Senangnya Orangtua dan Anak Sekolah Kembali Dibuka
Sementara itu, Muhammad Khadafi (16) salah satu siswa yang mengikuti PTM terbatas mengaku senang karena dapat belajar tatap muka langsung. Apalagi, kata dia, selama ini belum pernah mengikuti pembelajaran di sekolah.
Sebanyak 130 siswa di SMK Negeri 32 Jakarta menjalani pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada hari pertama, Senin (30/8).
"Total siswa di sini keseluruhan ada 680. Namun, yang hari ini masuk baru 130 siswa," kata Kepala Sekolah SMKN 32 Jakarta Komariah di Jakarta Selatan, dikutip dari Antara.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kenapa semangat belajar penting untuk masa depan anak? Semangat belajar berbanding lurus dengan cita-cita yang akan dikejar oleh seorang anak di kemudian hari.
-
Mengapa anak malas belajar? Mengatasi anak yang malas belajar memerlukan pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor yang memengaruhi motivasi dan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kenapa penting untuk mengajarkan anak berdoa pulang sekolah? Doa ini tidak hanya sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelancaran aktivitas belajar, tetapi juga sebagai permohonan perlindungan selama perjalanan pulang.
Ada pun yang menjalani PTM hari pertama, kata Komariah, merupakan siswa kelas 10 yang telah memenuhi syarat mengikuti PTM terbatas.
Dia mengatakan, sebelumnya pihaknya telah menyosialisasikan terkait kesiapan PTM terbatas kepada para orangtua siswa melalui rapat zoom dan grup WhatsApp (WA).
"Soal jadwal sekolah yang mengatur, kebetulan kami menggunakan Senin untuk kelas 10, Rabu untuk 11 dan Jumat kelas 12," kata dia.
Pantauan Antara di lokasi, pukul 08.00 WIB siswa yang akan memasuki ruangan terlebih dahulu melakukan pengecekan suhu tubuh oleh petugas dan mencuci tangan di lokasi yang telah disediakan sekolah.
Siswa yang telah melakukan pengecekan protokol kesehatan akan mengisi absen di meja petugas untuk mengisi catatan kondisi kesehatan mereka.
"Kalau memang di bawah 37 derajat suhunya, dia bisa langsung masuk. Namun bila di atas 37 derajat, kami sediakan ruang tunggu, kita namakan ruang isolasi," kata Komariah.
Hal ini dilakukan, kata Komariah, untuk memberikan waktu jeda kepada siswa yang barangkali mengalami stres atau kepanasan sehingga suhu tubuhnya menjadi naik.
Karena itu, setelah beberapa saat kemudian, petugas kembali mengecek suhu siswa yang menjalani waktu tunggu tersebut.
"Kalau suhunya sudah turun dia boleh masuk, tapi kalau masih tetap, kita bawa ke Puskesmas," kata dia.
Sementara itu, Muhammad Khadafi (16) salah satu siswa yang mengikuti PTM terbatas mengaku senang karena dapat belajar tatap muka langsung. Apalagi, kata dia, selama ini belum pernah mengikuti pembelajaran di sekolah.
"Senang, bisa ketemu teman-teman baru yang selama ini ketemunya hanya lewat daring. Kalau belajar daring kurang enak," katanya.
Dia pun berharap, pembelajaran tatap muka ini dapat diikuti oleh siswa tanpa ada pembatasan di dalam kelas.
"Harapannya ya bisa semuanya belajar ke depan, biar normal semuanya," kata dia.
©2021 Merdeka.com/antara
Di tempat berbeda, mayoritas orang tua menyambut baik pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) perdana secara terbatas di SDN Pondok Kelapa 05 Pagi, Senin.
Kepala Sekolah SDN Pondok Kelapa 05 Pagi, Samukin, mengatakan, mayoritas orang tua siswa terutama yang duduk di kelas 1 mengizinkan anaknya ikut PTM.
"Terutama yang kelas 1 itu antusiasnya luar biasa. Kemarin pas kita sebar formulir untuk PTM ini langsung terisi, bahkan lebih dari 16," kata Samukin.
Samukin menjelaskan, dalam pelaksanaan PTM kali ini kapasitas ruang kelas dibatasi hanya 50 persen.
Untuk SDN Pondok Kelapa 05 Pagi jumlah siswa yang berada di kelas untuk mengikuti PTM hanya 16 siswa.
Untuk Senin ini ada delapan ruang kelas yang digunakan untuk siswa kelas 1 dan 4 di SDN Pondok Kelapa 05 Pagi
"Nanti untuk siswa yang tidak bisa hari ini akan disertakan dalam tahapan berikutnya, yaitu Minggu depan," ujar Samukin.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa kelas 1 SDN Pondok Kelapa 05 Pagi Erni mengungkapkan bahwa dirinya tak khawatir mengizinkan sang buah hati ikut PTM.
Dia mengantisipasinya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan kepada sang anak saat mengikuti PTM di sekolah.
"Kalau dari anaknya sendiri senang sekali, malah dari subuh sudah bangun. Kalau saya antisipasi pada peralatan untuk prokes (protokol kesehatan) seperti masker dan 'hand sanitizer' (ciaran pembersih tangan)," ujar Erni.
Baca juga:
Polisi Ikut Pantau Hari Pertama Belajar Tatap Muka Sekolah di Jakarta
Tiga Hal yang Bisa Sebabkan Sekolah Tatap Muka di Jakarta Dihentikan
PTM Terbatas Dimulai Besok, Ini yang Harus Dilakukan Sekolah Cegah Klaster Covid-19
Catat Durasi Waktu Belajar Tatap Muka untuk PAUD, SD Hingga SMA di Jakarta
Jelang Sekolah Tatap Muka, Warga Berburu Seragam di Pasar Mester
Wagub DKI Minta Orang Tua Ingatkan Anaknya Disiplin Prokes Saat Belajar Tatap Muka