Kondisi Memprihatinkan Taman Puring Tak Terjamah Perawatan
Saat ini, hanya ada tiga petugas dari Dinas Kehutanan untuk membersihkan sampah-sampah daun berserakan. Menurut mereka, tiga petugas merupakan jumlah yang sedikit untuk membersihkan seluruh taman. Apalagi, terkadang masih ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan.
Angin berembus cukup kencang di Taman Puring, Jakarta Selatan pada Selasa(17/9) pagi. Pepohonan bergoyang mengikuti arah angin. Dedaunan kering berjatuhan dan berserakan.
Satu embusan angin, merontokkan banyak dedaunan kering. Itu sebabnya, meski tiga petugas dari suku Dinas Kehutanan berulang kali membersihkan, sampah daun kering kembali berserakan.
-
Kapan Kota Tua Jakarta dibangun? Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Kemudian di tahun 1619, VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta pun dihancurkan. Setahun kemudian, kota baru bernama Batavia dibangun oleh VOC untuk menghormati Batavieren, yaitu leluhur bangsa Belanda.
-
Mengapa revitalisasi kelistrikan di Istana Kepresidenan Jakarta penting? Presiden mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu sekalian, Pratikno melanjutkan, upaya revitalisasi ini menjadi hal penting karena menyangkut reputasi Indonesia di mata Internasional. "Ini bukan masalah listrik saja, tapi banyak hal, termasuk reputasi Indonesia di dunia internasional.
-
Mengapa Pemprov DKI melakukan renovasi fasilitas publik di Jakarta? Karena, meskipun kota metropolitan, Jakarta harus tetap memberikan kenyamanan untuk warganya.
-
Kapan revitalisasi Keraton Surakarta dimulai? Proses revitalisasi Keraton Surakarta yang rencananya menggunakan dana hibah dari pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) akan dimulai pada September 2023.
-
Kapan Taman Balai Kota Bandung dibangun? Ketika itu, taman dibangun pada 1885 dengan nama Pieters Stijhoff Park yang merupakan asisten residen Priangan yang dianggap berjasa usai berhasil membangun Bandung menjadi sebuah kota dengan penataan yang rapi.
-
Kapan Taman Sari dibangun? Tamansari sejatinya sebuah pesanggrahan yang konon dibangun 1758 M.
"Sebelumnya ada tujuh petugas, tapi katanya mau dibenerin tamannya, makanya empat lagi dipindah," ungkap salah satu petugas kebersihan dari suku dinas kehutanan saat diwawancara merdeka.com, Selasa(17/9).
"Dulu kita dikabarinnya sih taman ini bakal dibenerin Agustus tahun ini, tapi sekarang udah September dan gak ada tanda-tanda mau dibenerin," lanjutnya.
Sudah dua tahun ia bekerja di sini dari pukul 7 pagi hingga 3 sore. Menurutnya, tiga petugas merupakan jumlah yang sedikit untuk membersihkan seluruh taman. Apalagi, terkadang masih ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan.
"Jadi dikit jumlahnya, padahal yang harus dibersihkan banyak, apalagi daunnya sudah di mana-mana, kadang ada juga yang buang sampah sembarangan. Tapi ya gak apa-apa memang sudah tugas kita, risiko kita," ucapnya.
Petugas lainnya mengatakan beberapa kali pihak dinas yang datang dan memeriksa keadaan di sini.
"Beberapa kali sering cek, kalau ada kabar kayak vandalisme atau lainnya kita juga langsung dikontak ditanya tentang itu dan diminta tolong urus hal itu," ucapnya.
Menurutnya, hal yang masih perlu ditingkatkan adalah penyiraman. Ia menceritakan penyiraman sulit dilakukan lantaran bila dilakukan pagi ke sore, mobil-mobil yang parkir dapat terkena cipratan air.
"Saya pernah dulu nyiram pas pagi pakai alat yang di mobil itu kan, kebetulan waktu itu tim penyiraman lagi gak bisa, jadi kami bantu back up. Eh ada mobil kecipratan, marah-marah yang punya mobil," ungkapnya.
Malam hari juga tak dapat dilakukan penyiraman, sebab banyak orang yang tidur di taman.
"Masih suka ada orang yang tidur di sini waktu malam, nah gimana ya mau nyiram juga jadi susah, akhirnya jarang ada penyiraman, mengandalkan air hujan saja," ucapnya.
Fasilitas yang ada di taman ini juga tidak terawat baik. Air mancur tak lagi berfungsi, beberapa permainan anak, misalnya ayunan, sudah tak lagi dapat digunakan. Tak hanya itu, di beberapa tempat terdapat coret-coretan dari pihak yang tidak bertanggungjawab.
Mengenai kondisi ini, tim merdeka.com coba mengunjungi kantor camat Kebayoran Baru yang letaknya tak jauh dari taman. Namun, pihak camat sedang tidak dapat ditemui lantaran tak ada di tempat.
Meski kondisinya seperti ini, masih ada beberapa orang yang mengunjungi Taman Puring. Ada yang menjadikan taman ini tempat berbincang, beristirahat, atau sekadar melintas.
Muhidin, salah satu pengunjung mengaku sering ke tempat ini untuk beristirahat lantaran lokasi kerjanya tidak jauh dari sini.
"Suka ke sini kalau lagi gak kerja, bedanya ya sekarang paling agak sepian dibandingkan dulu, tapi Sabtu Minggu masih ramai sih saya lihat," ucapnya.
Beberapa komunitas juga menjalankan kegiatannya di sini, ada komunitas akting hingga komunitas parkour. Setiap hari Minggu, Komunitas Parkour Jakarta rutin berlatih di sini sejak sekitar dua tahun lalu.
Baca juga:
Balkot Farm, Percontohan Pertanian Perkotaan di Area Perkantoran
Kondisi Memprihatinkan Taman Kota Jatinegara
Kondisi Taman Puring Memprihatinkan
RTH Terbatas, Anak-Anak Bermain di TPU Karet Bivak
Konservasi Gedung Tua Eks Kodim Jatinegara
Memantau Pembangunan Taman Bermain Skateboard di Kolong Flyover Pasar Rebo
Taman Skate Park Dukuh Atas, Idola Baru Warga DKI untuk Rekreasi