Peta Bencana Tanah Bergerak di Jakarta, Warga Perlu Waspada
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatatkan sebanyak 30 kelurahan pernah mengalami tanah bergerak atau longsor. Kejadian ini berdasarkan peta frekuensi longsor BPBD selama periode 2017-2021.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatatkan selama periode 2017-2021, terdapat 56 kejadian longsor di Jakarta. Catatan kejadian longsor terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
"Paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Selatan 34 kejadian, dan Jakarta Timur 21 kejadian," kata Pelaksana tugas Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, Selasa (5/4).
-
Mengapa tanah longsor terjadi? Selain itu, waspada juga jika halaman atau lantai pada rumah tiba-tiba ambles, adanya tanah yang runtuh dalam jumlah yang besar, serta munculnya mata air secara tiba-tiba.
-
Di mana saja bencana tanah longsor terjadi di Jawa Tengah? Cuaca ekstrem dalam beberapa hari belakangan membuat sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah dilanda bencana longsor dan tanah bergerak. Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang. Bencana longsor juga terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
-
Dimana tanah longsor terjadi di Kabupaten Karangasem? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Dimana lokasi bencana longsornya? Tim elit Basarnas ini salah satunya diterjunkan untuk memaksimalkan upaya pencarian korban bencana longsor pada areal tambang emas rakyat di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
-
Kapan tanah longsor terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
Adapun wilayah kelurahan yang paling banyak kejadian longsor di Srengseng Sawah dengan 6 kejadian, dan Ciganjur dengan 4 kejadian. "Mayoritas kejadian tanah longsor terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi pada lokasi yang berada di sekitar kali/sungai" imbuhnya.
Berdasarkan peta frekuensi longsor yang diterima merdeka.com, ada tiga tingkatan frekuensi longsor, yaitu; rendah, dengan catatan kejadian longsor 1-2 kejadian. Frekuensi sedang, yaitu catatan longsor 3-4 kejadian. Frekuensi tinggi, yaitu catatan longsor lebih dari 5 kejadian.
©2022 Merdeka.com/PVMBG
10 Kecamatan
BPBD DKI Jakarta pun mengingatkan warga di 10 kecamatan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur untuk mewaspadai tanah rawan bergerak per Maret 2022.
"Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa daerah di DKI Jakarta berada di zona menengah," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji di Jakarta dilansir Antara, Senin (4/4).
Pada zona itu dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Dia menjelaskan, wilayah yang memiliki potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan dari BMKG.
Untuk itu, BPBD DKI meminta kepada lurah, camat, dan masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal.
Adapun 10 kecamatan itu dan diunggah akun Instagram @bpbddkijakarta yakni:
Jakarta Selatan
Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan.
Jakarta Timur
Kecamatan Kramat Jati dan Pasar Rebo.
Kurang Sosialisasi
Di pihak lain, Camat Mampang Prapatan Jakarta Selatan, Djaharuddin mengaku belum mendapatkan sosialisasi bahwa daerahnya masuk sebagai zona rawan tanah bergerak.
Belum adanya sosialisasi mengenai tanah bergerak, Djaharudin berkesimpulan bahwa yang dimaksud tanah bergerak adalah tanah rawan longsor.
"Saya belum mendapatkan sosialisasi dri BPBD terkait tanah bergerak. Pemahaman saya, tanah bergerak di Mampang adalah tanah yang berada di bantaran kali yang rawan longsor," kata Djaharudin kepada merdeka.com, Selasa (5/4).
Jika istilah tanah bergerak merupakan tanah rawan longsor, Djaharuddin berujar bahwa wajar jika wilayah tempat ia tinggal masuk ke dalam zona rawam tanah bergerak. Sebab, Kecamatan Mampang Prapatan dikelilingi oleh Kali Mampang dan Kali Krukut.
Pemukiman penduduk di sepanjang bantaran kali tersebut merupakan penduduk paling rentan terdampak tanah bergerak.
"Kelurahan yang ada di Kecamatan Mampang dialiri Kali Mampang yang sampai saat ini bantaran kali sebagian belum diturap dan sebagian sudah diturap sudah lama. Sedangkan Kali Krukut hanya melewati Kelurahan Pela Mampang dan Kuningan Barat," ujarnya.
(mdk/rnd)