Risma maju Pilgub DKI Jakarta jika diizinkan warga Surabaya
Risma meyakini sebagian besar warga Surabaya marah bila dirinya maju di Pilgub Jakarta
Pemilihan kepala daerah DKI Jakarta akan digelar Februari 2017. Sjeumlah nama mulai muncul ke permukaan. Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini (Risma) disebut-sebut masuk radar PDI Perjuangan untuk diusung di Pilgub Jakarta dan disiapkan bertarung melawan calon petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Risma berkali-kali menolak dijagokan sebagai salah satu kandidat kuat di Pilgub Jakarta. Dia beralasan, harus menjalankan amanat sebagai wali kota Surabaya dan menepati janji menuntaskan hingga akhir masa jabatannya pada 2020.
"Endaklah. Saya sudah sampaikan saat saya terpilih jadi wali kota Surabaya bahwa saya punya janji dengan warga Surabaya. Saya enggak bisa kemudian saya lepas begitu saja. Bagaimanapun, janji itu utang. Saya nanti akan ditagih oleh warga Surabaya," ujar Risma usai menghadiri pelantikan kepala daerah di Kantor Kemendagri, Jakarta, Jumat (22/4).
Namun ternyata Risma masih membuka peluang untuk maju di Pilgub DKI Jakarta dengan satu syarat yakni mendapat dukungan dan restu warga Surabaya.
"Kecuali warga Surabaya bilang, oh enggak apa-apa, gitu kan. Tapi kalau enggak izin mereka, bagaimana saya bisa," tegasnya.
Risma meyakini, sebagian besar warga Surabaya marah bila dirinya didorong-dorong maju di Pilgub Jakarta.
"Enggak boleh. Mereka (Warga Surabaya) marah pasti. Ya sekali lagi banyak yang belum sejahtera, itu kewajiban saya untuk meringankan beban mereka. Gitu ya?," tutup Risma.
Seperti diketahui, Ahok memutuskan maju di Pilgub DKI Jakarta 2017, melalui jalur perseorangan. PDIP mulai memasang 'radarnya' untuk mencari kader-kadernya yang mumpuni untuk melawan mantan Bupati Belitung tersebut.
Beberapa nama yang disebut-sebut bakal diusung partai besutan Megawati Soekarnoputri itu antara lain, Wakil Gubernur DKI Djarot Saifuk Hidayat, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.