Mau bangun LTR ditolak mentah-mentah DPRD, ini komentar Ahok
Ahok punya keyakinan melanjutkan pembangunan transportasi rel ringan ini dengan pihak swasta.
DPRD DKI Jakarta menolak rencana pembangunan Light Rail Transid (LRT). Alasannya karena belum memiliki Detail Engineering Design (DED) dan konsep yang jelas. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun menanggapinya dengan santai.
Ahok mengakui memang belum ada kajian dan DED yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Namun dia memiliki keyakinan untuk melanjutkan pembangunan transportasi rel ringan ini.
"Kalau ditolak kami bisa ngajuin ke swasta. Paling mereka cuman pemikiran. Namanya juga belum ada kajian DED, tapi koridor udah ada. Kami hanya berpikir kenapa kami enggak bangun sendiri," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (18/12).
Dia mengungkapkan, pihak swasta sangat tertarik dengan konsep transportasi massal ini. Sehingga Ahok menginginkan agar Pemprov DKI Jakarta memilikinya sendiri.
"Kalau kerja sama dengan swasta kan barang dapet, tapi untuk properti kan kami enggak untung lagi. Logikanya kalau swasta mau kenapa kami enggak mau ngerjain," tutup mantan Bupati Belitung Timur ini.
Sebelumnya, Anggota Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Slamet Noerdin mempertanyakan kesiapan rencana pembangunan LRT. Sebab proyek tersebut akan menggunakan APBD DKI Jakarta sebesar Rp 7 triliun.
"Bagaimana amdalnya, DED (detail engineering design), bagaimana PSO-nya (public service obligation-red). Terus bagaimana dengan pembagian tugasnya di Pemprov. Harus jelas," ujarnya dalam rapat Banggar di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (18/12).
"Kalau menganggarkan pembangunan, mungkin tidak. Tapi kita kasihlah Rp 1 miliar untuk kajian," lanjut Slamet.
Setelah melontarkan beberapa pertanyaan dan kritikan lain, akhirnya pimpinan rapat Tri Wisaksana langsung menyimpulkan hasil rapat.
"Kita sudah melihat rapat mengerucut. Kita minta Pemprov DKI untuk melengkapi semua data-data yang ada. Supaya bisa kita pelajari," ujar politikus PKS itu.