Proyek MRT, 'perut' Bundaran HI-Setiabudi dibor akhir Januari
Kontraktor akan mempersiapkan pelat baja dan penguatan dinding-dinding terowongan.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang kejar target menyelesaikan proyek Mass Rapid Transit (MRT). Proyek MRT ini diyakini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengetaskan kemacetan Ibu kota yang kian memprihatinkan.
Pembangunan proyek ini saat ini telah sampai pada tahap pengeboran. Proses ini merupakan kelanjutan dari pekerjaan pembuatan guide wall atau tembok penyangga yang telah dilakukan sejak (27/5) tahun lalu.
Lalu bagaimana perkembangannya saat ini? Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Dono Boestami mengatakan untuk tahap awal, Antareja 1 dan 2 yang digunakan untuk menggali terowongan (tunnel) MRT dari Patung Pemuda sudah sampai di senayan.
"Tunnel kita ketahui bersama terakhir itu Antareja 1 sudah tembus Stasiun Senayan, Antareja 2 tinggal 45 meter lagi, kemungkinan tanggal 27 akan tembus," kata Dono di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (6/1).
Nantinya, tanggal 27 Januari, Antareja 1 dan 2 akan melanjutkan tugasnya menggali terowongan menuju stasiun Senayan kemudian Istora, lalu stasiun Bendungan Hilir sampai ke Stasiun Setiabudi.
"Sekarang kita sedang persiapkan kedatangan Antareja 3, Antareja 1 sudah dalam proses untuk ditarik ke sisi utara jadi persiapan sudah untuk mengebor lagi di Stasiun Senayan menuju Stasiun Istora," jelasnya.
Lebih lanjut, katanya, pihak PT MRT sedang menghentikan operasional TBM 2, sebabnya karena adanya tekanan tanah yang tinggi disekitar Stasiun Senayan menuju Stasiun Istora. Sehingga, kontraktor akan mempersiapkan pelat baja dan penguatan dinding-dinding terowongan.
"Karena memang sekarang kondisinya stop, yang TBM 2 itu stop karena kita persiapkan lubang untuk dia tibanya. Jadi waktu itu persiapan kami ini karena tekanan tanahnya cukup tinggi jadi kontraktor mempersiapkan khusus, jadi ada persiapan penguatan-penguatan," tandas Dono.
"Jadi disiapkan terowongannya ada groting-groting (injeksi beton) yang dilakukan, plat baja juga sudah kita pasang, jadi saat ini memang stop, tunggu persiapan itu baru nanti mulai," lanjutnya.
Ditambahkannya, untuk mesin bor Antareja 3, saat ini sudah tiba di Stasiun Bundaran HI dan akan beroperasi pada awal Februari mendatang. TBM 3 dan 4 direncanakan akan mengeruk perut bumi Jakarta mulai dari Stasiun Bundaran HI sampai Stasiun Setiabudi.
"Kalau untuk TBM ketiga itu sudah tiba di stasiun bundaran HI mata bor sudah turun, rumahnya diketahui belum turun. Rencananya setelah Imlek karena kebetulan operatornya merayakan Imlek dari Taiwan jadi kami menunggu dia untuk tahap awal operatornya masih dilakukan asing nanti akan diambil alih oleh Indonesia," ujarnya saat dikonfirmasi.
"Setelah Imlek akan mulai beroperasi TBM 3, kalau TBM 4 nya itu sudah tiba di Jakarta juga sudah ada di workshopnya kontraktor di Cakung," tambahnya.
Seperti diketahui, pengeboran terowongan (tunnel) ini menggunakan Tunnel Boring Machine (TBM) atau bor raksasa bernama Antareja ini memiliki diameter 6,7 meter dan total panjang ± 43 meter. Bobot secara keseluruhan mesin ini, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars) mencapai kurang lebih 323 ton.
Ada empat mesin yang akan dipergunakan oleh PT MRT Jakarta untuk membangun subway. Mesin bor 'Antareja' ini akan dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan 105 (Senayan-Setiabudi), yaitu SOW Joint Venture yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi.
Mesin bor ini menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia yang diproduksi perusahaan Jepang, Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC).
Sementara itu, mesin bor kedua dan ketiga masih dalam proses perakitan. Kedua mesin ini akan segera beroperasi untuk melanjutkan tahapan pembangunan terowongan MRT.
Baca juga:
Menengok pengeboran terowongan MRT
Melihat lebih dekat pembangunan stasiun MRT di Dukuh Atas
Mengenal Antareja, tumbal perang Bharatayuda dan proyek MRT
Pastikan proyek jalan terus, Jokowi pantau terus proyek MRT
Mengintip proyek MRT Thailand yang dibangun di bawah sungai
Imbas proyek MRT, JPO sepanjang Sudirman-Thamrin akan dibongkar
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Kapan MRT mulai dibangun? Tahukah Anda jika MRT sebenarnya sudah dirintis sejak era Orde Baru, yakni tahun 1985.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Siapa yang membangun MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Berdasarkan data yang dirilis PT MRT pembangunan MRT CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta mencapai 80,75 persen.
-
Apa solusi yang diusulkan Jokowi untuk menutup kerugian MRT dan LRT? Jokowi menilai sistem jalan berbayar elektronik atau "electronic road pricing" (ERP) dapat menjadi sumber penerimaan daerah yang dapat menutup kerugian tersebut."Akhirnya ketemu ditutup dari ERP atau electronic road pricing. Ketemu, ya sudah, diputuskan dan saya putuskan. Dan itu keputusan politik, bahwa APBN atau APBD sekarang masih suntik Rp800 miliar itu adalah memang adalah kewajiban. Karena itu pelayanan, bukan perusahaan untung dan rugi," kata Jokowi.
-
Apa saja yang dibangun pada MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, yang akan menghubungkan Bundaran HI-Kota, diharapkan selesai pada 2027 untuk segmen pertama.