Tak ada dana, Pemkot Bekasi tolak talangi kompensasi Bantargebang
Namun belum lama ini, Dadang mengungkapkan, muncul permintaan dari DKI Jakarta agar Pemkot Bekasi kembali menangani dana talangan kompensasi bau untuk periode selanjutnya akibat adanya kendala teknis administrasi keuangan DKI.
Pemerintah Kota Bekasi tidak memiliki dana talangan untuk kembali membantu Pemerintah DKI Jakarta memenuhi kompensasi bau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang periode Juni-Oktober 2017 senilai Rp64 miliar.
"Alasannya ya karena tidak ada uangnya, APBD Kota Bekasi 2017 kan defisit," kata Asisten Daerah III Kota Bekasi Dadang Hidayat di Bekasi, Sabtu (16/9).
Seperti dilansir dari Antara, dia mengungkapkan, dana kompensasi bau itu diperuntukkan bagi sekitar 18.000 kepala keluarga di tiga Kelurahan Sumurbatu, Ciketing Udik dan Cikiwul, masing-masing kepala keluarga mendapatkan uang sebesar Rp 200.000.
"Kami pun sebelumnya berinisiatif untuk menalangi dana tersebut agar warga sekitar TPST Banatargebang tidak kecewa. Untuk menalangi kompensasi pada Januari-Mei 2017 kemarin, sebesar Rp26 miliar," jelasnya.
Namun belum lama ini, Dadang mengungkapkan, muncul permintaan dari DKI Jakarta agar Pemkot Bekasi kembali menangani dana talangan kompensasi bau untuk periode selanjutnya akibat adanya kendala teknis administrasi keuangan DKI.
"Sudah kami talangi dulu dengan APBD Kota Bekasi, makanya kami harap pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mencairkan dana tersebut dulu," ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini Pemerintah Kota Bekasi masih menanti dana kompensasi TPST Bantargebang dari Pemerintah Provinsi DKI sebesar Rp 318 miliar.
"Dana tersebut dijanjikan akan turun dalam waktu dekat," katanya.
Dadang mengatakan, dari dana tersebut sekitar Rp 70 miliar akan dibagikan pada sekitar 18.000 kepala keluarga yang berhak, sedangkan sisanya akan dialokasikan pada pembangunan fisik yang menunjang jalur lintas truk sampah DKI Jakarta.
Program tersebut sudah diserahkan dokumen perencanaannya kepada DKI pada Mei 2017.
Anggaran tersebut, kata Dadang, akan digunakan untuk membangun sejumlah perbaikan fisik di antaranya adalah penanggulangan kerusakan lingkungan, pemulihan lingkungan dan biaya kesehatan lingkungan.
Baca juga:
Truk sampah DKI dilempar batu di Bantargebang hingga kaca pecah
Uang bau sampah TPST Bantargebang cair pekan ini
DKI tunggak 5 bulan bayar kompensasi sampah Bantargebang Bekasi
Bahas sampah Bantargebang, Wali Kota Bekasi mau temui Sandiaga Uno
Ahok kembali jabat Gubernur DKI, Sumarsono lapor Jakarta tak banjir
Rp 25 miliar dari DKI dipakai bangun sumur artesis di Bantargebang
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa yang terjadi pada sampah yang diangkut dari Jakarta ke Bantargebang setiap hari? Tidak kurang dari 7.500 ton sampah diangkut oleh 1.200 truk sampah setiap hari dari Jakarta ke Bantar Gebang. Setiap hari buangnya ke Bantar Gebang. Mereka mindahin sampah dari Jakarta ke Bantar Gebang," kata Kadis LH DKI Asep Kuswanto.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Kapan Bekasem diproses? Didiamkan selama Dua Bulan Menurut abdi dalem, proses pengawetan ikan ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan di ruangan Pungkuran Dalem Arum Keraton Kasepuhan.