Tajamnya lidah Haji Lulung memaki dan mengancam Ahok
Hal yang membuat Lulung kesal dengan Ahok karena menyebut dewan sebagai maling dan rampok.
Mediasi antara DPRD DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, berakhir tanpa keputusan jelas. Ahok memilih meninggalkan ruangan karena melihat banyak pengakuan bohong yang dilontarkan DPRD.
Langkah Ahok ini ternyata menyulut emosi para politis Kebon Sirih. Bahkan tak hanya kritik keras, makian juga terlontar dari mulut anggota dewan.
Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana 'Lulung' merupakan yang paling keras menyerang Ahok. Dalam beberapa kesempatan keduanya kerap kali berselisih paham.
Hal yang membuat Lulung kesal dengan Ahok karena menyebut dewan sebagai maling dan rampok. Politikus PPP ini pun meminta mantan bupati Belitung Timur itu lebih santun dan menjaga etika.
Berikut kritik keras sampai makian Lulung ke Ahok:
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana Ken Arok membunuh Tunggul Ametung? Ken Arok membunuh Tunggul Ametung menggunakan keris buatan Mpu Gandring.
-
Apa tanggapan Habiburokhman mengenai dukungan Ahok terhadap Ganjar? Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Habiburokhman menilai dukungan Ahok terhadap Ganjar terlalu kecil dan tidak mempengaruhi suara. "Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali," ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Bagaimana Ahok dan Puput Nastiti Devi menunjukkan kebersamaan saat berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
Lulung: Enggak pantes gubernur teriak-teriak
Mediasi antara Gubernur DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama dengan DPRD DKI membahas APBD 2015 yang dilakukan di kantor Kemendagri berlangsung panas. Pertemuan berakhir deadlock karena Ahok ngamuk dan memilih meninggalkan pertemuan.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Haji Lulung mengakui pertemuan berlangsung panas. Bahkan para pimpinan DPRD yang hadir merasa tersinggung dengan sikap Ahok yang marah-marah dalam pertemuan itu.
Kata Lulung, Ahok marah-marah kepada kepala dinas saat membahas anggaran pengadaan uninterruptible power suply (UPS).
"Jadi Pak Gubernur mengancam-ancam kepada SKPD, mengamuk dan berteriak-teriak. Dia bilang: Hey, kamu jelaskan bahwa kamu tidak mengusulkan UPS!" kata Lulung menirukan ucapan Ahok saat pertemuan, Kamis (5/3).
Lulung menegaskan, pengadaan UPS itu merupakan hasil pembahasan di masing-masing komisi di DPRD dan sudah disetujui, sudah diketok palu. "Sudah ditetapkan di paripurna dan Pak Gubernur mengucapkan terima kasih," kata Lulung lagi.
"Makanya saya bilang, hari ini kita bicara UU, apa bicara kesewenang-wenangan," imbuh politikus PPP iini.
Kok ada teriakan makian dari dalam ruangan? "Gubernur ngamuk cing. Enggak pantes gubernur kayak gitu," cetus Lulung.
Lulung: Bayangin kalau bapak moyang lu ditunjuk-tunjuk
Tindakan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, meninggalkan mediasi dengan DPRD DKI membuat politikus Kebon Sirih yang hadir geram. Apalagi, sebelum keluar ruangan, Ahok, sapaan Basuki, sempat marah ke anak buahnya karena tak mau menjelaskan soal pengadaan UPS di anggaran Dinas Pendidikan 2014.
Saking kesalnya, Ahok sampai diteriaki kata-kata kotor. Saat ditanya siapa yang melontarkan makian pada mantan bupati Belitung Timur itu, pimpinan DPRD Haji Lulung mengaku tak tahu meski dirinya juga ada di ruangan itu.
"Gue enggak dengar ya," dalihnya saat jumpa pers di ruang kerjanya di lantai 10 Gedung DPRD, Jakarta, Kamis (5/3).
Dia menambahkan gaya bicara Ahok dengan nada tinggi sangat bertolak belakang dengan kelakuannya sebagai pejabat negara. Apalagi, sampai menunjuk bawahannya yang umurnya mungkin lebih tua dari Ahok.
"Situasi begitu bayangin kalau bapak moyang lu ditunjuk-tunjuk. Lu bayangin tua-tua di situ ditunjuk, lu gila apa. Kita reaktif, spontan. Kita nasihatin," jelasnya.
Lulung sebut Ahok bisa kena sanksi gara-gara UPS
Mediasi antara Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan DPRD DKI Jakarta yang digelar di Kementerian Dalam Negeri, berakhir tanpa solusi. Sebab terjadi adu mulut di antara semua yang hadir.
Menurut Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Lulung Lunggana, yang hadir di pertemuan itu keributan bermula saat Ahok, sapaan Basuki, menyinggung masalah UPS di tahun 2014.
"UPS itu urusannya 2014 dan Surat Penyediaan Dana (SPD)-nya itu kan di tangan dia. Dia itu kan dilaporin, barang dia sendiri, pekerjaan sendiri jadi nanti dia dapat sanksinya sendiri. Diusulkan melalui pembahasan dan disetujui melalui paripurna," kata Lulung di Gedung Kemendagri, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (5/3).
"Hari ini terlihat jelas bahwa UPS itu memang tidak diinput karena di bawah ancaman," tambahnya.
Saat pengadaan UPS 2014, Komisi E sedang dipimpin Lulung. Tapi dia memastikan tak pernah dibahas di awal, termasuk di APBD Perubahan.
"Waktu perubahan tidak dibahas. Dia tidak bahas kok, dari SKPD sana yang mengajukan," jelas politikus PPP.
Dia menambahkan, andai kata pengadaan UPS dulu dibahas bersama dengan DPRD, pasti hasilnya akan lain. "Kalau dibahas dulu, kita bisa koreksi. Buktinya kok dilelang, itu ada SPD yang ditandatangani gubernur. Surat pengadaan dana/biaya. Baru dong itu mau dilelang," bebernya.
Lulung ingatkan Ahok hati-hati kalau ngomong
Rapat mediasi membahas APBD DKI 2015 di Kementerian Dalam Negeri berlangsung ricuh. Gubernur DKI Basuki T Purnama memilih meninggalkan ruangan karena tidak ada titik temu.
Ahok sempat berbicara tinggi saat memerintah Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi berbicara soal anggaran Uninterruptible Power Supply (UPS). Hal ini langsung mendapat reaksi keras dari para politikus Kebon Sirih.
Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana meminta agar Ahok dapat menahan emosinya. Sambil sedikit bercanda Lulung memberi Ahok pantun.
"Es temong pakai roti, kalau ngomong hati-hati," kata Lulung di kantornya, Kamis (5/3).
Lulung mengaku saat rapat tadi sudah menyarankan Ahok tidak menabrak aturan saat membuat keputusan. "Saya kan tanya, sekarang kita pakai undang-undang atau sewenang-sewenang. Bukti banyak," tuturnya.
Lulung berharap ketegangan tadi tidak kembali terulang saat DPRD dan Ahok kembali duduk bareng. Dia juga meminta agar Ahok mau mendengarkan masukan dari anggota DPRD.
"Yang penting kita punya APBD. Keputusannya nanti tergantung Mendagri, tadi kan deadlock mudah-mudahan besok ada pertemuan lagi," tandasnya.