Ketua DPRD DKI Batal Polisikan Guru SMPN 250 Pembuat soal Mega Ejek Anies
Surat permintaan maaf yang dibacakan guru tersebut telah tertandatangan di atas materai 6.000.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi batal membuat laporan terhadap guru SMPN 250 Cipete, yang membuat soal ujian sekolah kontroversial. Keputusan itu diambil setelah sang guru meminta maaf secara terbuka.
"Saya dengan legowo pak, saya juga manusia. Kedatangan ini yang tiba-tiba (meminta maaf), saya rasa gitu lah (batal melapor ke polisi) dengan keterbukaan hati saya, saya sebagai pimpinan DPRD," ucap Prasetyo di gedung DPRD, Rabu (16/12).
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI ingin mengurangi kemacetan? Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa jabatan Purwanto di DPRD DKI Jakarta? Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto meninggal dunia pada Selasa (5/12) pukul 20.05 WIB.
-
Bagaimana Pemprov DKI memfasilitasi perpindahan warga ke Rusun Nagrak? Diketahui, perpindahan warga ke Rusun Nagrak difasilitasi oleh Aparatur Kewilayahan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta.
-
Kapan hasil PSU DPD RI Sumbar diumumkan? Perolehan suara itu dibacakan langsung oleh Ketua KPU Sumbar Surya Efitrimen pada Sabtu, (20/7) siang.
Namun, Pras mengingatkan agar guru pembuat soal 'Anies-Mega' tetap diberikan sanksi berupa teguran tertulis dan meminta maaf secara terbuka kepada publik.
Politikus PDIP itu mengatakan, permintaan maaf wajib dilakukan guru tersebut karena dampak dari perbuatannya sangat gaduh. Terlebih lagi, pencatutan nama Mega identik dengan Megawati Soekarnoputri notabene presiden ke-5 Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDIP, partai politik tempat Prasetyo bernaung.
"Nama ini juga kan mempengaruhi ke masyarakat apalagi yang dicontohkan adalah presiden RI ke-5 Ibu Megawati Soekarnoputri yang kebetulan ketua umum partai saya," lugasnya.
Sementara itu guru pembuat soal di depan Prasetio dan disampingi Kepala Dinas Pendidikan Nahdiana dan Kepala Sekolah SMPN 250 Cipete menyampaikan permintaan maafnya.
Surat Pernyataan
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama: Sukirno
Dengan ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya menyesali perbuatan saya yang sangat ceroboh dan tidak berpikir panjang pada waktu menyusun soal PAS (Penilaian Akhir Semester) Ganjil untuk kelas VII.
Dari lubuk hati yang paling dalam saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden RI ke-5 dan Bapak Anies Rasyied Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta atas keteledoran dan kekhilafan saya memasukan nama-nama menyerupai tokoh dalam soal PAS PAI.
Sekali lagi saya sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan saya. Insya Allah, ke depannya saya lebih berhati-hati dan akan memperbaiki diri dan belajar lebih banyak lagi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan dari siapapun.
Surat permintaan maaf yang dibacakan guru tersebut telah tertandatangan di atas materai 6.000.
Pada Selasa (15/12) Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi berencana melaporkan guru pembuat soal yang mencatut nama Gubernur Anies Baswedan dan Mega ke Polda Metro Jaya. Langkah ini diharapkan menjadi peringatan bagi tenaga pendidik dalam menyampaikan ilmu.
Politikus PDIP itu menuturkan langkahnya membuat laporan ke Polda Metro Jaya bukan tindakan berlebihan. Justru, imbuhnya, ini dipicu akumulasi insiden di dunia pendidikan DKI. Dimulai dari ajakan kepala sekolah untuk tidak memilih calon ketua OSIS yang non muslim, dan penggiringan karakter tokoh publik dalam soal.
"Ya bukan berlebihan, ini dua kali. Dua kali. Dulu masalah OSIS, sekarang ini. Mungkin Pak Gubernur juga enggak tahu masalah ini. Tapi dia dibenturkan dengan ibu Mega yang notabene Presiden ke-lima," ucap Pras, Selasa (15/12).
Pras menambahkan, niatnya melaporkan guru tersebut semakin bulat lantaran nama Mega dalam soal itu dinilai identik dengan Megawati Soekarnoputri yang merupakan Ketua Umum PDIP. Tempat Pras bernaung di dunia politik.
"Saya sebagai kader PDI Perjuangan. Karena itu menyebut ketua umum saya. Jangan sampai bergulir di media sosial kemana-mana. Ini kan provokasi," sergah Pras.
Sebelumnya, beredar foto soal ujian sekolah yang mencantumkan nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Mega. Foto soal itu tersebar melalui aplikasi pesan dan media sosial.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyelidiki foto soal ujian tersebut dan sudah mengonfirmasi pada kepala sekolah dan guru yang membuat soal ujian.
Kepala Dinas Pendidikan Pemprov DKI, Nahdiana, menjelaskan, soal itu dibuat karena terdapat unsur kompetensi pada mata pelajaran mengenai pembentukan karakter, integritas, sabar dan tanggung jawab.
Kemudian, terkait redaksionalnya memang memiliki kesamaan nama. Namun, tidak ada maksud mendukung maupun mencemarkan nama baik pejabat publik.
"Dinas Pendidikan tidak pernah mengimbau kepada guru di sekolah untuk membuat soal ujian sekolah dengan menyebutkan nama pejabat publik tertentu dan telah mengarahkan guru yang membuat soal ujian sekolah tersebut untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Karena, hal tersebut berpotensi menjadi unsur pelanggaran netralitas terhadap posisi ASN," tuturnya, pada Sabtu (12/12).
Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, kata dia, mengimbau kepada para ASN, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta untuk tetap menjaga netralitas ASN.
"Sehingga bisa memberikan pelayanan publik yang baik," katanya.
Untuk diketahui, dalam soal yang beredar itu disebutkan, 'Pak Anies adalah seorang Gubernur hasil Pemilihan Gubernur tahun 2017. Ia tidak menyalahgunakan jabatan yang dimilikinya untuk memperkaya diri dan keluarga. Sebaliknya, ia gunakan jabatannya untuk menolong rakyat yang mengalami kesusahan. Perilaku pak Anies adalah contoh sikap'. Terlihat jawaban yang diisi adalah Amanah.
Pertanyaan pada soal kedua 'Anies selalu diejek Mega karena memakai sepatu yang sangat kusam. Walaupun demikian Anies tidak pernah marah, perilaku Anies merupakan contoh'. Di situ pun dijawab Sabar.
Baca juga:
Bobol Soal Ujian Mega Ejek Anies, Guru SMP 250 Terancam Dipecat
Nama Anies dan Mega di Soal Ujian Sekolah Berujung Laporan ke Polda Metro Jaya
Penampakan Soal Ujian Sekolah di Jakarta yang Sebut Nama Anies dan Mega
Pengamat Pendidikan Ingatkan Guru Hati-Hati Membuat Soal, Tak Pakai Nama Pejabat
Pemprov DKI Belum Putuskan Metode Sekolah Tatap Muka 2021
Ini Rencana Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk Sekolah Tatap Muka di 2021