Kisah tragis sejoli tewas tersetrum di halte Transjakarta
Saat ditemukan tewas, tangan keduanya masih saling menggenggam
Langkah, rezeki dan maut adalah kuasa Tuhan. Bila Tuhan menghendaki tak ada yang bisa melawannya.
Begitu pun takdir yang dialami sepasang kekasih, Siti dan Niko. Kisah cinta mereka berakhir tragis setelah keduanya tersetrum aliran listrik di jalan setapak pelataran halte Transjakarta Mangga Dua.
Peristiwa nahas itu terjadi Rabu dini hari sekitar Pukul 02.00 WIB. Saat itu, Siti yang merupakan petugas onboard bus Transjakarta dijemput pulang oleh Niko. Tapi cuaca saat itu memang tengah hujan deras.
"Ketika turun dari jembatan busway tiba-tiba keduanya meninggal dunia di dekat tiang listrik yang sekitarnya sedang tergenang air," beber Kasubag Humas Polres Jakarta Pusat, Kompol Suyanto.
Suyanto menuturkan, dari keterangan saksi, M Zaky (29) dan Yosa Laumeten (31), kedua korban diketahui baru pulang kerja dan bakal kembali ke kosannya di bilangan Mangga Besar, Jakarta Barat. Dikarenakan hujan deras, mereka berteduh beberapa saat di halte.
Merasa hujan sudah cukup reda, keduanya memutuskan pulang apalagi sudah larut malam. Di situlah, ternyata ajal menjemput mereka saat menginjakkan kaki pada genangan air luapan selokan di bawah tangga.
Saksi mata di lokasi menyebut, saat itu di halte memang ada lima orang termasuk Niko dan Siti. Mereka turun bersama saat mengetahui hujan sudah mulai reda.
"Ada lima orang tadi malam. Dua korban dan tiga penumpang terakhir busway. Hujan besar sekali dan air tergenang sampai lutut saya. Mereka turun beriringan," kata Soleh, sopirt GO-JEK yang malam itu ada di lokasi kejadian.
Begitu sampai di jembatan kecil yang menghubungkan trotoar dan tangga penyeberangan, Siti berteriak meminta tolong. Melihat itu, Niko yang merupakan pacarnya segera meraih tangan Siti. Naas bagi Niko, ia ikut tersengat listrik.
"Yang perempuan teriak minta tolong dan lakinya itu bantu. Tapi dia juga ikut kena arus," jelas dia.
Melihat itu, ketiga penumpang lainnya tak ikut membantu. Mereka pun kembali ke atas jembatan penyeberangan dan segera memberitahu petugas busway yang sedang jaga.
"Ketiganya tidak bisa membantu. Mereka hanya balik ke atas dan beritahu petugas," lanjut dia.
Mendengar itu, petugas jaga lantas turun dan segera melihat kondisi keduanya. "Petugas datang tapi mereka sudah tewas," tutur Soleh.
Ditambahkan warga lainnya saat itu yang sangat menyedihkan keduanya tewas dalam keadaan masih saling berpegangan tangan. Keduanya kemudian dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo untuk divisum.
Pagi harinya, setelah peristiwa itu, PLN melakukan pengecekan. Benar saja, ada beberapa kabel listrik yang terkelupas.
"Hasil penelusuran ditemukan bahwa aliran listrik berasal dari instalasi kabel Penerangan Jalan Umum (PJU) di dalam tanah yang terkelupas," ujar Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang, Aries Dwianto dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (30/12).
Kabel yang terkelupas tersebut bersentuhan dengan genangan air yang berada di sekitar penerangan jalan tersebut. Air merupakan konduktor yang baik untuk meneruskan aliran listrik hingga menyetrum dua warga sampai tewas.
"Selain itu, berdasarkan hasil investigasi petugas PLN bahwa kabel-kabel serta instalasi PLN lainnya dalam keadaan baik dan aman," tambahnya.
PLN serta pihak terkait lainnya sudah mengambil langkah untuk melokalisir kabel terkelupas tersebut untuk alasan keamanan dan keselamatan.
Cerita soal tegangan listrik saat kawasan Mangga Dua tergenang air rupanya sudah lama jadi perbincangan warga.
"Saya sering juga dibilang jangan jualan kalau banjir karena seperti ada aliran listrik," terang Agus (40) seorang pedagang minuman yang biasanya mangkal.
Agus berharap peristiwa ini jadi pelajaran. Dia minta segara diperbaiki agar tak kembali menjadi korban.
Kematian Siti dan Niko yang juga bekas pegawai Transjakarta menyisakan duka mendalam pada temannya. Apalagi selama ini, Siti dikenal ramah dan senang bercanda.
"Terlalu banyak kenangan," kata seorang petugas PT Transjakarta kepada merdeka.com di Halte Busway, Jl Mangga Dua, Rabu (31/12).
Dia bercerita, Siti tipe karyawan pekerja keras. Sehari-hari selalu ada bahan candaan keluar dari mulutnya.
"Dia supel. Ramah dan pekerja keras," kenangnya.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, juga turut berduka atas insiden itu. Tapi tak seperti biasanya, dia tak memberi sanksi tegas atau marah pada PLN maupun Dishub. Dia hanya berharap segara diperbaiki agat tak kembali jatuh korban.
Kini jasad keduanya telah dibawa keluarga, dan akan dimakamkan di kampung halaman mereka. Niko dibawa ke Subang dan Siti Nurhayati dibawa ke Solo.
Ternyata cinta mereka belum berjodoh di dunia.
Baca juga:
Dua jenazah pegawai TransJakarta dimakamkan di kampung halaman
Ini detik-detik dua karyawan Transjakarta tewas di Kali Mangga Dua
Cek listrik di Halte Busway Mangga Dua, petugas PLN irit ngomong
Sudah lama warga Mangga Dua rasakan sengatan listrik saat banjir
Pegawai Transjakarta tewas, PLN akui ada kabel yang terkelupas
Polisi tunggu visum soal penyebab tewasnya 2 pegawai TransJakarta
Ada genangan air tinggi di TKP karyawan Transjakarta tewas tersetrum
-
Apa tujuan dari perpanjangan jam operasional Transjakarta? Perpanjangan jam operasional armada bus Transjakarta diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya kepadatan pelanggan setelah laga berlangsung. Sehingga, masyarakat yang menonton bisa kembali ke rumahnya masing-masing dengan cepat.
-
Bagaimana cara Transjakarta rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta dikawal? Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan.
-
Kapan uji coba Transjakarta rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta dilakukan? Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kapan trem di Jakarta digantikan oleh bus Robur sebagai alat transportasi utama? Saat itu, bus ini perlahan-lahan ditambah armadanya sebelum akhirnya dijadikan transportasi umum utama, setelah trem dimatikan dengan alasan merusak wajah Jakarta.
-
Bagaimana caranya agar jemaat bisa memanfaatkan layanan Transjakarta untuk menuju dan meninggalkan lokasi Misa Akbar? Setelah dari depo, para jemaat bisa memanfaatkan layanan Transjakarta untuk menuju lokasi Misa Agung di GBK."Depo kami sangat dekat dengan layanan Transjakarta regular. Jadi dari lokasi kantong parkir, para jemaat bisa menggunakan layanan kami yang menuju ke GBK, demikian juga selesai acara jemaat bisa menggunakan layanan yang sama untuk kembali menuju kantong parkir yang berada di depo," jelas Ayu.
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.