6 Gunung di Indonesia Erupsi Bersamaan, Ini Penjelasan Kepala Bidang Gunung Api
Tak hanya Anak Gunung Krakatu, beberapa gunung berapi di Indonesia juga mengalami erupsi hampir bersamaan dan terjadi terus-menerus. Berikut penjelasan lengkapnya.
Jumat (10/4) malam, terjadi letusan Gunung Anak Krakatau yang berlangsung sampai Sabtu (12/4) pagi pada pukul 05.44 WIB.
"Letusan terjadi hingga pagi ini," jelas Kasbani selaku Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dilansir dari Liputan6.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Apa yang menyebabkan erupsi Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi terjadi bersamaan? Gunung-gunung api yang terletak pada busur vulkanik sama, cenderung mengalami erupsi bersamaan. Misalnya yang terjadi pada Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi."Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama," jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024).
Menurut laporan dari PVMBG, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi mulai pukul 22.35 WIB dan kemudian mengeluarkan kolom abu hingga 500m di atas puncak Gunung Anak Krakatau.
Kolom abu tersebut tarpantau berwarna kelabu dengan kepekatan sedang hinggap tebal yang mengarah ke utara. Sedangkan, erupsi tersebut terekam di alat seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 38 menit 4 detik.
Kemudian, untuk tipe erupsi pada Gunung Anak Krakatau ini bersifat strombilan yang secara teknis bersifat sangat kecil dan terjadi secara terus menerus.
Tak hanya Anak Gunung Krakatu, beberapa gunung berapi di Indonesia juga mengalami erupsi hampir bersamaan dan terjadi terus-menerus. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Anak Gunung Krakatau
Antara
Informasi yang dilansir dari Liputan6.com, pada hari Jumat (10/4) malam, wilayah Jakarta dan sekitarnya dibuat heboh dengan adanya suara dentuman yang tidak berhenti. Ternyata dentuman itu berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau yang berlangsung sampai Sabtu (12/4) pagi pada pukul 05.44 WIB.
"Letusan terjadi hingga pagi ini," jelas Kasbani selaku Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Menurut laporan dari PVMBG, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada pukul 22.35 WIB dan kemudian mengeluarkan kolom abu hingga 500m di atas puncak Gunung Anak Krakatau. Kolom abu tersebut tarpantau berwarna kelabu dengan kepekatan sedang hinggap tebal yang mengarah ke utara. Sedangkan, erupsi tersebut terekam di alat seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 38 menit 4 detik.
Kemudian, untuk tipe erupsi pada Gunung Anak Krakatau ini bersifat strombilan yang secara teknis bersifat sangat kecil dan terjadi secara terus menerus.
"Makannya Krakatau ini level II," tambahnya.
Gunung Merapi
Handout/Merapi Observation/AFP
Sebelumnya, tidak hanya Gunung Anak Krakatau yang mengalami erupsi. Gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah pun juga mengalami erupsi pada Jumat (10/4).
Gunung Merapi dilaporkan erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 3.000 meter di atas puncak atau 5.968 Mdpl (meter di atas permukaan laut)
Sedangkan tingkat kepekatan tebal dan abu berwarna kelabu. Kolom abu tersebut terbawa angin menuju arah barat laut. Erupsi ini terekam di alat seismogram dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 1 menit 43 detik.
Gunung Semeru
2020 Merdeka.com/antaranews.com
Letusan yang terus menerus juga terjadi pada Gunung Semeru di Jawa Timur. Sedangkan, tinggi kolom abu yang dikeluarkan Gunung Semeru hanya mencapai 200 hingga 300 meter saja.
"Semeru hampir setiap hari, 200-300 meter saja. Sudah karakteristik Semeru seperti itu," ungkap Kasbani.
Gunung Kerinci
Gunung lain yang berada di luar Pulau Jawa yang juga mengalami erupsi adalah Gunung Kerinci. Gunung yang berada di Pulau Sumatra tepatnya di wilayah Jambi ini memiliki karateristik sama dengan Gunung Semeru.
Sedangkan untuk erupsinya masih tergolong erupsi kecil. Sedangkan, di dalam Gunung Kerinci juga terdapat sumber magma yang sering terdorong.
"Saya akan cek lagi Kerinci, kadang-kadang memang erupsi tapi kecil-kecil saja, di Kerinci ada sumber lava, sekali-sekali terdorong," tambah Kasbani.
Gunung Ibu dan Gunung Dukono
Selain empat gunung tersebut,pantauan di peta Magma Indonesia juga mencatatGunung Ibu dan Gunung Dukono di Maluku Utara juga mengalami erupsi. Keenam gunung tersebut mengalami erupsi dalam waktu yang hampir bersamaan.
Berdasarkan laporan periode Jumat (10/4) pukul 00.00 - 24.00 WIT, Gunung Ibu yang terletak di Halmahera Barat terlihat asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 200-800 meter dari puncak
Sementara di Gunung Dukono yang terletak di Halmahera Utara juga teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 100-250 meter dari puncak.
Masyarakat sekitar Gunung Ibu dan Gunung Dukono pun dilarang beraktivitas dalam radius 2 kilometer. Mengingat letusan abu vulkanik bisa terjadi secara periodik yang kemudian diikuti sebaran abu yang mengikuti arah dan kecepatan angin.
Warga juga diimbau untuk menyediakan masker/penutup hidung dan mulut guna menghindari bahaya abu vulkanik.
Penjelasan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
BPPTKG/ ilustrasi gunung erupsi
Kepala Bidang Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan pun menjelaskan informasi terkait erupsi Gunung Anak Krakatau yang hampir bersamaan dengan lima gunung lain. Menurutnya hal itu bukan anomali dan bukan terjadi secara bersama-sama.
"Itu buka anomali, memang gunung-gunung lain secara berkala juga terus erupsi tiap hari, kalau Gunung Anak Krakatau terjadi erupsi artinya gunung itu yang baru ikut bersama erupsi," kata Hendra saat dihubungi, sabtu (11/4).
Hendra menjelaskan, erupsi gunung terjadi selama bertahun-tahun secara berkala dan semua kejadiannya terus dipantau dan dilaporkan oleh Mitigasi Bencana Geologi.
"Jadi itu gunung-gunung yang sudah erupsi bertahun-tahun, jadi kalau erupsi gunung bukan hanya Krakatau tapi juga Gunung Ibu, Gunung Dukono itu meletus itu bertahun-tahun tapi bukan dalam frekuensi waktu bersamaan, ada yang berhenti sehari dua hari lalu ikut lagi (erupsi)," terang dia.
(mdk/dem)