Tergiur keuntungan ratusan juta, pedagang sepatu Nike palsu diciduk
Jika dilihat, barcode dan bahan sepatu palsu tersebut sangat berbeda dengan yang asli.
J (32) dan S (33) dibekuk Polres Jakarta Selatan. Kedua diamankan karena memperdagangkan ribuan pasang sepatu palsu berlabel Nike.
"Keduanya sudah melakukan kejahatan itu selama hampir dua bulanan. Omzetnya mencapai ratusan juta rupiah perbulannya," kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Tubagus Ade Hidayat di Mapolres Jakarta Selatan, Selasa, (24/5).
Pengakuan tersangka, ribuan sepatu tersebut mereka dapat secara online dari pabrik sepatu di Guangzhou. Ribuan sepatu rencananya diedarkan ke berbagai ke empat toko yang ada di Jakarta Selatan.
Bila dibandingkan dengan yang asli, lanjut Ade, terlihat jelas perbedaannya dengan yang mereka pasarkan. Salah satunya bisa terlihat jelas di barcode yang menempel di dalam sepatu palsu mudah dicabut, sedangkan yang asli tidak bisa dicabut. Selain itu, bahan sepatu tersebut juga berbeda jauh antara yang asli dan palsu.
Wakasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, Kompol Murgiyanto mengungkapkan, kedua tersangka yang diketahui masih satu keluarga mengaku terpaksa menjalani bisnis tersebut karena tergiur keuntungan capai ratusan juta.
"Keduanya kami jerat Pasal 94 ayat 1 UU No. 15 tahun 2001 tentang merek dengan hukuman penjara 1 tahun penjara atau denda Rp 200 juta," kata Kompol Murgiyanto.
Keterangan saksi, ahli dan Ditjen Hakki yang menyebut kalau barang itu merupakan barang identik tetapi bukan dari merek aslinya. Polisi mengimbau tak ada lagi pedagang yang berani jual sepatu palsu berlabel Nike, jika ditemukan akan ditindak.
"Kami harap mereka semua itu sadar kalau tindakannya menjual sepatu palsu itu dilarang karena merugikan semua pihak. Saat ini, kedua tersangka masih kami periksa karena kami curiga adanya tersangka lain dalam kasus ini," tutupnya.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Selain Haniq, ada pula Tawinem. Di pasar itu ia membeli gorengan. "Di sini apa-apa Rp500-an. Ini puli pecel, bahannya dari beras," kata Tawinem.
-
Kapan makanan Padang mulai banyak di Jakarta? Warung makan Padang belum sebanyak setelah tahun 1970an. Makan makanan Padang bagi mahasiswa zaman itu, terasa mahal. Sekali-sekali saja,” beber Firman Lubis.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang dijual di Pasar Setan? Barang yang dijual mungkin berupa tanah, batu, daun, atau benda-benda sekitarnya.
-
Apa yang dijual di warung Bu Ratmini dan Pak Wiarji? Pak Wiarji bercerita, di warung itu ia dan istrinya menjual aneka makanan dan minuman. Namun tak semua makanan bisa mereka hidangkan. Bu Ratmini mengaku sudah tidak bisa lagi memasak gorengan karena keterbatasan fisik yang ia miliki.
-
Di mana Pasar Pakelan berada? Di Desa Sidorejo, terdapat sebuah pasar tradisional yang letaknya terpencil bernama Pasar Pakelan. Lokasinya berada di pinggiran desa.
Baca juga:
Polisi sita 2.128 sepatu Nike abal-abal buatan China
Serbuan barang Cina bikin merana
Hati-hati, barang bermerek ini paling banyak dipalsukan
Lima cerita barang palsu China ini paling bikin meringis
Ganja pun kini dipalsukan oleh China