Strategi 3 Paslon Jaga Kesehatan Mental Warga Jakarta
Ketiga kandidat menawarkan pendekatan berbeda untuk meningkatkan layanan kesehatan mental warga Jakarta.
Tiga calon gubernur (cagub) DKI Jakarta memaparkan solusi mereka untuk menangani masalah kesehatan mental yang semakin meningkat di Jakarta. Khususnya di kalangan Gen Z.
Dalam acara POV on Stage yang digelar pada Minggu (29/9), ketiga kandidat menawarkan pendekatan berbeda untuk meningkatkan layanan kesehatan mental warga Jakarta. Mulai dari aplikasi curhat, work from everywhere, hingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- 10 Cara Efektif Meningkatkan Kesehatan Mental di Usia 30-an, Menjalankan Pola Hidup Sehat Jadi Salah Satunya!
- Soroti Kesehatan Mental, Ridwan Kamil Bakal Kuatkan Fasilitas Konseling di Puskesmas dan Rumah Sakit
- 5 Cara Efektif Jaga Kebahagiaan Diri dan Kesehatan Mental pada Diri Kita Sambil Tetap Jaga Batasan
- Hari Kesehatan Mental, Ini 4 Kunci Menjaga Mental Health di Tempat Kerja
Aplikasi Curhat gagasan Ridwan Kamil
Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil akan membuat aplikasi curhat bagi warga Jakarta apabila terpilih menjadi gubernur dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
Menurutnya, negara harus menjadi teman bagi masyarakat untuk mengurangi kasus kesehatan mental yang kini marak terjadi, melalui aplikasi curhat.
“Negara jadi teman dari warga. Kita akan hadirkan aps curhat karena orang Jakarta punya mobil phone semua sehingga bisa curhat sambil rebahan, sambil di jalan,” jelasnya.
Ridwan menyebut aplikasi tersebut nantinya akan menyediakan ahli kesehatan mental seperti psikolog hingga ustaz yang dapat mendengarkan keluhan warga.
“Kita hadirkan namanya Mobile Curhat, di dalamnya ada psikolog, psikiater, ustad yang speknya psikolog,”.
Langkah tersebut mungkin tidak sepenuhnya dapat menyelesaikan masalah. Namun setidaknya negara ikut andil dalam menangani masalah yang dialami warganya.
“Apakah akan menyelesaikan masalah? Belum tentu, tapi minimal negara tidak cuek terhadap yang namanya stressnya warga. Dengan didengerin aja 50% perasaan masalah kan sudah selesai,” ucapnya.
Work from Everywhere ala Pramono
Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menyebutkan kemudahan dalam bekerja merupakan salah satu langkah dalam menangani masalah kesehatan mental.
“Kemudahan untuk bekerja. Saya sudah menerapkan di kantor saya yang namanya work from everywhere, bisa bekerja dari mana saja sehingga demikian di kantor saya, anak-anak Gen Z tidak stress. Mereka bangga dengan pemimpinnya,” tutur Pramono.
Selain solusi work from everywhere, Pramono juga menyatakan akan mengadakan konseling 24 jam.
“Kita tahun Gen Z dan milenial menghabiskan waktu tiga setengah jam di depan laptop. Maka untuk itu, pemimpin Jakarta harus mempunyai terobosan salah satunya adalah dilakukan konseling tanpa melalui curhat dari mana-mana, selama 24 jam,”
Ia menyebut konseling 24 jam ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, sehingga terdapat saluran bagi Gen Z untuk mencurahkan isi hatinya.
Paslon 2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat dan Lapangan Kerja
Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta Nomor urut 2, Kun Wardana menyebutkan kesejahteraan masyarakat dan pembukaan lapangan kerja menjadi solusi dalam menangani masalah kesehatan mental.
Hal ini dijelaskan karena Upah Minimum Provinsi (UMP) yang tidak sebanding dengan pengeluaran rumah tangga setiap bulannya sehingga menyebabkan stress bagi warga Jakarta.
“Bagaimana tidak naik masalah mental health issue, karena UMP aja 5 juta sedangkan pengeluaran 14 juta. Bagaimana sisanya ini didapatkan, sehingga orang jadi stress,” tuturnya.
Ia menjelaskan hal ini menjadi perhatian sehingga kesejahteraan menjadi titik utama untuk diupayakan.
“Jumlah warga Jakarta, 10% di atas, 20% dibawah, 70% itu di golongan bawah. Ini yang harus kita perhatikan bagaimana mereka memiliki kesejahteraan yang meningkat. Jadi kesejahteraan menjadi titik utama kita,” ucapnya.
Ia juga menambahkan akan mengupayakan lapangan kerja melalui pusat komunitas di setiap RW.
“Kalangan Gen Z susah mencari kerja. Begitu kerja upahnya tidak layak dan sering di bully. Bagaimana memudahkan lapangan kerja, kita merencanakan di setiap RW ada pusat komunitas yang bisa membonding, dan memperkuat gotong royong di sana,” tuturnya.
Reporter Magang : Maria Hermina Kristin