Komunitas Betawi protes Pemprov DKI ubah nama Jalan Mampang-Warung Buncit
Komunitas Betawi protes Pemprov DKI ubah nama Jalan Mampang-Warung Buncit. Hal ini dinilai tidak melalui proses sebagaimana mestinya. Apalagi kawasan Mampang dan Warung Buncit terkenal sebagai salah satu kampung Betawi yang masih eksis di ibukota negara ini.
Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengubah nama jalan di Jakarta Selatan, tepatnya jalan terusan dari jalan HR Rasuna Said (Kuningan), perbatasan Jalan Gatot Subroto, Jalan Mampang Raya, Jalan Warung Buncit Raya, hinga perbatasan Jalan TB Simatupang Prapatan, menjadi Jalan Jenderal Besar AH Nasution menuai protes.
Hal ini dinilai tidak melalui proses sebagaimana mestinya. Apalagi kawasan Mampang dan Warung Buncit terkenal sebagai salah satu kampung Betawi yang masih eksis di ibukota negara ini.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa yang diminta oleh DPRD DKI Jakarta kepada Pemprov DKI terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Kapan foto jalan di Jakarta ini diambil? Foto: Nostalgia Suasana Jalan Jakarta Tahun 1989, Enggak Ada Macetnya! Jalan disamping Masjid Istiqlal.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Jalan Tol Semarang-Batang diresmikan? Pada 20 Desember 2018, Jalan Tol Semarang-Batang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Jembatan Kalikuto bersama dengan ruas tol Pemalang-Batang dan Salatiga-Kartasura.
-
Kenapa nama jalan memakai singkatan dari nama pahlawan? Tujuannya tentu saja untuk menyederhanakan penyebutan.
Beberapa komunitas masyarakat Betawi menyampaikan protesnya pada Rabu (31/1). Mereka antara lain Betawi Kita, Baca Betawi, Forum Jurnalis Betawi, Pustaka Betawi, dan sebagainya. Bahkan mereka mengajukan petisi penolakan pergantian nama di salah satu kampung Betawi ini.
JJ Rizal, seorang pendukung petisi yang juga Sejarawan dan Penerima Anugerah Budaya Gubernur DKI Jakarta 2009, berpendapat dalam 25 tahun terakhir, banyak nama-nama kampung dan jalan-jalan yang mengacu pada memori kolektif masyarakat Betawi lenyap. Seperti Kampung Dua Ratus di Pondok Gede, Jakarta Timur, yang hilang dan kini masuk Kelurahan Halim. Kemudian Kampung Pecandran dan Kampung Petunduan, yang bukan hanya namanya, tapi kampungnya secara fisik pun hilang.
Padahal toponimi di belahan dunia mana pun selalu berkait dengan asal-usul dan sejarah tempat tersebut. Ada alasan dan latar belakang tertentu, kenapa suatu nama dijadikan nama kampung atau lokasi tertentu. Maka itu, nama-nama kampung yang berbau lokal ini sangat penting sebagai bagian dari sejarah penduduk Jakarta.
"Pembangunan bukan saja membuat orang Betawi tergusur dari kampung kelahirannya, tapi lebih mengenaskan lagi, memori sejarah mereka yang hidup di dalam nama-nama jalan dan kampungnya pun dihilangkan. Mengingat salah satu janji politik Gubernur Anies Baswedan adalah merayakan kebudayaan Betawi dan mengangkat harkat martabat orang Betawi, maka kami menilai salah satu langkah penting dari hal itu adalah menyelamatkan sejarah orang Betawi yang hidup di dalam nama-nama kampung. Bukan malah menggantinya atau membiarkan diganti," ujar JJ Rizal pada Merdeka.com.
Hemat Bang Rizal, sebaiknya pemerintah kota mencarikan tempat lain yang tidak menyimpan memori kolektif warga Betawi, demi menghormati jasa pahlawan nasional Jenderal AH Nasution.
Yahya Andi Saputra, seniman Betawi dan Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Jakarta, juga berpendapat senada. Kata dia, kami sangat menyesalkan kebijakan aparat Pemprov DKI Jakarta, yang seharusnya ikut mendukung kebudayaan Betawi. Upaya penggantian nama jalan yang merupakan identifikasi dari nama kampung seperti yang terlihat saat ini pada
Jalan Mampang dan Warung Buncit Raya, sangat kami sesalkan.
"Kami memohon agar gubernur menyetop upaya penggantian nama Jalan Mampang dan Buncit Raya itu, karena merupakan manifestasi dari nama-nama kampung Betawi," pungkas dia.
Baca juga:
Sandiaga setuju A.H Nasution jadi nama jalan
Ikanas usul nama Jenderal Besar AH Nasution jadi nama jalan di Jakarta
Jakarta, kota berkembang dengan dua ribuan gang
Anies pertimbangkan A.H Nasution jadi nama jalan karena jasanya untuk bangsa
Jl Prapatan Raya Tugu Tani berubah jadi Jl Usman dan Harun