Sedang semangat nyagub DKI, borok Saefullah malah dibongkar Ahok
Saefullah mengaku sudah mendekati sejumlah partai dan kalangan NU.
Niat Sekretaris Daerah Jakarta, Saefullah, mencalonkan diri di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 tidak main-main. Dia sudah mendekati banyak partai politik, walaupun sampai hari ini belum ada yang memberi lampu hijau untuk mengusung.
Bukan cuma partai, Saefullah juga mendekati sejumlah ormas Islam. Salah satu yang dia dekati adalah kalangan NU.
"Sebab komunikasi hampir semua partai. Tapi kan hasil komunikasinya enggak tahu, kami diundang untuk bicara saja. Kalau ngobrol setengah jam kan banyak. Saya sudah bolak-balik enggak ada surat dukungan. Tapi saya siap," kata Saefullah, beberapa waktu lalu.
Sebagai pejabat karir di DKI, dia paham betul apa-apa saja yang menjadi persoalan warga Jakarta. Berbekal pengalamannya itulah, membuat Saefullah tergerak membuat Jakarta lebih baik.
"Kalau bicara ingin enggak ingin, semuanya mau. Namanya diberikan amanah oleh rakyat, menjalankan amanah rakyat dan pelayan rakyat, ya saya rasa semua orang ingin. Bukan kejar kekuasan tapi pelayanan bagi masyarakat lebih baik," terangnya.
Mengingat atasannya, Basuki Tjahaja Purnama, juga kembali maju sebagai incumben, Saefullah mengaku sudah pernah membicarakannya. Menurutnya, Ahok tak keberatan.
"Saya bilang, 'pak saya ditarik-tarik, didorong-dorong'. Ya ikutin saja. Sepanjang lapangannya rata, ya boleh saja, dia bilang. Tapi secara langsung khusus saya bicara pak saya mau nyagub cawagub, gimana? Saya belum," jelasnya.
"Dulu pernah diundang Gerindra pertama kali, saya lapor, Pak gimana nih. Tapi saya saat ini memilih tidak datang. Dia bilang Pak Sekda datang aja. Habis itu saya tidak ngomong lagi," bebernya.
Mulai ramainya nama Saefullah disebut-sebut bakal maju di Pilgub DKI, mulanya ditanggapi Ahok, sapaan Basuki, biasa saja. Malah, kata Ahok, dia sudah mempersiapkan program lelang jabatan sekda di mana banyak orang yang pastinya mengantre.
"Yang mau jadi Sekda, ngantre sebetulnya. Siapa yang enggak minat? Tiap bulan dapat tambahan uang operasional Rp 100 juta dari saya," ucap Ahok sesumbar.
Namun, pada Kamis kemarin, Ahok malah membongkar borok Saefullah yang diamatinya sejak menjabat di DKI. Ahok mengungkap bagaimana perangai Saefullah yang diam-diam menggalang dukungan politik dari PNS DKI.
Dia mengungkit kisah pelantikan ratusan lurah dan camat yang batal dilakukan karena memang tak pernah diagendakan. Sekitar November 2015 lalu, Ahok mendadak naik pitam sebelum memulai acara pelantikan pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) eselon III dan IV DKI Jakarta. Kemarahan Ahok bermula ketika melihat ada jajaran calon Camat dan Lurah dengan pakaian dinas upacara (PDU) serba putih turut hadir dalam pelantikan itu.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Bagaimana Ahok dan Puput Nastiti Devi menunjukkan kebersamaan saat berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.
-
Kenapa Ahok merasa prihatin dengan nasib generasi muda? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
Ahok mengatakan, keberadaan lurah dan camat kala itu ulah perintah Saefullah. Menurutnya, Saefullah salah satu anak buah yang sering melawan dirinya.
"Sekda aja ngelawan saya kok," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.
Dia menyebut Ahok sengaja menggalang dukungan dari PNS untuk memuluskan langkahnya menuju pilgub DKI. Bahkan, kata Ahok, Saefullah melakukan kampanye terselubung.
"Kamu kira Sekda enggak pasang orangnya, lurah, camat yang sempat saya cut ingat enggak? Yang tiba-tiba baju putih semua dilantik itu loh. Saya langsung potong kan. Kamu kira enggak pasang-pasang orang untuk kampanye? Justru lebih bahaya Sekda, dia yang menentukan semua program kita. Surat kita jalan enggak jalan semua di dia. Saya masih santai aja," bebernya.
Namun, dalih Ahok, dirinya memilih tetap mempertahankan Saefullah dengan harapan sikapnya bisa berubah.
"Supaya dia lebih baik, biar dia buka borok saya istilahnya. Apa kurang fair lagi. Nah kenapa saya juga santai, dia mau buka borok apa, apa yang mau dibuka, semua rapat rapim terbuka, itu yang mereka lupa bahwa saya bukan gubernur kayak dulu kalau dulu rapat, rapim keputusan, sekda di luar bisa ngomong macam-macam kalian bisa percaya, sekarang dia mau ngomong apa coba, mau ngomong apa coba gimana mau manfaatin birokrasi," cibir Ahok.
Tak hanya itu, ulah lain Saefullah, kata Ahok, sering kali melakukan pelantikan tanpa sepengetahuan dirinya.
"Saya biarin aja, bagi saya siapapun yang anda angkat, selama dia jadi estate manajer mau lurah camat, saya udah bilang, anda mau benci sayapun mau kampanye nolak saya pun silakan. Jangan ketahuan aja, karena sebagai PNS ada sumpah ada aturan bisa dipecat. Kalau cuma diam-diam galang masa mau habisin saya macam-macam silakan aja," sambungnya.
Ahok lagi-lagi mengklaim memaklumi apa yang dilakukan Saefullah. Dia hanya berpesan agar Saefullah berani transparan dengan dirinya, termasuk urusan pilgub.
"Saya justru sangat demen kalau saya berpolitik dengan transparan ya. Saya paling demen orang dalam itu terang-terangan ngelawan karena enggak puas. Yang enggak ngelawan kan banyak. Makanya saya sangat fair," beber Ahok.
Salah satu bentuk transparansi yang selalu dibangga-banggakan Ahok adalah mengunggah rekaman video rapat dan pertemuan ke Youtube.
"Kan kita tahu Jakarta tempo hari kayak apa. Makanya saya senang banget, karena kan semua dibuka di Youtube senang saya. Jadi enggak ada alasan saya memanfaatkan birokrat. Justru saya buka birokrat boleh nantang saya," pungkasnya.
Namun berbagai tudingan Ahok dibantah langsung oleh Saefullah. Dia pastikan apa yang dilakukannya juga terbuka dan sepengetahuan Ahok sebagai atasannya.
"Semua mutasi pejabat itu dibahas dengan sangat terbuka. Pelantikan itu semua atas izin gubernur. Saya 3-4 kali kalau enggak salah (melantik) itu semua ada izin, enggak ada yang enggak ada izinnya. Saya di sini sebagai pembantu pak Gubernur dan Wakil Gubernur, enggak mungkin saya sekonyong-konyong gitu aja," tegas Saefullah.
Baca juga:
Hasto soal kader PDIP yang tolak Ahok: Ekspresi itu sah
Datangi kantor DPP PDIP, Pramono ngaku ingin silaturahmi dengan Mega
Bantah Ahok, Sekda sebut 'Santai saja tidak ada yang ditutup-tutupi'
Hasto sebut hubungan PDIP dan Ahok kini positif
Djarot soal diduetkan dengan Ahok: Indikasi kuatnya ke sana
Fadli Zon jelaskan maksud Prabowo sebut antek asing
Militansi kader partai diragukan jika PDIP usung Ahok jadi Cagub DKI