Wali Kota Jaksel sebut penggerak demo Lurah Susan orang muda
"Ada dari orang situ, warga, namanya saya tahu, orang muda kok," ucap Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor.
Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor mengaku telah melakukan dialog dengan warga Lenteng Agung yang menolak Susan Jasmina Zulkifli sebagai lurah setempat. Namun, dari pertemuan itu, belum mendapatkan titik temu karena warga tetap berkukuh Lurah Susan diganti.
"Kalau dilihat dari yang disampaikan, dia (warga) tidak sepaham dengan apa yang kita tugaskan. Dia tidak sesuai dengan keinginan mereka. Padahal hasil pilihan Pemda, tidak ada definisi lain," kata Syamsudin di Balai Kota Jakarta, Rabu (25/9).
Syamsuddin mengatakan mereka yang berdemo ada penggeraknya, yang tak lain berasal dari warga sendiri. Namun, ada warga dari Kelurahan Jagakarsa ikut terlibat.
"Ya pasti ada penggerak kalau ga ada penggeraknya ga bisa. Ada dari orang situ, warga, namanya saya tahu, orang muda kok," ucapnya.
Sebagai Wali Kota, Syamsuddin langsung turun ke lokasi setempat dan berbicara dengan ulama. Dalam kunjungan tersebut, ulama golongan tua tidak mempersoalkan.
"Kalangan tua tidak terlalu ini, ini urusan pemerintah. Muda ini yang penasaran," katanya.
Untuk langkah ke depan, Syamsudin mengatakan, akan tetap melakukan pendekatan untuk memberikan pemahaman meskipun harus berulang-ulang. Sebab, ia akan terus mengundang warga tingkat RT RW dan tokoh masyarakat.
"Pendekatan sosial suatu pemahaman dari tokoh masyarakat, RT RW bahkan yang ikut itu (demo) kita undang," ucapnya.
Sebelumnya, warga Lenteng Agung berdemonstrasi menolak kebijakan Jokowi dan Ahok yang menempatkan Susan Jasmine Zulkifli sebagai Lurah Lenteng Agung. Rupanya salah satu alasan mereka menolak Susan karena lurah cantik itu kerap menyapa dengan ucapan 'good morning'.
Ruslan, yang merupakan perwakilan RW 02 berorasi, selama Susan menjabat sebagai Lurah Lenteng Agung, ucapan salam menjadi 'selamat pagi' atau 'good morning' bukan ucapan salam layaknya mayoritas warga Lenteng Agung.
"Sekarang ucapannya good morning bukan lagi assalamualaikum," ujar dia di depan kantor Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (25/9).
Warga Lenteng juga mencari-cari kesalahan Lurah Susan. Mereka menuding Susan tak nasionalis karena tak mengibarkan bendera merah putih saat 17 Agustus. Padahal bendera di kelurahan setiap harinya selalu berkibar.