakat," sambungnya.
Penurunan muka tanah paling tinggi ditemui justru di Pekalongan, Jawa Tengah. Eddy menerangkan, laju penurunan muka tanah di sana mencapai 11 sentimeter per tahun.
"Yang sangat besar adalah justru Pekalongan, itu sekitar 11 sentimeter per tahun. Dibandingkan Kota Semarang itu berkisar 0,9-6 sentimeter per tahun," ujar Eddy.
Laju penurunan muka tanah di Jakarta sendiri hanya berkisar 0-8 sentimeter per tahun.
Menurut Eddy terdapat sejumlah faktor yang memicu hal tersebut. Salah satunya lantaran lapisan tanah yang menyusun daerah di sepanjang Pantura didominasi oleh tanah lempung yang cenderung lunak. Di tambah eksploitasi air tanah serta pendirian bangunan yang menekan struktur tanah ke lapis bawah.
Jika penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut digabungkan, maka menurut Eddy hal itu makin memberikan dampak terendamnya beberapa daerah di wilayah tersebut.
"Tampaknya bahwa kombinasi antara landsubsidence dengan sea level rise itu memberikan dampak yang sangat lebih luas," ujarnya.
Tak Hanya di Jawa
Eddy menerangkan bahwa penurunan juga bukan hanya didapati pada pesisir utara Jawa, melainkan pula pada sejumlah pulau di Tanah Air.
"Dan juga di Kalimantan Selatan, itu pun harus mendapat perhatian yang lebih," katanya.
Baca juga:
Wagub DKI Nilai Perlu Regulasi Pengendalian Air Tanah Cegah Penurunan Daratan
Pemprov DKI Jakarta Susun Regulasi Pengendalian Penggunaan Air Tanah
Penurunan Muka Tanah di Pekalongan Mengkhawatirkan, Melebihi Jakarta
Pakar Tata Kota: Pemprov DKI Harus Larang Pengambilan Air Tanah
Pemprov DKI : Jakarta Menuju Pembatasan Penggunaan Air Tanah, Belum Melarang
Permukaan Tanah Menurun, Jakarta Tak Bisa Andalkan Gravitasi Mengalirkan Air ke Laut