Tak Ada Operasi Yustisi, 35.000 Pendatang Baru Terdata Masuk Jakarta Setelah Lebaran
Anies mengatakan para pendatang baru tidak boleh sampai mengalami diskriminasi karena ingin mencari lapangan pekerjaan di DKI Jakarta. Sebab, sebagai warga Indonesia, siapapun berhak untuk singgah di mana saja selama itu adalah wilayah dari Indonesia.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta menggelar kegiatan Bina Kependudukan untuk memberikan layanan administrasi kependudukan bagi warga pendatang. Dari data yang ada, lebih dari 30 ribu pendatang baru tinggal di Ibu Kota usai Lebaran 2019.
"Hasil pendataan sampai dengan tanggal 26 Juni pukul 16.00 WIB ada sebanyak 35.209 penduduk non permanen," kata Kepala Dukcapil DKI Jakarta, Dhany Sukma saat dihubungi, Jumat (28/6).
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."
-
Kapan Anies Baswedan dilahirkan? Ia lahir pada tanggal 7 Mei tahun 1969, di Desa Cipicung, Kuningan, Jawa Barat.
-
Apa yang ingin diberantas oleh Anies Baswedan? “Saya sudah berkomitmen untuk memberantas semua kegiatan ilegal, semua itu harus diberikan sanksi tegas dan dihukum,” tutupnya.
Dhany menyatakan, pihaknya masih terus melakukan pendataan hingga bulan Juli 2019. Bahkan, dalam pendataan itu melibatkan kelompok Dasawisma via aplikasi digital.
"Mudah-mudahan akan lebih besar cakupan pendataannya," jelas Dhany.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan operasi yustisi sudah dihentikan sepenuhnya. Para pendatang baru hanya perlu melaporkan diri bila datang ke DKI Jakarta.
Untuk mencegah masalah menjamurnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) saat musim Lebaran, Anies menyatakan hal itu dapat diatasi dengan penertiban. Pihaknya dari dinas sosial juga akan siap membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Jadi bedanya kita tidak melakukan operasi penangkapan-penangkapan karena memang tidak perlu ada yang ditangkap, semuanya warga negara Indonesia yang berhak untuk bergerak ke mana saja selama mereka berada di wilayah Indonesia," ujar Anies di Puskesmas Kecamatan Kalideres, Jakarta, Senin (3/6/2019).
Anies menegaskan, para pendatang baru tidak boleh sampai mengalami diskriminasi karena ingin mencari lapangan pekerjaan di DKI Jakarta. Sebab, sebagai warga Indonesia, siapapun berhak untuk singgah di mana saja selama itu adalah wilayah dari Indonesia.
Dia pun mengecam perlakuan diskriminasi yang ada hanya karena seseorang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta.
"Dulu mungkin dianggap normal orang dibedakan berdasarkan warna kulit, masa itu dianggap normal. Ada masa dulu memilah orang berdasarkan KTP itu dianggap normal, itu enggak normal," ujar Anies.
Reporter: Ika Defianti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Anies Harap Jakarta Menang Lomba STQH Nasional di Pontianak
Sidang Putusan MK, Anies Harap Ibu Kota Tetap Tenang
Alasan Pemprov DKI Tetap Gelar Kajian Feliz Siauw Meski Sempat Dibatalkan
Anies Tantang Ahok Jelaskan Kenapa Kontribusi Pengembang Harus 15 Persen
Anies Bersikukuh Sebut Daratan Hasil Reklamasi Sebagai Pantai, Bukan Pulau
Fraksi PDIP, PAN dan Gerindra Setuju Anies Revisi Perda Pengelolaan Sampah
Atasi Polusi Akibat Kendaraan, Anies Ingin Jakarta Kembali ke 1998