Sudah ada polisi, Sumarsono larang warga ikut amankan TPS
Sudah ada polisi, Sumarsono larang warga ikut amankan TPS. Sumarsono mengingatkan warga tak perlu unjuk kekuatan untuk ikut mengamankan TPS.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengimbau warga mempercayakan keamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS) kepada pihak yang berwajib, sehingga tidak perlu mengadakan aksi yang mengatasnamakan mengamankan atau mengawal suara.
"Pengertiannya begini, TPS sudah ada pengawas yang memantau, yang mengawasi TPS itu ada pengawasnya masing-masing," kata Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (9/2).
Sumarsono juga menegaskan untuk tidak mengkhawatirkan penghitungan suara karena di masing-masing TPS sudah ada saksi yang bertugas.
"Ada saksinya sudah cukup, setiap calon ada saksinya. Terus kemudian ada panitia, belum lagi pemantau berjenjang sudah pasti KPU pusat ada, KPU provinsi, kabupaten atau kota juga ada," ujar Sumarsono.
Ia yakin semua petugas akan menjalankan tanggung jawabnya masing-masing di TPS yang sudah ditentukan. Namun Sumarsono juga tidak melarang jika ada masyarakat yang ingin turut serta menyaksikan proses penghitungan suara selama kehadirannya tidak mengganggu ketertiban.
"Yang tidak boleh itu sebuah massa aksi nunggu TPS kemudian masuk pada wilayah dalam TPS yang kemudian dianggap mengganggu atau memberikan suasana tidak nyaman, itu mungkin yang dimaksudkan Kapolda," terang Sumarsono.
"Masyarakat juga boleh dari kejauhan waktu perhitungan boleh dipotret, boleh direkam boleh. Yang gak boleh itu ada sebuah aksi yang kemudian mengesankan ada tekanan pada pemilih karena tidak hanya menjadi ragu-ragu untuk pemilih. Tak perlu ada show off force kemudian mengawasi Pilkada secara dekat sampai pada bilik, tidak usahlah sampai ke sana. Serahkan saja pada saksi-saksi yang diutus resmi oleh paslon masing-masing," tandasnya.