Mengenal Tradisi Yasa Peksi Burak, Cara Unik Keraton Yogyakarta Peringati Isra Mikraj
Ada makna filosofis di balik penyelenggaraan tradisi ini.
Ada makna filosofis di balik penyelenggaraan tradisi ini.
Mengenal Tradisi Yasa Peksi Burak, Cara Unik Keraton Yogyakarta Peringati Isra Mikraj
Rabu malam (7/2) tepat pada malam peringatan Isra Mikraj, Keraton Yogyakarta menggelar pengajian yang berlangsung khidmat. Pengajian itu termasuk bagian dalam tradisi Yasa Peksi Burak.
Foto: Ig @humasjogja
-
Apa tradisi khas Kampung Yudha Asri? Jika selama ini Banten terkenal dengan desa budaya di Baduy, mungkin bisa bergeser sedikit ke Kampung Seni Yudha Asri di Kabupaten Serang. Di lokasi yang masuk Desa Mander, Kecamatan Bandung ini warganya kompak menjaga alam dan melestarikan kebudayaan leluhur. Ini tercermin dari mudahnya menemukan ikon-ikon khas adat Sunda seperti pertunjukan seni musik angklung, rampak bedug sampai tradisi ngaruwat bumi yang diturunkan ke generasi muda.
-
Apa yang dilakukan sapi kurban di Yogyakarta? Viral Sapi Kurban Ngamuk di Jogja, Seruduk Orang dan Rusak Rumah Warga Sapi kurban dikabarkan mengamuk di wilayah Yogyakarta. Akibatnya satu orang diseruduk dan satu bangunan rusak.
-
Apa tradisi unik jelang Iduladha di Banyuwangi? Tradisi masyarakat Suku Osing yang unik di Desa Kemiran, Glagah, Banyuwangi Tradisi ini dilaksanakan dengan menjemur kasur bersamaan di depan rumah.
-
Bagaimana tradisi Bekarang Iwak dilakukan? Pelaksanaan upacara Bekarang Iwak ini dilakukan oleh warga secara bersama-sama. Dengan menggunakan alat tradisional dan Lubuk Larangan, tentu ekosistem sungai akan terjaga dengan baik sekaligus menjaga populasi jumlah ikan.
-
Bagaimana cara merayakan hari Tasyrik? Telah disebutkan di atas, pada hari tasyrik setiap muslim diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah apapun kecuali berpuasa.
-
Bagaimana ritual Mubeng Benteng di Yogyakarta dilakukan? Para peserta mengelilingi kompleks Keraton Yogyakarta tanpa bicara atau bersuara, makan, dan minum.
Dilansir dari Kratonjogja.id, Yasa Peksi Burak sendiri merupakan tradisi yang diadakan setiap tanggal 27 Rejeb tahun Jawa. Acara tradisi ini penuh makna filosofis.
Secara harfiah, “Yasa” berarti mengadakan, “Peksi” berarti burung, dan “Burak” berarti Buraq, seekor burung yang menjadi kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan Isra Mikraj.
Hajat ini diawali dengan membuat Peksi Burak, pohon buah dan empat pohon bunga.
Peksi Burak dibuat menggunakan buah dan kulit jeruk bali. Kulit tersebut dibentuk dan diukir menyerupai badan, leher, kepala, dan sayap burung.
Burung Jantan diberi jengger (pial) untuk membedakannya dengan burung betina. Masing-masing Peksi Burak akan diletakkan di atas sebuah susuh atau sarang, kemudian dirangkai dengan daun kemuning sebagai tempat bertengger.
Tujuh macam buah yang dirangkai pada pohon tersebut adalah salak, sawo, apel malang, jeruk bali, rambutan, manggis, dan di paling bawah terdapat pisang raja. Terakhir, pohon buah ini akan diikat dengan untaian bunga Melati.
Foto: kratonjogja.id
Empat pohon bunga dibuat dari rangkaian dedaunan dan berbagai macam bunga dirangkai pada kerangka bambu. Pohon bung aini melambangkan taman bunga.
Keseluruhan hiasan ini menggambarkan sepasang burung Jantan dan betina yang sedang bertengger pada pohon buah-buahan pada taman surga.
Pekerjaan membuat atau merangkai Peksi Burak hanya boleh dilakukan oleh para kerabat dekat sultan.
Sementara pembuatan pohon bunga atau taman bunga dilakukan para abdi dalem wanita. Proses ini diselenggarakan sejak pagi hari sampai menjelang waktu salat Dhuhur di Bangsal Sekar Kedhaton.
Selepas Salat Ashar, Peksi Burak akan diarak menuju Masjid Gedhe. Sebelum diarak, Abdi Dalem Punokawan Kaji akan memimpin doa yang diikuti semua hadirin yang ada di Bangsal Sekar Kedhaton. Selesai doa bersama, Peksi Burak diarak menuju Masjid Gedhe.
Peringatan Isra Mikraj sendiri dilaksanakan malam hari setelah Salat Isya. Selain para abdi dalem, masyarakat juga turut hadir dalam acara ini. Para hadirin yang datang akan duduk melingkari Peksi Burak beserta segala perlengkapannya.
Setelah rangkaian acara selesai, abdi dalem akan membagikan buah-buahan yang akan dirangkaikan Peksi Burak kepada seluruh masyarakat yang hadir.
Dengan berakhirnya upacara peringatan Isra Mikraj, maka berakhir pula rangkaian Tradisi Yasa Peksi Burak di Keraton Yogyakarta.