Pemudik Identik Bawa Kardus, Ini Alasannya
Turyono (56) bersama istri dan kedua anaknya yang ingin mudik ke Sragen, Jawa Tengah. Sebagai perantau di Ibu kota, banyak sekali barang bawaan untuk saudara di kampung halaman.
Masyarakat Jakarta mulai berbondong-bondong memadati kawasan terminal dan stasiun untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Mereka bergegas untuk berjumpa dengan keluarga untuk merayakan hari raya Idulfitri.
Untuk mengemasi barang-barang, sejumlah pemudik memilih menggunakan kardus sebagai pembungkus. Kadang isinya oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman. Tak jarang isinya kebutuhan pokok.
-
Di mana titik kemacetan mudik 2024 terjadi? Arus mudik terpantau ramai lancar, ada perlambatan pada saat keluar tol di KM 90 itu.
-
Apa yang diatur dalam UU Pilkada Serentak 2024? Undang-Undang Pilkada Serentak 2024 di Indonesia diatur oleh beberapa peraturan perundang-undangan, yang paling relevan adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.
-
Dimana terjadi kepadatan arus mudik menjelang Lebaran 2024? Kepadatan mulai terjadi di kawasan Pelabuhan Merak, Banten, oleh rombongan pemudik yang ingin berpergian lewat jalur laut.
-
Di mana jalur mudik dan balik Lebaran 2023 terpadat? Jalan Tol Trans Jawa menjadi jalur mudik dan arus balik terpadat di Indonesia.
-
Kapan puncak arus mudik di tahun 2024 terjadi? âJadi kalau tahun 2023 itu di H-3, kali ini bergeser di H-4 dengan tingkat puncak arus mudiknya yang turun dan ini tersebar di hari-hari sebelumnya,â tambah dia.
-
Apa yang sedang disidangkan di MK terkait dengan Pileg 2024? Perselisihan hasil pemilihan umum atau PHPU untuk sengketa Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 akan disidangkan pekan depan.
Bukannya tidak ingin beralih ke barang bawaan yang lebih mudah seperti koper dan lain sebagainya, namun untuk pemudik membawa kardus masih menjadi sebuah kebiasaan.
Seperti halnya Turyono (56). Dia bersama istri dan kedua anaknya yang ingin mudik ke Sragen, Jawa Tengah. Sebagai perantau di Ibu kota, banyak sekali barang bawaan untuk saudara di kampung halaman.
Bukan hanya tas yang digendong dan beberapa barang bawaan lain bersama keluarganya. Sebanyak lima buah kardus yang cukup berat berisikan kebutuhan mudik yang tertutup dengan selotip dengan ukuran yang berbeda-beda.
"Bawa kardus mah masih lebih gampang aja mas buat saya. Kalau ditanya kenapa enggak pakai koper? Sayang uangnya kan kalau kardus gampang ditemuin dimana aja," kata Turyono saat ditemui di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (19/4).
Tidak terpikirkan hal repot baginya walaupun hanya membawa kardus. Menurutnya hal itu lebih efisien untuk sekedar memasukan seperti beberapa kebutuhan pokok untuk keluarga yang di kampung.
"Ya isinya kaya kopi, beras, ada juga beberapa makanan, baju-baju gitu deh buat saudara di kampung," ucap dia.
"Walaupun nanti pas sampe kampung, kan masih harus naik angkot lagi dari terminal, ya sudah biasa aja tinggal tenteng, kan ada talinya tuh," ungkap Turyono.
Sebagai contoh, barang bawaan berupa kardus akan dibawa ditempatkan di bagasi bawa bagian bus. Belum lagi ditumpuk-tumpuk dengan barang bawaan pemudik lain, juga tidak menjadi masalah baginya.
Dari beberapa pengalaman mudiknya, kotak kardus yang dibawa untuk mudik memang sesekali kerap terhimpit dengan barang bawaan pemudik lain.
"Kalau kernet bus pasti paham yang kardus-kardus gini nih pasti taronya di atas setalah koper-koper gitu, kalau misalnya kardusnya kaya benyek dikit enggak masalah, yang penting enggak sampe robek aja, nanti takutnya ada yang ilang," tuturnya.
Turyono hanya berharap, buah tangan hasil jerih payah yang didapat selama mengais rezeki di ibukota dapat membawa keberkahan bagi seluruh keluarga yang ada di kampung.
(mdk/fik)