5 Kisah Inspiratif Jenderal Hoegeng, Disebut Gus Dur Sebagai Polisi Jujur
Hoegeng Imam Santoso lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921. Dia adalah sosok yang disegani di kalangan kepolisian Republik Indonesia. Walaupun hanya menjabat tiga tahun sebagai Kapolri, namun Hoegeng telah membawa perubahan besar dalam tubuh Kepolisian Republik Indonesia.
Hoegeng Imam Santoso lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921. Dia adalah sosok yang disegani di kalangan kepolisian Republik Indonesia. Walaupun hanya menjabat tiga tahun sebagai Kapolri, namun Hoegeng telah membawa perubahan besar dalam tubuh Kepolisian Republik Indonesia.
Selain itu, sikap tegas, bersih, sederhana, dan jujur membuat namanya menjadi legenda di kalangan kepolisian. Bahkan dia rela hidup pas-pasan demi menjaga integritas. Pelaku kejahatan bahkan tak berkutik selama Polri berada di bawah kepemimpinannya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Namun, karena keberaniannya itulah yang justru membuat Hoegeng diberhentikan dari jabatan Kapolri. Berikut 5 kisah inspiratif Jenderal Hoegeng Imam Santoso, polisi jujur yang pernah dimiliki Bangsa Indonesia.
Kisah Hoegeng Membongkar Bandar Judi di Medan
©2012 Merdeka.com/dok
Salah satu kisah yang melegenda dari seorang Hoegeng saat dirinya bertugas di Medan dengan pangkat kompol. Di sana, dia membongkar praktik suap menyuap pada para polisi dan jaksa di Medan yang menjadi antek bandar judi.
Berbeda dengan polisi lainnya, Hoegeng tidak mempan disuap. Barang-barang mewah pemberian bandar judi dilemparnya keluar jendela. Baginya, lebih baik hidup melarat dari pada menerima suap atau korupsi. Prinsip hidup itu ia tiru dari mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Tak Mempan Digoda Suap dan Wanita Cantik
buku hoegeng/sinar harapan
Kapolri Jenderal Hoegeng Imam Santoso pernah dirayu seorang pengusaha cantik keturunan Makassar-Tionghoa yang terlibat kasus penyelundupan. Perempuan itu meminta Hoegeng agar kasus yang dihadapinya tidak dilanjutkan ke pengadilan.
Walaupun Hoegeng menolak, pengusaha cantik itu tidak menyerah. Dia terus mengirim berbagai hadiah mewah yang dikirim ke alamat Hoegeng. Tapi Hoegeng menolak mentah-mentah. Hadiah itu langsung dikembalikan kepada Hoegeng.
Hal ini berbeda dengan koleganya di kepolisian dan kejaksaan. Banyak pejabat yang mau menolong wanita itu. Hoegeng pun hanya mengelus dada melihat tingkah laku koleganya itu.
Tak Gentar Melawan Siapapun Demi Kebenaran
©2013 Merdeka.com
Dilansir dari merdeka.com, Kapolri Jenderal Hoegeng pernah dihadapkan pada kasus pemerkosaan seorang penjual telur bernama Sumarijem di Yogyakarta. Padahal dalam kasus tersebut anak seorang pejabat dan anak pahlawan revolusi diduga ikut menjadi pelakunya. Hoegeng sadar kasus di pengadilan waktu itu penuh rekayasa, Hoegeng siap mengusut tuntas kasus tersebut.
Pada akhirnya Hoegeng membentuk tim khusus bernama “Tim Pemeriksa Sum Kuning”. Tim itu ia bentuk pada Januari 1971. Namun entah mengapa Presiden Soeharto meminta kasus ini tidak lagi ditangani Soeharto melainkan Tim Pemeriksa Pusat Kopkamtib. Akhirnya pada Oktober 1971, Hoegeng dipensiunkan dari jabatan Kapolri. Beberapa pihak menilai Hoegeng sengaja dipensiunkan untuk menutup kasus tersebut.
“Perlu diketahui bahwa kita tidak gentar menghadapi orang-orang gede siapapun. Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi kalau salah tetap kita tindak,” ujar Hoegeng waktu itu.
Langsung Turun ke Lapangan
©2012 Merdeka.com/dok
Jenderal Hoegeng berpendapat, tugas polisi adalah mengayomi masyarakat. Baik itu dari pangkat tertinggi sampai terendah. Oleh karena itu, Hoegeng merasa tidak pernah malu untuk turun langsung ke lapangan mengambil alih tugas polisi yang kebetulan sedang tidak ada di tempat. Jika terjadi kemacetan, Hoegeng akan menjalankan tugas sebagai polisi lalu lintas.
Dalam menjalani kesehariannya di kantor, Hoegeng merupakan sosok yang disiplin. Dia selalu tiba di mabes Polri sebelum pukul 07.00. bahkan sebelum sampai ke kantor, dia menyempatkan diri dulu untuk memantau situasi lalu lintas dan kesiapsiagaan aparat kepolisian di jalan.
Berani Membongkar Korupsi Teman Sendiri
buku hoegeng/sinar harapan
Meski tak lagi menjabat sebagai Kapolri, Hoegeng tetap memberi perhatian khusus pada institusi tempat ia dulu bekerja. Pada 1977, dia mendapat laporan dari seorang perwira menengah polisi kalau ada dugaan korupsi di sejumlah perwira tinggi. Atas laporan itu, Hoegeng langsung mengirim memo kepada Kapolri saat itu Jenderal Widodo Budidarmo. Isinya, Hoegeng mengkritik habis-habisan perilaku polisi bergaya hidup mewah.
Karena tak kunjung mendapat balasan, Hoegeng lantas membocorkan dugaan korupsi itu ke beberapa media. Tak lama kemudian meledaklah kasus dugaan korupsi mencapai Rp 6 miliar. Setelah diusut, diketahui kasus itu menyeret sejumlah nama seperti Deputi Kapolri Letjen Polisi Siswadi dan tiga perwira lainnya. Mereka kemudian divonis bersalah.