Menelusuri Pemasangan Teknologi AI yang Disebut Dishub Bisa Tekan Kemacetan Jakarta
Di lokasi ditemukan sebuah alat seperti tongkat, yang di ujungnya bulat dan di tengah ada bulatan menyerupai kamera kecil. Kendati demikian, belum diketahui apakah alat tersebut yang dimaksud oleh Dishub DKI Jakarta.
Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta telah memasang teknologi Artificial Intelligence (AI) guna menekan kemacetan. Teknologi kecerdasan buatan itu disebut-sebut untuk menekan angka kemacetan ibu kota dan telah dipasang di 20 titik.
merdeka.com mencoba melihat alat canggih tersebut di dua lokasi yakni Simpang Slipi dan Simpang Tomang.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Bagaimana teknologi masa depan digambarkan mengubah Jakarta? Isi video tersebut seolah ingin menceritakan, bahwa teknologi masa depan akan masuk dan mengubah bentuk Jakarta bukan hanya sekedar menjadi kota metropolitan, melainkan sebagai kota yang futuristik penuh kecanggihan teknologi.
Di lokasi ditemukan sebuah alat seperti tongkat, yang di ujungnya bulat dan di tengah ada bulatan menyerupai kamera kecil. Kendati demikian, belum diketahui apakah alat tersebut yang dimaksud oleh Dishub DKI Jakarta.
Pada lokasi Simpang Tomang hanya satu alat ditemukan. Alat tersebut ditemukan dari arah Tomang Raya menuju S. Parman. Lokasi kedua yaitu Simpang Slipi berada dari Palmerah menuju S. Parman. Kedua alat tersebut menempel didekat CCTV.
Selain CCTV, Dishub DKI juga memasang traffic light baru. Traffic light baru itu menunjang kerja dari sistem AI. Secara otomatis hal ini dapat diklaim mengurangi kemacetan ibu kota Jakarta.
Kadishub DKI Syafrin Liputo mengatakan teknologi AI tersebut mulai diterapkan pada April 2023.
"Kamera AI yang kemudian mendeteksi volume di sana, dimana yang kaki persimpangannya padat, tinggi volume lalu lintas otomatis di sistem akan menghitung dan akan memberikan secara otomatis juga akan memberikan waktu hijau yang lebih panjang dari sebelumnya," kata Syafrin saat dihubungi merdeka.com, Minggu (2/7).
"Misalnya sekarang sebelumnya diberi waktu 5 detik karena volumenya masih sedikit, ternyata pada saat tertentu volume lalu lintas di simpang atau di kaki yang 5 detik tadi tinggi (kemacetan), maka sistem akan menghitung. Kemudian akan diberikan waktu lebih panjang (lampu hijau) karena volume tinggi, itu otomatis itu," sambungnya menjelaskan fungsi CCTV dan traffic light.
Syafrin Liputo menjelaskan, alat yang digunakan lebih canggih dari sebelumnya. Nantinya, teknologi AI ini akan diatur dari control room.
"(CCTV) Modelnya seperti lalu lintas biasa cuma ada teknologi canggih, kamera ada sama, tapi ada elemen-elemen baru yang artificial intelligence pasang di sana. Tentu sistem dan alat-alatnya berubah yang tadinya kamera yang dipasang kamera lalu lintas biasa, sekarang sudah menggunakan kamera ANPR, jadi pelat nomor itu akan bisa diidentifikasi bahkan pelanggar lalu lintas dapat diidentifikasi," bebernya.
Ia menegaskan, sistem baru ini akan bekerja selama 24 jam.
"24 Jam dan berfungsi 24 jam," katanya.
Berikut 20 titik yang telah menggunakan teknologi AI:
Jalan Jembatan 2 Raya-Jalan Tubagus Angke,
Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot (Grogol),
Jalan S Parman-Jalan Tomang Raya,
Jalan S. Parman-Jalan KS. Tubun-Jalan Gatot Subroto (Slipi),
Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuna Said (Kuningan).
Jalan Gatot Subroto-Jalan Supomo (Pancoran),
Jalan MT haryono-Jalan Sutoyo (Cawang Uki),
Jalan DI Panjaitan-Jalan Kalimalang,
Jalan Ahmad Yani-Jalan Utan Kayu (Rawamangun),
Jalan Ahmad Yani-Jalan Pemuda-Jalan Pramuka,
Jalan Ahmad Yani-Jalan H. Ten,
Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Letjen Suprapto.
Jalan Senen Raya-Jalan Kwitang (Senen),
Jalan Gunung Sahari-Jalan Wahidin,
Jalan Gunung Sahari-Jalan Dokter Sutomo (MBAL),
Jalan Gunung Sahari-Jalan Angkasa-Jalan Samanhudi,
Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Besar (Kartini),
Jalan Gunung Sahari-Jalan Pangeran Jayakarta,
Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Dua,
Jalan Perniagaan Raya-Jalan Pasar Pagi Flyover (Jembatan Lima).
Sementara itu, di tahun ini akan ditambah lagi 40 titik atau simpang untuk dipasang teknologi AI. Diharapkan kemacetan Jakarta mampu ditekan.