Nasib KJP kini, bukan buat beli buku anak malah lahan duit foya-foya
Ahok menegaskan akan mempidanakan warga yang menyalahgunakan Kartu Jakarta Pintar.
Setelah terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo kala itu langsung menggagas lima program unggulan. Salah satunya membuat program Kartu Jakarta Pintar (KJP). Kartu ini sebagai bantuan pemerintah pada siswa atau siswi tak mampu.
Setelah Jokowi, sapaan Joko Widodo, tak lagi menjadi gubernur, program ini tetap dilanjutkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Saat ini, sudah seribu lebih siswa atau siswi di Jakarta mendapatkan KJP.
Tapi dalam perjalanannya, Ahok, sapaan Basuki, malah melihat KJP banyak disalahgunakan. Dia pun berang.
Berulang kali konsep penerimaan KJP diubah. Dengan harap bantuan ini bisa tersalur semestinya.
Berikut temuan Ahok soal KJP hingga dia berniat jembloskan penyalah guna KJP ke penjara:
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa yang diminta oleh DPRD DKI Jakarta kepada Pemprov DKI terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta menindak tegas PPKS? Pemprov DKI Jakarta menindak tegas para PPKS tersebut dengan melakukan razia selama 9 Februari sampai 13 Maret 2023
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
KJP malah dipakai buat beli emas sampai karaoke
Sedianya KJP dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekolah si anak. Mulai dari beli buku, sampai seragam dan tas. Tapi faktanya, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Arie Budhiman malah menemukan dana tersebut dipakai warga bukan hanya untuk berfoya-foya di karaoke saja, tetapi juga untuk membeli handphone dan emas.
"Hal yang terjadi informasi dari Bank DKI terjadi penyalahgunaan kartu yakni dipergunakan untuk melakukan belanja non pendidikan. Jadi selain untuk beli bensin motor, karaoke, dan beli HP, ada juga yang beli emas," kata Arie di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (3/8).
Arie menjelaskan bahwa transaksi terlihat di beberapa toko yang tidak menjual keperluan pendidikan seperti karaoke, toko mas, restoran, SPBU, dan toko elektronik. Nilai penukaran uang KJP mencapai Rp 700 ribu.
"Dengan adanya fakta-fakta ini kembali memperkuat kebijakan untuk membatasi penarikan tunai terus dilakukan. Kami akan terus sosialisasi," tuturnya.
Disalahgunakan, Ahok ubah mekanisme pencairan KJP
Ahok mengubah kebijakan penarikan uang KJP. Dengan kebijakan baru ini pemenang KJP tak bisa lagi menarik uang sampai Rp 1 juta, dan kini hanya bisa mengambil Rp 50 ribu per minggu.
"Mereka itu kebiasaan narik duitnya gede. Terus mereka marah-marah ke saya, 'Kurang ajar nih Ahok, dulu KJP sekali tarik bisa dapat sejuta, dua juta. Kenapa sekarang enggak bisa narik lagi?" ungkap Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (30/7).
"Makanya sekarang anak SD saya batasin. Dalam waktu 2 minggu, mereka hanya bisa tarik Rp 50 ribu. Anak SD cukup enggak dengan duit segitu? Cukup kalau buat orang menengah ke bawah mah," katanya menambahkan.
Ahok menemukan banyak misalokasi dana KJP dalam penggunaannya beberapa tahun ke belakang itu, beberapa di antaranya banyak disalahgunakan orangtua siswa.
Alasan itu membuat Ahok mengevaluasi sejumlah kebijakan KJP agar dana yang dialokasikan untuk kebutuhan pelajar benar-benar digunakan, tentunya harus sesuai dengan ketentuan Pemprov DKI Jakarta.
"Kalau buat emak bapaknya mah ya emang enggak cukup. Karena ternyata, selama ini sebagian KJP disalahgunakan orangtua. Makanya ini saya kunci, anak SMP dan SMA hanya boleh tarik Rp 50 ribu per minggu," pungkasnya.
Ahok mata-matai penggunaan KJP lewat stafnya
Program KJP memang bekerja sama dengan Bank DKI. Menurut Ahok, kerja sama itu kita terasa manfaatnya karena dia bisa memantau penggunaan KJP yang tidak sesuai.
Ahok mengaku telah memerintahkan sejumlah stafnya untuk menelusuri langsung penggunaan KJP, dengan memonitor sejumlah ATM Bank DKI dan memantau perilaku para pemegang KJP tersebut saat menarik dananya.
"Saya sengaja taruh staf saya di ATM. Suatu saat keluar seorang bapak-bapak sambil marah-marah, 'Kurang ajar si Ahok! Dulu tarik sejuta setengah langsung bisa. Sekarang malahan enggak bisa. Minggu ini malah enggak bisa ditarik'," ujar Ahok mengisahkan
"Lalu staf saya berlaga jadi orang biasa. Dia tanya, 'Kenapa? Buat apa?'. Bapak itu jawab, 'Iya, uang ini kan bisa saya pakai sebenarnya'," ujar Ahok.
"'Terus nanti anaknya gimana?'. Lalu si bapak jawab, 'Untuk anak kalau mau beli tas beli buku, bisa dipikirin lah nanti, biar ku cari.' Staf saya bilang, KJP kan tujuannya kartu pelajar buat anak kamu,'" kata Ahok.
"Lalu bapak itu bilang, 'Kan bisa ku pinjam dulu,'. Itu kan konyol," ujar Ahok sewot.
Ahok dan Djarot sepakat pidanakan penyalah guna KJP
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan akan mempidanakan warga yang menyalahgunakan Kartu Jakarta Pintar. Sebab sejauh ini dia sering memergoki penyimpangan fungsi KJP yang ternyata dipakai hura-hura.
"Yang punya KJP itu siswa tapi yang menggunakan orangtua. Ini kan sudah penipuan. Kalau betul-betul disalahgunakan yah cabut, pidanakan. Kita akan per ketat," kata Djarot di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (3/8).
Djarot menegaskan sejauh ini uang KJP tak hanya dipergunakan untuk membantu peralatan pendukung kegiatan belajar. Akan tetapi justru dipergunakan berfoya-foya.
"Bukan cuma buat karaoke, yang buat beli bensin sampai 700 ribu untuk mobil, perlengkapan alat-alat rumah tangga, kan ketahuan semua. Kalau disalahgunakan kan percuma, ini bukan buat anaknya, tapi orang tuanya," tandasnya.
Sama dengan Djarot, Ahok juga setuju mereka yang tak menggunakan KJP secara tepat bisa dipidana.
Saya mau orang-orang (penyalahguna KJP) ini dilacak dan digugat ke Polda Metro Jaya," tutur Ahok.
Ahok menegaskan bahwa dari dulu dia sudah merencanakan akan menindak orangtua murid yang menyelewengkan dana. Maka dari itu program KJP sengaja dibuat bekerjasama dengan Bank DKI. Dengan kerja sama itu, kata dia, pelanggar ketentuan akan dijerat pasal kejahatan perbankan.
"Kenapa saya minta ATM Bank DKI sebagai kartu pengenal? Agar kami bisa gugat ke penjara. Karena memakai ATM milik orang itu kejahatan perbankan," tegasnya.
Diprotes orangtua siswa, Ahok sebut penyalahgunaan KJP karena terbiasa mencuri
Ahok menyindir masyarakat yang protes terkait Kartu Jakarta Pintar terbiasa ambil dana besar. Padahal kebijakan baru Ahok ialah siswa SD diberikan Rp 50 ribu untuk dicairkan setiap dua minggu sekali. Sementara siswa SMP atau SMA diberikan Rp 50 ribu dapat ditarik pada seminggu sekali.
"Ini tuh persoalannya otaknya sudah biasa mencuri duit pakai mau narik cash melulu terus ribut, saya sih diamin saja," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (31/7).
Ahok mengaku bahwasanya tidak melakukan sosialisasi terlebih dahulu terkait kebijakan baru ini. Alasannya karena dia takut banyak yang protes dengan kebijakan baru tersebut di awal. Ahok tak mau protes masyarakat tersebut malah mengganggu proses eksekusi programnya.
"Ngapain sosialisasi nanti ribut lagi dari awal. Kalau saya bilang dari awal enggak bisa tarik kontan, wah pasti sudah demo tapi barang belum kelihatan nih. Paling bahaya sekelompok orang yang enggak puas menghasut orang terus menikmati itu yang bahaya," tuturnya.