5 Fakta Tradisi Labuhan Kraton Yogyakarta, Menyelaraskan Diri dengan Alam
Labuhan merupakan salah satu tradisi Kraton Yogyakarta yang rutin digelar setahun sekali. Tradisi ini menjadi bagian dalam acara Tingalan Jumenengan Dalem atau perayaan penobatan Sultan. Tradisi Labuhan terdiri atas dua macam yaitu Labuhan Ageng (besar) dan Labuhan Alit (kecil).
Labuhan merupakan salah satu tradisi Jawa Kraton Jogja yang rutin digelar setahun sekali. Secara etimologi, Labuhan sendiri berasal dari kata Labuh yang berarti membuang, meletakkan, atau menghanyutkan. Dilansir dari laman resmi Kraton Jogja, maksud dari acara ini adalah sebagai doa dan pengharapan untuk membuang sifat buruk.
Tradisi ini menjadi bagian dalam acara Tingalan Jumenengan Dalem atau perayaan penobatan Sultan. Tradisi Labuhan terdiri atas dua macam yaitu Labuhan Ageng (besar) dan Labuhan Alit (kecil).
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Pada Labuhan Alit yang berlangsung setahun sekali, prosesi acara akan dilaksanakan di tiga tempat yakni Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, dan Gunung Lawu. Sementara pada prosesi Labuhan Ageng akan bertambah satu tempat lagi yakni di Dlepih Khayangan, Wonogiri. Berikut ini adalah 5 fakta tradisi Jawa Labuhan yang rutin digelar Kraton Jogja.
Dilaksanakan di Empat Lokasi Berbeda
2020 liputan6.com
Setiap tahunnya, upacara labuhan digelar di tiga tempat yaitu Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Pantai Parangkusumo. Setiap delapan tahun sekali, acara Labuhan juga digelar di Dlepih Kahyangan, Wonogiri. Pemilihan keempat tempat itu sarat nilai historis dan budaya.
Pantai Parangkusumo dipilih karena menjadi tempat Panembahan Senopati bertapa. Setelah pertapaan itu Panembahan Senopati mendirikan Kerajaan Mataram. Gunung Merapi dipilih karena letusannya dianggap telah menyelamatkan Kerajaan Mataram dari penyerangan Kerajaan Pajang.
Gunung Lawu dipilih karena menjadi pertapaan Prabu Brawijaya V yang merupakan leluhur dari pendiri Kerajaan Mataram dan Kraton Yogyakarta. Sementara Dlepih Khayangan dipilih karena menjadi tempat Panembahan Senopati bertapa sebelum mendirikan pemerintahan dan kerajaan yang kuat.
Dlepih Khayangan juga digunakan sebagai tempat pertapaan raja-raja Mataram pada masa jayanya, seperti Sultan Agung Hanyokrokusumo dan Pangeran Mangkubumi.
Ubarampe
kratonjogja.id
Sesajen atau ubarampe merupakan persembahan dalam prosesi Labuhan. Dilansir dari Liputan6.com (21/6/2012), Ubarampe merupakan bentuk sedekah dari pihak kraton yang biasanya berisi kain batik beragam motif, potongan rambut dan kuku, serta minyak wangi milik Sultan.
Ubarampe itu kemudian dibawa dalam prosesi labuhan yang salah satunya diadakan di Pantai Parangkusumo, Bantul. Setelah melakukan serangkaian prosesi, Ubarampe itu kemudian dibawa Tim SAR menuju laut untuk dihanyutkan dalam deburan ombak laut selatan.
Pembagian Sesajen
2020 liputan6.com
Selain digelar di Pantai Parangkusumo, upacara Labuhan juga diadakan di Lereng Gunung Merapi. Prosesi labuhan di Merapi dipimpin langsung oleh sang guru kunci Mbah Asih, yang merupakan anak dari juru kunci sebelumnya, Mbah Maridjan.
Dilansir dari Liputan6.com (1/6/2014), dalam acara itu sesajen yang masih terbungkus dibacakan do'a. Selanjutnya diarak menuju Bangsal Sri Manganti yang berjarak 2 km dari puncak Merapi. Selanjutnya sesajen yang berisi buah, sayur, dan ketan dibagikan kepada masyarakat yang ikut labuhan.
Labuhan di Dlepih Khayangan
2020 liputan6.com
Prosesi Labuhan Ageng (besar) yang diadakan di Dlepih Khayangan berlangsung sekali sewindu. Dlepih Khayangan sendiri merupakan petilasan yang terletak di Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.
Tempat itu dijaga seorang abdi dalem yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kini, abdi dalem dipegang oleh Mas Ngabehi Surakso Budoyo yang telah menjalankan tugasnya sejak tahun 1965.
Dilansir dari laman resmi Kraton Jogja, Dlepih Khayangan sendiri menjadi tempat prosesi labuhan karena dulunya tempat itu digunakan Panembahan Senopati sebelum membabat Alas Mentaok (sekarang wilayah Kotagede) untuk dijadikan pusat Kerajaan Mataram.
Mewujudkan Fisolofi Hamemayu Hayuning Bawana
kratonjogja.id
Ritual labuhan tidak hanya diikuti oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, namun juga diikuti warga dari luar daerah.
Selain sebagai bentuk rasa syukur, upacara Labuhan merupakan bentuk napak tilas dari terbentuknya Kerajaan Mataram dan permohonan akan keselamatan Sultan serta kesejahteraan masyarakat Jogja.
Kraton Jogja menyebut upacara ini dibuat sebagai bentuk perwujudan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, yaitu upaya menghormati dan menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan alam.