Warga 'Kafe' Gang Royal Sayangkan Bangunan Dibongkar Meski Punya Sertifikat
Terdapat satu alat berat juga ikut merobohkan bangunan tersebut.
Terdapat satu alat berat juga ikut merobohkan bangunan tersebut.
Warga 'Kafe' Gang Royal Sayangkan Bangunan Dibongkar Meski Punya Sertifikat
Penertiban Gang Royal, Penjaringan, Jakarta Utara sudah memasuki hari ketiga pada Jumat (22/9). Bangunan di sana disebut tak memiliki izin dan terindikasi menjadi tempat prostitusi.
Dari depan gang, tumpukkan puing sudah terlihat di mobil Dinas Lingkungan Hidup. Banyak terparkir mobil patroli Satpol PP dan polisi.
Terlihat juga belasan pasukan orange PPSU yang bertugas mengangkat puing ataupun menghancurkan bangunan.
Terdapat satu alat berat juga ikut merobohkan bangunan tersebut.
- Satpol PP Tertibkan Puluhan Kafe Tak Berizin di Kolong Jembatan Cilincing
- Menelusuri Sarang Prostitusi di Gang Royal, Bilik Asmara dan Cafe Remang-Remang Kini Rata dengan Tanah
- Kafe di Jakarta Ini Pekerjakan Para Lansia, Pengunjung Bak Pulang ke Rumah Nenek
- 3 Kafe Paling Estetik di Bojonegoro, Jangan Sampai Kelewatan
Di saat proses penertiban tersebut, terdapat satu laki-laki yang berteriak terus meminta penjelasan petugas gabungan. Namun, tak terdengar jelas apa yang pria itu ucapkan.
"Ini saya bisa bawa jalur hukum loh, Pak," ucapnya.
Merdeka.com pun mencoba berbincang dengannya. Sayangnya, ia menolak karena mengaku sedang pusing karena penertiban tersebut.
"Mohon maaf saya takut salah ngomong, bukan karena apa. Ini sedang kacau sekali," katanya.
"Saya punya usaha di belakang sana. Kalau yang ini warung saja. Kasihan kan," sambungnya.
Bergeser dari bangunan utama yang dihancurkan, terdapat satu warung yang sudah dibobol. Beberapa laki-laki tengah membersihkan puing-puing di dalam bangunan dan memindahkan barang-barangnya ke luar untuk diangkut.
Salah satu di antaranya mengaku kecewa dengan penertiban ini. Sebab, mereka memiliki surat izin dan sertifikat tanah yang lengkap.
"Ini ada surat-surat pajaknya sama sertifikat tanah tapi dihancurin. Dari kemarin sudah bilang sama aparatnya, dibilang yang punya sertifikat nggak dihancurin. Tapi ini tetap dihancurin," katanya.
Ia juga mengakui bahwa tempat yang ia sedang rapikan merupakan 'kafe' alias tempat prostitusi. Namun, ia tak menyediakan wanita PSKnya.
"Yang di sini biasanya mah anak luar. Freelance. Kalau di sini enggak nyediain. Ya siapa aja yang mau masuk ya kerja. Kita cuman nyediain minum," ujarnya.
Adapun para wanita itu akan datang ke kafe pada pukul 21.00 WIB dan pulang di subuh hari keesokannya.
"Kerja sini entar subuh pulang. Datangnya jam 9 malam," tambahnya.
Sebagai informasi, lahan yang dihancurkan itu direncanakan untuk dibangun Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Nantinya, Pemprov DKI bakal berkoordinasi dengan PT KAI yang disebut memiliki lahan tersebut agar dapat memanfaatkan lahan itu untuk ditanami pohon.