Heru Budi Resmi Bentuk Satgas Penanganan Polusi Udara Jakarta, Ini Tugasnya
Satgas ini dipimpin Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda DKI Afan Adriansyah.
Heru Budi membentuk satgas usai Jakarta dikepung polusi udara yang memburuk.
Heru Budi Resmi Bentuk Satgas Penanganan Polusi Udara Jakarta, Ini Tugasnya
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk menangani permasalahan polusi di Ibu Kota.
Heru mengatakan, satgas ini bertugas untuk menentukan langkah-langkah yang dapat membantu mengurangi polusi di Jakarta.
"Sudah jadi. Ya tugasnya itu mengurangi polusi secepatnya dan jangka panjang," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/8).
Adapun satgas ini diketuai oleh Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda DKI Afan Adriansyah dan dibantu sekretaris, yaitu Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati.
"Ketua Asbang. Asbang, Dinkes, dinas terkait, wali kota," ujar Heru.
Selain membuat satgas, Pemprov DKI juga bakal melakukan penyemprotan air dari atas gedung tinggi atau water mist untuk mengurangi polusi udara di Ibu Kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, alat water mist yang akan dipasang di gedung tinggi ini dibuat oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan harga Rp50 juta untuk satu unit.
"Kemarin itu dari BRIN menyampaikan kisaran Rp50 juta satu unit dan itu sangat mudah dibuat ya. Kemarin baru uji coba. Jadi hari ini BRIN akan menyampaikan speknya kepada kami Pemprov DKI Jakarta kemudian juga nanti kita koordinasikan untuk penerapannya,"
kata Asep kepada wartawan di Jakarta Pusat, Senin (28/8).
merdeka.com
Lebih lanjut, Asep menjelaskan bahwa water mist ini direncanakan dilakukan dua kali dalam sehari.
"Mungkin sehari itu dua kali. Misalnya pada pukul 10 atau 11 kemudian juga pada siang hari pukul dua atau tiga sore. Itu nanti sedang kita coba untuk simulasikan," jelas Asep.
Sebelumnya, Asep mengklaim bahwa polutan PM2,5 di sekitar gedung menurun usai penyemprotan air dari atas gedung tinggi.
"Jadi kita melakukan penyemprotan dari atas Gedung Pertamina dan di bawahnya langsung diukur dengan alat PM2,5. Itu ternyata bisa menurunkan kadar PM 2,5 yang ada di sekitaran gedung tersebut," ujar Asep.
"Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengukur sebelum dilakukan uji water mist dan setelah dilakukan uji water mist. Itu informasi dari KLHK terjadi penurunan PM2,5," sambung Asep.
Asep menilai water mist ini lebih efektif dibandingkan penyemprotan yang dilakukan di jalanan.
"Dibandingkan dengan penyiraman atau penyemprotan, itu memang dirasa lebih efektif dengan kita menerapkan water mist tersebut," tambah Asep.