Uniknya ojek rakit karya Sarman di tengah banjir Tebet
Ojek rakit dan gerobak jadi angkutan favorit yang dipilih warga saat harus melintasi daerah banjir.
Banjir yang mengepung Jakarta membawa hikmah tersendiri bagi Ratno. Bersama empat temannya, pria 23 tahun itu memanfaatkan keadaan untuk menambah isi kantong dengan menyediakan jasa ojek rakit.
Padahal biasanya, rakit itu dipakai warga untuk mengangkut sampah di sungai. Dengan ojek rakit yang disediakannya, Ratno berharap warga Jl Attahiriyah, Tebet, Jakarta Selatan, bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.
"Ini rakit biasa saya pakai buat ngangkut sampah di kali. Tapi karena sekarang kalinya udah sampai ke jalan, jadi ya digunakan buat ngangkut warga aja yang mau nyeberang," ujar Ratno kepada merdeka.com saat ditemui di lokasi, Rabu (22/1).
Penumpang yang menggunakan ojek rakit dikenakan tarif Rp 15.000 per kepala.
Lain Ratno, lain pula Sarman, warga Kampung Melayu kecil. Untuk menarik perhatian warga, pria 41 tahun itu membuat tampilan ojek rakitnya beda dari yang lain.
Di atas rakit, Sarman meletakkan dua buah kursi kayu. "Ya ini biar warga yang naik nyaman aja. Pantatnya enggak basah," ucap Sarman tersenyum.
Topik pilihan: Kemacetan Jakarta | Jokowi ahok
Meski hanya memasang dua kursi, Sarman tak menolak bila di tengah penyeberangan ada warga yang berniat menumpang.
"Kalau lagi ngangkut orang, ada aja pas di tengah yang minta ngikut juga. Nah kalau itu bayarnya setengah dari Rp 15.000," jelasnya.
Dengan ojek rakit ini, Ratno dan Sarman bisa mendapatkan keuntungan Rp. 100 ribu per harinya. Jelas ini aji mumpung yang tak boleh dilewatkan.
"Lumayan buat penghasilannya sehari Rp 100 ribu," kata Sarman tersipu malu.
Sekadar diketahui, hujan yang mengguyur Jakarta pada Selasa pagi hingga siang membuat air Kali Ciliwung meluber ke jalan. Akibatnya Jl Attahiriyah yang jadi penghubung antara jalan Casablanca menuju Kampung Melayu, tak bisa dilintasi.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
Baca juga:
SD di Bidaracina jadi pengungsian, guru wajib hadir isi absen
Pengungsi banjir di Stadion Tugu Jakarta Utara diserang tomcat
Paksa minta duit saat banjir, 35 orang diciduk
Warga Kampung Pulo bosan hidup di tenda pengungsian
Korban banjir di Tebet butuh susu bayi