Kisah pasutri jadi penghipnotis gasak duit miliaran rupiah
Aksi hipnotis itu terbongkar karena korban terakhirnya tak mempan dihipnotis sampai akhirnya pelaku ditangkap polisi.
Tiga wanita dan satu pria berkelompok menjadi penipu. Dalam aksinya mereka menggunakan modus hipnotis.
Mereka adalah EV alias Acen, AR alias Xiao Li, LY alias Lily dan OS alias Koko. Ternyata Acen dan Koko merupakan pasangan suami istri.
"EV dan OS ini pasangan suami istri. Pengakuan mereka WNI tetapi perlu diselidiki lagi soalnya identitasnya belum jelas. Hanya miripnya seperti keturunan," kata Kasubag Polres Jakarta Selatan Kompol Aswin, Jumat (12/12).
Menurut dia, empat pelaku membagi tugas dan peran dalam melakukan penipuan terhadap korban. "Tersangka EV mencari korban, LY dan AR yang merayu korban dan OS yang menyopir mobil," ujarnya.
Berikut cerita mereka berhasil gasak korban hingga miliaran rupiah:
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa kata penutup pidato penting? Sangat penting untuk pembicara memperhatikan kata-kata penutup yang dituangkan dalam setiap pidatonya.
-
Kapan Penyu naik ke darat? Penyu hanya datang ke darat untuk bertelur.
-
Apa itu Pepongoten? Pepongoten adalah salah satu kesenian yang lahir dan berkembang di lapisan masyarakat Suku Gayo, Aceh.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
Cari korban secara acak
Para pelaku mencari korban secara acak pada pagi hari saat banyak orang berolahraga.
"Modus pagi hari dan korban ada yang lansia. Tiga tersangka perempuan profesi ibu rumah tangga dan satu laki-laki profesinya wiraswasta," ucap Aswin.
Dalam peristiwa tersebut, polisi berhasil menyita barang bukti berupa uang tunai yang berjumlah ratusan juta, perhiasan, handphone, buku tabungan dan mobil Avanza. Atas kejadian tersebut, para tersangka dikenakan pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.
Takut-takuti korban ada roh jahat
Setelah pelaku menghipnotis targetnya, pelaku menakut-nakuti korban di dalam mobil milik para tersangka tentang adanya roh halus di tubuhnya.
"Pelaku menakuti dengan dalih korban pernah menginjak atau melintasi darah orang yang meninggal akibat kecelakaan. Setelah itu tersangka menyampaikan pesan jika harta yang dimiliki korban harus dibersihkan dari berbagai gangguan roh jahat tersebut," ucapnya.
Dari tangan pelaku, polisi berhasil menyita barang bukti berupa uang tunai yang berjumlah ratusan juta, perhiasan, handphone, buku tabungan dan mobil Avanza. Atas kejadian tersebut, para tersangka dikenakan pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.
Usai korban terhipnotis digiring ke ATM
Jika korban sudah terhipnotis, lanjutnya, pelaku mengambil perhiasan dan menyuruh korban mengambil uang tabungan di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan di rumah korban.
"Setelah terkumpul perhiasan dan uang dibungkus dalam satu tas lalu didoakan bersama-sama di dalam mobil. Saat berdoa korban diarahkan oleh pelaku untuk membelakangi tas yang berisi perhiasan dan uang," jelasnya.
Kerugian korban dihipnotis capai miliaran rupiah
Kepala Sub Bagian Humas Polres Jaksel, Kompol Aswin mengatakan, korban pertama adalah OKT pada 3 Desember 2014. Dia menderita kerugian Rp 220 juta.
"Keempat pelaku sebelum ditangkap sudah dua kali melancarkan aksi serupa, dengan salah satu korban inisial OKT yang melaporkan peristiwa penipuan di Polsek Metro Setia Budi dengan kerugian perhiasan dan uang mencapai dua ratus dua puluh juta," kata Aswin di Polres Jakarta Selatan, Jumat (12/12).
Menurut Aswin, korban kedua bernama Ibu Kris yang mengalami kerugian sekitar Rp 2,6 miliar. Dia dihipnotis pelaku saat melintas di Pasar Mencos Jalan Karbela Barat, Jakarta Selatan pada 6 Desember 2014. Kemudian, pelaku membawa Ibu Kris ke kantor cabang Bank BCA di Pondok Indah untuk mengambil sejumlah ratusan juta.
"Ada juga korban yang melaporkan ke Polda diduga kerugiannya mencapai 2,6 miliar rupiah dengan korban bernama ibu Kris ditipu di Pasar Mancos lalu dibawa ke Pondok Indah untuk ambil uang di Bank BCA dan ambil perhiasannya juga," jelasnya.
Pelaku kembali melakukan aksi ketiga, dengan korban IH, yang saat itu di Pasar Manggis Jalan Guntur, Setia Budi, Jakarta Selatan pada 10 Desember 2014. Kemudian, korban IH melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Metro Setia Budi, Jakarta Selatan.
"Korban IH dengan kerugian uang mencapai dua juta. Pelaku juga mengambil gelang, kalung emas dan liontin saat peristiwa di Pasar Manggis. Hari itu juga pelaku tertangkap yang berinisial EV. Lalu melakukan pengejaran terhadap tiga pelaku lainnya ke Apartemen di Tanjung Duren," terangnya.
Ditangkap karena korban tiba-tiba sadar dari hipnotis
Menurut Kapolres Jakarta Selatan Kombes Wahyu Hadiningrat, dibongkarnya sindikat itu berawal saat tersangka EV menurunkan korban berinisial IH di Jalan Guntur.
"Setelah korban tersadar ditipu teriak karena plastik yang awalnya berisi perhiasan dan sejumlah uang ditukar dengan tas kresek berisi tiga botol mineral," ujarnya.
Lebih lanjut, EV kemudian diamankan warga lalu menyerahkannya ke polisi. Saat itu polisi langsung melakukan pengembangan dan menangkap tiga pelaku lainnya di Apartemen Mediterania, Tanjung Duren, Jakarta Barat.