Sekda DKI Soal Banjir Jakarta: Dinikmati Saja
Saefullah juga membela Anies dengan mengatakan Jakarta tidak pernah menetapkan status darurat kendati banjir kerap kali mengepung daratan ibu kota. Fakta ini, menurut Saefullah, menunjukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mampu menangani masalah banjir.
Banjir di Jakarta pada Selasa (25/2) pagi kembali menuai kritik dari warga. Namun Sekretaris Daerah DKI Saefullah Hidayat meminta warga Jakarta menikmati saja banjir yang saban tahun terjadi saat musim hujan.
"Jadi dinikmati saja. Itu soal manajemen air, tubuh kita 2/3 persen air, sering keluar air. Banyak kepala, atau mana, air mata aja harus ada manajemen," kata Saefullah, Rabu sore.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir Demak terjadi? Banjir besar yang menerjang wilayah Demak terjadi sejak Kamis (8/2).
-
Kapan banjir di Demak terjadi? Banjir Demak sudah berlangsung hingga satu minggu lamanya. Namun hingga hari ini air belum juga surut.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
Saefullah juga meminta warga tidak gegabah atau terburu-buru menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mundur dari jabatannya. Alasannya, masih ada sisa waktu untuk bekerja menanggulangi permasalahan paten banjir di Jakarta.
Saefullah juga membela Anies dengan mengatakan Jakarta tidak pernah menetapkan status darurat kendati banjir kerap kali mengepung daratan ibu kota. Fakta ini, menurut Saefullah, menunjukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mampu menangani masalah banjir.
"Kita tidak pernah menetapkan keadaan darurat, artinya kita bisa mengelola dan manajemen barokah yang dikeluarkan melalui hujan kita manage dengan baik, semua kita kerjakan," tukasnya.
Dalam kurun dua bulan, Jakarta terhitung sedikitnya lumpuh sebanyak tiga kali. Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyebut, banjir yang melanda wilayah Jakarta menyebabkan kerugian ekonomi bagi para pengusaha. Salah satunya, mengganggu aktivitas perdagangan di wilayah Mangga Dua.
"Jadi, dengan adanya tenaga kerja yang tidak tembus. Kita lihat di daerah Mangga dua, Kios 50 persen tutup," tegas Sarman di Hotel Millenium Sirih, Jakarta, Rabu (26/2).
Selain itu, banjir yang merendam Kelapa Gading juga mengakibatkan meruginya usaha perhotelan hingga perdagangan, seperti pasar tradisional. "Secara psikologis, masyarakat saat banjir enggan keluar rumah. Pasti ada penurunan pengunjung," imbuhnya.
Sarman menambahkan, sektor logistik dan jasa ikut pula terdampak, akibat banjir yang memutus akses jalanan Ibu kota. Terkait, jumlah kerugian materiil yang dialami para pengusaha yang dirugikan akibat banjir Sarman menyebut masih belum bisa di kalkulasi.
"Kalau kisaran angka saya belum (bisa beritahu)," lanjut dia.
Baca juga:
Pernyataan Kontroversial Sekda DKI, Banjir Nikmati Saja Hingga Terkenal Dunia Akhirat
Wapres Sayangkan Komplek Istana Presiden Kebanjiran
Anies Sebut Seluruh Wilayah Jakarta Terdampak Banjir Sudah Surut
Imbas Banjir, Jumlah Penumpang MRT Jakarta Turun
Tak Hadir, Anies Mengaku Sudah Kirim Perwakilan untuk Rapat di DPR
Anies Sebut Kepala BPBD Mundur Tak Pengaruhi Penanganan Banjir Jakarta
Banjir Jakarta Lumpuhkan Sektor Perdagangan Hingga Perhotelan
6 Anak di Bawah Umur Terlibat Perusakan Aeon Mall Jakarta Garden City