PDIP bisa koalisi dengan Gerindra di Pilgub DKI, tergantung Megawati
"Kami terbuka siapapun ini untuk berkoalisi," kata Prasetio.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan, partainya tidak pernah menutup peluang untuk melakukan koalisi dengan semua partai dalan mengusung calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017. Bahkan koalisi dengan Partai Gerindra dan PKS sangat dimungkinkan.
"Semua (bisa koalisi). Kami terbuka siapapun ini untuk berkoalisi, dengan partai yang ada di Indonesia, sah-sah saja," kata Prasetio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (10/5).
Dia mengakui sudah ada pembicaraan di tingkat DPD hingga DPP. Hasil pembicaraan tersebut berada di kantong Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Ada di ketua umum. Ya silakan, ingin (koalisi) kan semua bisa, semua keputusan ada di Ibu Mega sebagai Ketua Umum," tegasnya.
Bahkan, Ketua DPRD DKI Jakarta ini mengungkapkan, rencananya PKS akan melakukan silaturahmi dengan partai berlambang banteng ini. Namun, dia enggan menyampaikan apa yang akan dibicarakan.
"Besok Rabu DPD PKS akan melakukan silahturahim dengan PDI Perjuangan, saya bicarakan dengan Plt Bambang DH, ya silakan monggo," tutupnya.
Sebelumnya, Partai Gerindra juga menyampaikan pernyataan serupa. Mereka membuka kemungkinan koalisi dengan partai politik lain di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, termasuk dengan PDI Perjuangan.
Saat Pilkada DKI 2012 lalu, Gerindra dan PDIP berkoalisi mengusung Jokowi-Ahok dan akhirnya menang.
"Tidak, yang sudah ya sudah. Kita terus kedepankan komunikasi yang baik dengan siapa pun, termasuk dengan PDIP," kata Wasekjen Gerindra Aryo Djojohadikusumo, di Jakarta, Selasa (26/4).
Pernyataan Aryo sekaligus menguatkan kader Gerindra Sandiaga Uno yang ikut mendaftar calon Gubernur DKI di PDIP. Dia menuturkan, Gerindra tak masalah dengan sikap Sandiaga dan bahkan mendapat restu dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Sebagai kader Gerindra kami semua mendukung, beliau juga sudah dapat restu dari Pak Prabowo untuk membuka komunikasi dengan partai mana pun termasuk dengan PDIP. Kita hanya punya 15 kursi dan itu harus berkoalisi, kan harus minimal 22 kursi," ujar dia.
Baca juga:
Banyak orang miskin di DKI, M. Idrus sebut tata kelola Pemprov buruk
PDIP Surabaya bantah Risma mulai membentuk simpatisan Pilgub DKI
Berkali-kali Risma tegaskan tak mau dicalonkan jadi gubernur DKI
PDIP masih godok bakal cagub DKI termasuk Risma
PDIP tak masalah berkoalisi dengan Gerindra lawan Ahok
Risma tak pernah berpikir menjadi Gubernur DKI Jakarta
Gaya komunikasi Ahok dinilai tak cerminkan ideologi pancasila
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.