Wagub DKI Sebut Ikan di Teluk Jakarta Bebas Kandungan Paracetamol
Konfirmasi bahwa tidak ada ikan terkontaminasi kandungan parasetamol didapat Riza dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyampaikan ikan-ikan di perairan Teluk Jakarta tidak terkontaminasi kandungan parasetamol. Kendati begitu, dia mengonfirmasi ada kandungan parasetamol di perairan Teluk Jakarta.
Konfirmasi bahwa tidak ada ikan terkontaminasi kandungan parasetamol didapat Riza dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta.
-
Bagaimana upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Bagaimana Pertamina membantu siswa untuk peduli lingkungan? Melalui program ini banyak kegiatan untuk mendukung generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan, mulai dari penanaman pohon, pemanfaatan sampah menjadi barang yang bernilai jual dan juga pembelajaran pemanfaatan energi bersih untuk inovasi lingkungan di sekolah.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan? Pemprov DKI Jakarta melalui Dishub DKI Jakarta bersama Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mengkaji pengaturan pembagian jam kerja.
"Dinas Perikanan yang melakukan penelitian dari ikan yang ada di situ, itu negatif, artinya ikannya tidak terpapar kalau airnya, betul info dari Dinas Lingkungan Hidup," ucap Riza di Balai Kota, Senin (25/10) malam.
Dengan demikian, imbuh Riza, dalam penelitian di Teluk Jakarta melibatkan dua dinas dengan objek penelitian yang berbeda. Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian menguji kontaminasi parasetamol pada ikan, sementara Dinas Lingkungan Hidup menguji kandungan parasetamol pada air.
Riza juga mengatakan, uji sampel dilakukan di Muara Angke, Jakarta Utara.
"Memang kejadiannya di Angke, jadi memang di situ ya," tandasnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan kandungan parasetamol di perairan Teluk Jakarta tidak besar sebagaimana yang sempat dipublikasi Badan Riset Nasional Indonesia (BRIN). Hasil uji laboratorium yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup kandungan parasetamol sebesar 200 nanogram per liter.
"Memang nilai yang kita peroleh tidak sebesar yang ada atau dirilis oleh BRIN, tapi kandungannya ada, sekitar 200 nanogram apa ya, sekitar segitu. Kalau yang BRIN sekitar 600," ucap Asep di Balai Kota, Senin (25/10).
Kendati lebih kecil, Asep mengatakan setidaknya pasti akan ada konsekuensi kandungan parasetamol di perairan Jakarta. Dan sejauh ini, Asep memastikan investigasi terus dilanjutkan menelusuri sumber pencemaran parasetamol ke perairan Teluk Jakarta.
"Mudah-mudahan kalau hasil investigasinya sudah bisa diselesaikan maka kita akan melakukan penindakan terhadap perusahaan-perusahaan pencemar tersebut," tutupnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan berdasarkan penelitian terbaru sudah tidak ditemukan kandungan parasetamol di Teluk Jakarta. Riza menyatakan hal tersebut telah dipastikan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP).
"Hasil parasetamol (Teluk Jakarta) tadi tanya ke Ibu Eli (Kepala Dinas KPKP) yang sudah melakukan penelitian ikan-ikan yang ada di situ, alhamdulillah hasilnya negatif," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (22/10).
Sebelumnya, Peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan penelitian terhadap kadar parasetamol di Teluk Jakarta dilakukan di empat lokasi. Yakni Muara Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing, Jakarta Utara.
"Dari empat lokasi itu hanya dua (yang mengandung paracetamol tinggi) yaitu di Muara Angke dan Pantai Ancol," kata Zainal dalam konferensi pers, Senin (4/10).
Sedangkan, untuk perairan Tanjung Priok dan Cilincing mengandung parasetamol yang sangat rendah. Zainal mengaku pihaknya belum mengetahui tingkatan dari dampak pencemaran tersebut.
Sebab, lanjut dia, masih diperlukannya penelitian lebih lanjut terkait dampak yang ditimbulkan.
"Apakah pencemaran ini sudah ke tahap mengkhawatirkan? Mungkin belum ya, karena ini baru awal. Riset kita kan baru sekali sampling di laut. Jadi tidak mudah menarik kesimpulan," paparnya.
Peneliti BRIN, Wulan Koagouw menyatakan untuk penyebab pencemaran tersebut juga masih berupa dugaan sementara berdasarkan telaah pustaka.
Dia mengharapkan nantinya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terkait temuan awal.
"Kami belum punya data untuk menunjukkan sumber pencemaran tersebut. Yang kami sebutkan, dugaan-dugaan sumber pencemaran tersebut berdasarkan telaah pustaka yang ada," jelas dia.
Baca juga:
Dinas LH: Kandungan Paracetamol Ada di Teluk Jakarta, Tapi Tidak Sebesar Temuan BRIN
Wagub DKI Sebut Kandungan Paracetamol di Teluk Jakarta Sudah Negatif
Zat Berbahaya di Teluk Jakarta
DLH DKI Ajak Masyarakat Kelola Obat Kedaluwarsa
Pemprov DKI: Paracetamol Tidak Masuk dalam 38 Parameter Pencemaran Lingkungan
KLHK Sebut Belum Ada Baku Mutu Air terkait Polutan Parasetamol