Pemprov DKI sediakan tempat pengobatan depresi akibat putus cinta
Dinsos DKI Jakarta menyediakan bagi masyarakat mengalami stress akibat berbagai masalah, termasuk putus cinta. Bahkan guna mempercepat penyembuhan, mereka menyediakan psikolog sehingga diharapkan hati dan pikirannya menjadi lebih positif.
Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta menyediakan bagi masyarakat mengalami stress akibat berbagai masalah, termasuk putus cinta. Bahkan guna mempercepat penyembuhan, mereka menyediakan psikolog sehingga diharapkan hati dan pikirannya menjadi lebih positif.
"Kalau putus cinta enggak kuat menahan lalu stress ada psikolog konseling nanti diberikan hal-hal positif bagaimana mengembalikan kondisi kejiwaan kita," Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Masrokhan di kantornya, Jalan Gunung Sahari II, Kamis (29/12).
Menurut Masrokhan, pengobatan bagi mereka tengah depresi bukan termasuk pengobatan nonpanti. Sehingga mereka hanya diberikan pengobatan melalui 'daycare' secara gratis di lima wilayah Jakarta.
Di dalamnya, kata dia, juga ada psikolog dan dokter. Bahkan pihaknya juga menggunakan metode supranatural. Itu nantinya dimasukan dan diolah untuk menjadi metode komprehensif dalam menangani penyandang psikotik.
"Dokter puskesmas pun ada untuk nantinya mengobati penyakit penyerta lainnya, para peramu akan melayani 9 jam nonstop dalam rangka untuk bagi pasien yang memerlukan terapi dan pengobatan secara khusus," tutur Masrokhan.
"Dengan adanya daycare itu, para penyandang psikotik bisa pulang-pergi ke rumah untuk mendapatkan pelayanan. Pihak keluarga juga bisa membantu dalam proses penyembuhan mereka. Sehingga upaya pelayanan terhadap penyandang psikotik bisa dilakukan secara komprehensif," tambahnya.
Jika ingin berobat, ungkap dia, pagi bisa diantar dan sore sudah bisa dibawa pulang. Makan siang bahkan sudah disediakan Dinsos DKI. Masrokhan juga menambahkan bahwa 'daycare' terbuka untuk umum.
Sementara untuk panti, menurut Masrokhan, itu terutama ditujukan kepada masyarakat penyandang disabilitas mental atau psikotik. Terutama untuk mengatasi prevalensi penderita di tiap Panti Sosial Bina Laras (PSBL) miliknya.
"Untuk menangani prevalensi yang tinggi itu,tidak hanya kami adakan Laboratorium Scientist itu. Namun, ada namanya pelayanan panti dan nonpanti. Melalui panti akan menggunakan kluster sehingga dapat diketahui jenis penanganan secara medis, sosial, dan kemudian menjadi Warga Binaan Sosial (WBS) di PSBL," terangnya.