Jakarta akan Tenggelam, Faktor Utama Permukaan Tanah Turun bukan Pemanasan Global
"Laporan dari BPPT pernah mengadakan tahun 2010 ada laporannya. Di sini angkanya tidak jauh beda, angka kenaikan air laut di Jakarta itu 3,7 milimeter per tahun. Nah angka ini yang jadi patokan, tadikan di IPCC 3,6 milimeter. Angka itu hampir-hampir mirip," terangnya.
Pakar Iklim dan Meteorologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Edvin Aldrian menegaskan bahwa faktor utama tenggelamnya sebagian wilayah Jakarta bukan karena pemanasan global. Melainkan disebabkan karena penurunan muka tanah atau land subsidence.
"Itu lebih disebabkan karena penurunan muka air tanah. Jadi penurunan karena land subsidence bukan karena perubahan iklim. Jadi ini mohon diluruskan ini bukan karena perubahan iklim tapi lebih banyak karena land subsidence yang terjadi," ujar Wakil Ketua Kelompok Kerja I Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) itu dalam sebuh webinar, Kamis (16/9).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.
-
Kenapa trem di Jakarta dihentikan? Pada 1962, trem benar-benar dipensiunkan di Jakarta. Gerbong-gerbongnya dibiarkan terbengkalai. Demi menghemat anggaran, dan mengalokasikannya untuk bus impor dari Autralia, rel-rel baja dibiarkan dan hanya diuruk menggunakan tanah lalu diaspal. 100 unit awal bus didatangkan pada tahun itu, dan terus ditambah unit-unitnya.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Mengacu pada data IPCC, Edvin menerangkan bahwa kenaikan muka air laut secara global yang dipicu oleh pemanasan di bumi hanya 3,6 milimeter saja. Hal yang sama juga dikonfirmasi oleh data Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Laporan dari BPPT pernah mengadakan tahun 2010 ada laporannya. Di sini angkanya tidak jauh beda, angka kenaikan air laut di Jakarta itu 3,7 milimeter per tahun. Nah angka ini yang jadi patokan, tadikan di IPCC 3,6 milimeter. Angka itu hampir-hampir mirip," terangnya.
Sementara penurunan muka tanah di Jakarta disebut Edvin ada yang mencapai lebih dari 100 sentimeter.
"Apa yang terjadi di Jakarta itu ternyata penurunan, tadikan 3,6 milimeter (karena pemanasan global) ternyata ada 112 sentimeter di Jakarta Utara itu. Itu lebih disebabkan karena penurunan muka air," papar dia.
Menurutnya penurunan muka tanah di Jakarta karena eksploitasi yang berlebih terhadap air bawah tanah.
"Ya, biasanya karena terlalu banyak air dipompa ke atas keluar untuk minuman," ungkap Edvin.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
Pemprov DKI: Muara Baru, Pluit, Gunung Sahari Terancam Tenggelam 2050
Tsunami Megathrust Ancam Jakarta dan Selatan Jawa, Ahli ITB Peringatkan Ini
Anies Baswedan Ungkap Dua Penyebab Jakarta Terancam Tenggelam
Soal Jakarta Tenggelam, Anies Sebut Joe Biden Ajak AS Taubat Paradigmatik
DPRD DKI Harap Pemprov Tanggapi Serius soal Biden Singgung Jakarta Bakal Tenggelam