Pengakuan sopir truk sampah DKI, potong jalur demi hemat bensin
Hubungan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD Kota Bekasi belakangan memanas.
Hubungan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD Kota Bekasi belakangan memanas. Pemicunya, Jakarta dituding melakukan pelanggaran soal sampah karenanya DPRD Kota Bekasi ingin memanggil Ahok ke Bekasi.
Ketua Komisi A DPRD Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata memaparkan pelanggaran yang dilanggar Pemerintah Jakarta, antara lain operasional truk sampah di luar jam dan rute yang ditentukan, belum adanya sumur pantau kualitas air di sekitar TPST Bantargebang, dan jumlah tonase sampah yang lebih banyak dibanding dalam MoU.
Sopir tembak truk sampah DKI Jakarta mengaku terpaksa memotong jalan untuk sampai di lokasi pembuangan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat demi menghemat uang bahan bakar.
"Saya biasa dikasih uang oleh perusahaan untuk membeli 35 liter solar. Kalau lewat jalur normal, jumlah bahan bakar itu sangat pas-pasan," kata sopir tembak truk sampah DKI, Sahrono (59), di Bekasi, dilansir Antara, Jumat (23/10).
Adapun jalur normal yang dimaksud, yakni Jalan Transyogi Cibubur-Jalan Raya Cileungsi-Jalan Raya Siliwangi-Bantargebang. Namun untuk menghemat biaya solar, kata dia, sejumlah sopir truk sampah DKI memilih memotong jalan lewat rute alternatif Komsen Tol Lingkar Luar Jakarta, Jalan Raya Jatiasih, belok di simpang Pasarebo mengarah ke Jalan Cipendawa dan keluar di Jalan Raya Siliwangi arah Bantargebang.
"Kalau lewat jalan pintas, kita bisa hemat 7 sampai 8 liter solar per hari," katanya.
Sahrono mengaku diberi honor Rp 2,7 juta per bulan oleh pihak swasta penyedia truk yang bekerja sama dengan Pemprov DKI.
"Bahkan kalau saya paksakan lewat jalur normal, bisa-bisa gaji saya bisa kepakai untuk tambah solar," katanya.
"Makanya kami cari cara dengan menghemat solar, minimal gaji bulanan kami tidak kurang," katanya.
Sahrono merinci besaran pengeluaran operasional distribusi truk sampah setiap harinya rata-rata berkisar Rp 50 ribu yang tidak ditanggung perusahaan.
Biaya tersebut di antaranya timbang sampah di TPST Bantargebang Rp 5 ribu, biaya tol Rp 21 ribu, surat jalan Rp 2 ribu, ongkos tukang pengeruk bak sampah Rp 5 ribu, ongkos buang sampah Rp 10 ribu, buka terpal bak sampah Rp 10 ribu.
"Saya berstatus sopir tembak udah dua tahun," katanya.
Dia juga mengaku tidak dilengkapi dengan STNK asli serta SIM B oleh perusahaan saat berkendara membuang sampah ke Bantargebang.
"Kami tidak dikasih STNK asli sama kantor, cuma fotokopi. Apa kata kantor, ikut saja," katanya.
Baca juga:
Ahok akan selidiki masalah TPST Bantar Gebang
DPRD Bekasi: Suruh Ahok lihat sendiri TPST Bantargebang
Ribut dengan DPRD Bekasi soal sampah, Ahok seret Bang Yos
Menolak panggilan DPRD Bekasi, Ahok akan kirim kepala dinas
Ahok ribut dengan DPRD Bekasi akibat sampah, sampai mau kirim TNI
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang diminta oleh DPRD DKI Jakarta kepada Pemprov DKI terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.