Gaji pasukan oranye, tak cukup untuk hidup di ibu kota
"Cari duit susah, kerja begini syukurin aja, ya jangan sampai anak saya susah juga mas."
Panas, hujan dan bau bukan kendala berarti buat mereka. Terpenting semangat dan kerja kompak membereskan tugas yang dibebankan pimpinan.
Suroyo (51) menyadari pekerja ini akan melelahkan mengingat usianya tak lagi muda. Namun setelah bertemu satu rekannya yang bekerja sebagai petugas Pelayanan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dia malah jadi semangat dan tak mau kalah dengan yang petugas usia muda.
Suroyo harus bekerja keras. Salah satunya agar dapur tetap ngebul karena istri dan anaknya harus diberi makan. Belum lagi pendidikan untuk anak-anaknya.
"Keperluan rumah tangga, anak sekolah semua. Untuk tambahan dagang di rumah, makanan ringan buat tambah-tambah sekolah," ujarnya ketika berbincang santai dengan merdeka.com, di samping sungai Abdul Muis, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Suroyo memiliki tiga anak. Anak sulungnya baru lulus SMP, anak keduanya masih duduk di kelas dua SMP dan yang terakhir baru berumur 7 tahun. Dia harus banting tulang agar nasib anak-anaknya lebih baik. Dia bersyukur gaji yang diterimanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi, gaji tidak pernah telat dibayarkan.
"Gaji UMP Rp 3,1 juta per bulan. Kadang-kadang ada makan 2 kali (Bonus). Kadang-kadang juga dapat Rp 50.000 per hari. Tapi tetap saja masih kurang mas. Anak kan masih butuh sekolah," ucap pria asal Blitar ini lirih.
Suroyo ingat betul saat merantau ke Jakarta pada 1987. Dia mulai bekerja di bagian pengaspalan di kawasan Bendungan Hilir.
"Saya jadi PPSU ini sudah ada empat tahun, waktu itu diajak sama teman, dia PNS tata air. Sebelumnya lagi pernah kerja di Pertamina, nguli, serabutan yang penting menghasilkan uang mas dan halal," katanya.
Bekerja sebagai PPSU bukan impiannya. Namun disadari betul, bukan hal mudah mencari pekerjaan di ibu kota. Apalagi umurnya tak lagi muda. "Yang penting kerja dapat duit bisa biayain keluarga sama anak saja. Cari duit susah, kerja begini syukurin aja, ya jangan sampai anak saya susah juga mas," ucapnya sambil menyunggingkan senyuman.
Di akhir perbincangan, dia berharap keberadaannya dan rekan-rekannya diapresiasi karena ikut andil berkontribusi demi Jakarta menjadi lebih bersih.
"Jakarta tuh memang harus begini, Jakarta mengurangi kebanjiran. Warga jugakan merasa terbantu dengan adanya kita. Selain untuk warga, manfaat nya kan untuk lingkungan sendiri," pungkasnya.
Baca juga:
NasDem dukung Ahok, Djarot bilang 'PDIP bukan partai kemarin sore'
Sebut Komisi III belagu, DPR bisa paksa panggil Ahok
Pesan Djarot buat Ahok: Jalur independen rawan digagalkan, hati-hati
Politisi PDIP sindir Ahok: Kita dibilang belagu, baru nih kayak gini
Politisi NasDem nilai Komisi III tak ada alasan panggil Ahok
Ahok sengaja biarkan Bukit Duri kebanjiran supaya warga mau digusur
Politisi PPP: Ahok enggak usah belagu!
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Ahok dan Puput Nastiti Devi menunjukkan kebersamaan saat berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.