Plt Kadis Parekraf DKI Masih Dirawat Setelah Alami Luka Tusuk 4 Sentimeter
Pelaku penusukan ini diketahui dilakukan oleh seorang petugas keamanan sekuriti yang kontrak kerjanya tak diperpanjang lagi setelah delapan tahun bekerja.
Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kadis Parekraf) Gumilar Ekalaya ditusuk seseorang berinisial RH di Kantor Dinas Pariwisata DKI, Mampang, Jakarta Selatan. Kejadian itu terjadi pada Rabu (10/2) sekitar pukul 10.39 Wib.
Pelaku penusukan ini diketahui dilakukan oleh seorang petugas keamanan sekuriti yang kontrak kerjanya tak diperpanjang lagi setelah delapan tahun bekerja.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Tak hanya terhadap Gumilar saja pelaku melakukan penusukan, tapi juga terhadap satu orang lainnya yakni sekuriti yang saat itu coba untuk ingin mengamankan RH. Setelah mendapat luka tusukan tersebut, kedua korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Sampai saat ini kondisi korban masih dalam keadaan stabil, namun masih dalam proses perawatan. Karena luka di bagian paha kiri untuk korban pertama itu sedalam 4 sentimeter," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Azis Andiansyah di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (11/2).
Tak hanya Gumilar saja yang masih mendapatkan perawatan medis, melainkan juga terhadap satu korban lainnya yang harus mendapat jaitan akibat luka tusukan.
"Kemudian untuk luka dari korban yang kedua juga sama di bagian dada kiri harus dilakukan perawatan dijahit ya," pungkasnya.
Wagub DKI Ungkap Kondisi Plt Kadisparekraf
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan motif penusukan yang dialami Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Gumilar Ekalaya.
Kata dia, motif penusukan tersebut yakni pelaku merasa kecewa karena kontraknya sebagai Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) tidak diperpanjang.
"Kemarin memang Plt Kadis Pak Gumilar Ekalaya ditusuk oleh orang yang kecewa karena belum diperpanjang lagi bekerja sebagai sekuriti," kata Riza di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (11/2).
Riza menyatakan kontrak tersebut tidak diperpanjang itu dikarenakan terdapat sejumlah kendala. Salah satunya yakni terkait biaya.
"Petugas PJLP yang sudah habis masa kontraknya, belum mendapatkan kesempatan untuk diperpanjang, karena keterbatasan pembiayaan dan sebagainya," ucapnya.
Lanjut dia, saat ini kondisi Gumilar sudah membaik paska penusukan. Untuk peristiwa tersebut sudah ditangani oleh pihak Kepolisian.
"Kondisinya kemarin sudah dijahit 3 jahitan dan langsung pulang kondisinya baik, saya sudah telepon juga kemarin. Kemudian juga yang melakukan penusukan sudah ditangani di kepolisian," jelas Riza.
Sebelumnya, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta Gumilar Ekalaya ditusuk orang tidak dikenal. Kejadian terjadi di kantor Dinas Parekraf pada Rabu (10/2) siang.
Kepala Bidang Industri Pariwisata Disparekraf, Bambang Ismadi menuturkan kronologi kejadian penusukan tersebut.
Kata dia, kejadian itu bermula saat Gumilar menerima pelaku yang bertamu ke kantornya di lantai 2. Ternyata pelaku membawa senjata tajam. Seketika, pelaku nekat menusuk Gumilar di bagian paha.
"Di dinas ini, lantai 2. Pak Gumi terima dia (pelaku). Bawa sajam dia. Ditusuklah Pak Gumi, kalau enggak salah kena di bagian paha," kata Bambang.
Pelaku juga sempat melukai petugas keamanan gedung saat hendak menangkapnya.
Kronologi Penusukan
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Azis Andiansyah mengatakan, sebelum terjadi penusukan terhadap Gumilar. Pelaku lebih dulu melakukan perbincangan dengan korban.
"Ketika bertemu, kemudian ada sedikit pembicaraan yang membuat tersangka tersebut emosi, sehingga kemudian melukai Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI dengan cara menusukkan sebilah belati yang mengenai dibagian paha," kata Azis di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (11/2).
Kemudian, RH langsung meninggalkan lokasi tersebut dengan melalui tangga untuk turun ke lantai bawah karena bermaksud untuk melarikan diri.
"Namun bertemu dengan salah satu security yang kemudian karena security curiga. Kenapa pelaku tersebut membawa belati, kemudian dihalau, disitulah terjadi dengan security dan mengakibatkan security tersebut tertusuk di bagian dada kiri," jelasnya.
Saat itu, ada secuirty lainnya yang melihat rekannya itu ditusuk. Kemudian ia langsung menolong rekannya tersebut serta mengamankan pelaku.
"Kemudian menghubungi petugas kepolisian dan petugas kepolisian Polsek Mampang hadir dan bersama-sama dengan pihak security mengamankan pelaku yang melakukan penusukan tersebut," ujarnya.
Menurutnya, aksi penusukan yang dilakukan RH itu sudah direncanakan olehnya. Karena, pelaku sudah membawa belati yang disimpan di dalam tasnya. "(Sudah direncanakan) ya, karena belati pun sudah dibawa dari rumah," ucapnya.
"Untuk tersangka kita sangkakan dengan Pasal beberapa Pasal. Tapi paling utama yaitu 351 ayat 2, dengan ancaman hukuman 5 tahun dan dilapiskan dengan UU darurat dengan membawa senjata tajam," tutupnya.
Reporter: Ika Defianti
(mdk/gil)