Waspada banjir Jakarta, banyak pompa air rusak karena tak dipakai
Dalam setahun, pompa air hanya aktif maksimal 4 bulan. Sehingga perawatannya tak maksimal.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku terus memantau upaya anak buahnya menyelesaikan persoalan banjir yang kerap melanda ibu kota. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memaksimalkan pompa mobile untuk mengantisipasi kemunculan genangan-genangan air di 5 kota administrasi.
Sayangnya, pompa-pompa ini kerap bermasalah saat dioperasikan. Menurut Ahok, masalahnya karena pompa macet akibat sampah serta kurangnya perawatan. Menanggapi ini, Kadis Tata Air DKI Teguh Hendrawan menjelaskan, penyebab banyaknya pompa air rusak karena jarang dipakai. Sehingga perawatannya tak maksimal.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
"Pemeliharaan perawatannya kurang. Jujur saya katakan, gimana sih yang namanya mesin apalagi dalam setahun aktifnya paling maksimal 4 bulan. 8 bulan ini yang mungkin (dibiarkan). Kenyataannya memang seperti itu tak terawat dan terpelihara," kata Teguh di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Senin (1/2).
Agar pompa terawat, pihaknya meminta Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) untuk melakukan perawatan secara intensif, tak hanya saat musim hujan tiba. "Tidak harus menunggu saat musim hujan baru diaktifkan dan dirawat. Setahun ini semua harus perawatan," jelasnya.
Teguh mengakui, selama ini pihaknya tidak tahu apakah perusahaan terkait melakukan perawatan atau tidak. Dugaannya, mahalnya suku cadang untuk perawatan menjadi kendala.
"Saya enggak tahu. Mereknya saja sudah masing-masing. Jadi perbaikan sekarang, brandednya kita enggak tahu, perusahaan mana. Kalau sekarang pemeliharaan atau perawatan dibenerin harganya tidak beda jauh dengan beli baru, mending beli baru," ucapnya.
Baca juga:
Ahok kesal pompa air banyak rusak saat puncak musim hujan
Soal banjir, Ahok ngaku lebih terbantu anak magang dari pada PNS
Kadis Tata Air DKI: Wajar 21 mesin pompa air rusak karena sampah
Warga Kampung Pulo: Katanya digusur tak banjir, tapi tetap banjir
Warga Kampung Pulo masih tak tertib, sampah dibuang ke sungai