8 Risiko Sedot Lemak setelah Operasi, Perlu Diketahui
Meski umum dilakukan, namun terdapat risiko yang perlu diperhatikan.
Meski umum dilakukan, namun terdapat risiko yang perlu diperhatikan.
8 Risiko Sedot Lemak Setelah Operasi, Perlu Diketahui
Sedot lemak merupakan salah satu prosedur medis yang kini mulai dilakukan oleh banyak orang. Sesuai sebutannya, ini adalah tindakan operasi yang dilakukan untuk menyedot lemak yang ada di bagian tubuh tertentu.
Meski sudah umum dilakukan, namun tindakan sedot lemak tidak lepas dari berbagai risiko efek sampingnya. Bahkan, jika tidak dilakukan dengan tenaga medis profesional, operasi sedot lemak bisa memberikan risiko berbahaya hingga kematian. Berikut berbagai risiko sedot lemak dan tips amannya, bisa disimak.
-
Kapan risiko nyeri sendi meningkat? Risiko nyeri sendi meningkat seiring bertambahnya usia, karena tulang rawan dan bursa menjadi lebih tipis dan aus.
-
Kapan risiko perceraian meningkat? Menurut laporan CNN, para peneliti menemukan bahwa makin tinggi pengeluaran untuk pernikahan, makin tinggi pula kemungkinan pasangan tersebut bercerai di kemudian hari.
-
Apa tujuan utama dari sedot lemak? Tujuan utama dari sedot lemak adalah untuk meningkatkan tampilan fisik dan proporsi tubuh.
-
Bagaimana cara kerja sedot lemak? Proses ini melibatkan penyedotan lemak melalui suntikan atau penggunaan alat khusus yang disebut kanula.
-
Apa saja risiko dari memencet jerawat? Ketika jerawat dipencet, lapisan kulit yang lebih dalam dapat berisiko terluka. Hal ini dapat menyebabkan jaringan parut yang permanen, seperti bekas luka hipertrofik atau keloid. Bekas luka ini seringkali sulit dihilangkan dan dapat mengganggu penampilan kulit dalam jangka panjang.
-
Apa makanan yang sering dikaitkan dengan peningkatan risiko jerawat? Menurut sebuah studi, makanan dengan kandungan gula atau lemak tinggi bisa meningkatkan risiko jerawat hingga 54%.
Mengenal Sedot Lemak
Sebelum dijelaskan risiko sedot lemak, perlu dipahami pengertiannya.
Sedot lemak atau liposuction adalah prosedur medis yang digunakan untuk menghilangkan lemak yang berlebihan dari tubuh. Lemak yang terakumulasi di area tertentu, seperti perut, paha, lengan, atau leher, dapat dihilangkan melalui teknik ini.
Kemudian, dokter akan melakukan sayatan kecil di tempat yang diinginkan, lalu cairan anestesi akan dimasukkan ke dalam area tersebut untuk melembutkan lemak.
Sedot lemak atau liposuction merupakan cara efektif untuk menghilangkan lemak yang tidak diinginkan. Namun, perlu diingat bahwa prosedur ini bukanlah solusi permanen untuk masalah kelebihan berat badan.
Setelah melakukan liposuction, penting bagi pasien untuk menjaga pola makan sehat dan berolahraga secara teratur agar tidak terjadi penumpukan lemak kembali.
Risiko Sedot Lemak
Setelah mengetahui pengertian, berikutnya dijelaskan beberapa risiko sedot lemak setelah operasi.
Setelah tindakan operasi sedot lemak atau liposuction, terdapat beberapa risiko efek samping yang mungkin terjadi, sebagai berikut:
1. Emboli lemak: Emboli lemak terjadi ketika lemak yang disedot masuk ke dalam aliran darah dan menyumbat pembuluh darah yang kecil. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, atau penurunan kesadaran. Komplikasi yang lebih serius dapat terjadi jika emboli lemak mencapai organ vital seperti paru-paru atau otak.
2. Infeksi: Risiko infeksi terjadi pada setiap prosedur operasi, termasuk sedot lemak. Bakteri dapat masuk ke dalam luka operasi dan menyebabkan infeksi. Gejala infeksi operasi termasuk nyeri, kemerahan, bengkak, dan keluar nanah dari luka. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius.
3. Hematoma: Hematoma adalah kumpulan darah yang terperangkap di bawah kulit akibat kerusakan pembuluh darah selama operasi. Hal ini dapat menyebabkan nyeri, kemerahan, bengkak, dan membutuhkan tindakan medis tambahan untuk mengatasi komplikasi ini.
4. Akumulasi cairan di bawah kulit: Setelah operasi sedot lemak, cairan sering terakumulasi di bawah kulit, menyebabkan bengkak dan ketidaknyamanan. Biasanya, cairan ini akan diserap oleh tubuh dalam beberapa minggu setelah operasi. Namun, jika cairan terlalu banyak atau tidak terabsorpsi dengan baik, tindakan medis mungkin diperlukan.
5. Gangguan jantung dan ginjal: Sedot lemak dapat menyebabkan perubahan pada metabolisme tubuh yang dapat mempengaruhi fungsi jantung dan ginjal. Risiko ini meningkat terutama bagi pasien yang memiliki penyakit jantung atau ginjal sebelumnya.
6. Lidocaine toxicity: Lidocaine adalah anestesi lokal yang digunakan selama prosedur sedot lemak untuk mengurangi rasa sakit. Namun, jika dosis lidocaine terlalu tinggi atau tidak ditetapkan dengan benar, bisa timbul keracunan lidocaine yang dapat mengakibatkan gejala seperti kebingungan, pusing, mati rasa, atau bahkan kejang.
7. Kulit mengendur: Setelah sedot lemak, kulit yang tersisa mungkin menjadi kendur dan kehilangan elastisitasnya. Hal ini terutama terjadi pada pasien yang memiliki banyak lemak yang dihilangkan atau pada pasien yang memiliki kulit yang kurang elastis.
Tips Sedot Lemak yang Aman
Setelah mengetahui risiko sedot lemak, terakhir dijelaskan tips sedot lemak yang aman, sebagai berikut:
1. Pilih Dokter Bedah yang Berpengalaman dan Terakreditasi:
- Cari dokter bedah plastik yang bersertifikat dan memiliki pengalaman luas dalam melakukan prosedur sedot lemak.
- Baca ulasan dan testimoni dari pasien sebelumnya.
2. Lakukan Konsultasi Menyeluruh:
- Diskusikan tujuan, harapan, dan kekhawatiran Anda dengan dokter bedah.
- Pastikan Anda memahami proses prosedur, risiko, dan hasil yang dapat diharapkan.
3. Periksa Kesehatan secara Menyeluruh:
- Pastikan Anda dalam kondisi kesehatan yang baik sebelum menjalani operasi.
- Beritahukan kepada dokter tentang riwayat kesehatan dan obat-obatan yang sedang Anda konsumsi.
4. Hindari Operasi jika Tidak Dibutuhkan:
- Sedot lemak bukan solusi untuk menurunkan berat badan secara signifikan atau menggantikan pola makan sehat dan olahraga.
- Prosedur ini sebaiknya dilakukan untuk mengatasi lemak yang tidak bisa dihilangkan dengan cara lain.
5. Pertimbangkan Teknik yang Digunakan:
Ada beberapa teknik sedot lemak, seperti tumescent liposuction, ultrasound-assisted liposuction (UAL), dan laser-assisted liposuction (LAL). Diskusikan dengan dokter untuk memilih teknik yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
6. Persiapan Sebelum Operasi:
Ikuti semua instruksi dokter sebelum operasi, termasuk berpuasa jika diperlukan dan menghentikan penggunaan obat-obatan tertentu yang bisa meningkatkan risiko pendarahan.
7. Pemulihan yang Tepat:
- Ikuti semua petunjuk perawatan pasca operasi dari dokter, termasuk mengenakan pakaian kompresi, menjaga area operasi tetap bersih, dan menghadiri janji tindak lanjut.
- Hindari aktivitas fisik yang berat selama masa pemulihan untuk mencegah komplikasi.
8. Pantau Tanda-tanda Komplikasi:
Waspadai tanda-tanda komplikasi seperti infeksi (kemerahan, panas, dan bengkak pada area operasi), nyeri yang tidak wajar, atau demam. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala-gejala ini. 9. Jangan Berlebihan:
Mengambil terlalu banyak lemak dalam satu prosedur bisa meningkatkan risiko komplikasi. Ikuti saran dokter mengenai jumlah lemak yang aman untuk diambil.
10. Pilih Klinik atau Rumah Sakit yang Tepat:
Pastikan prosedur dilakukan di fasilitas medis yang memiliki izin dan peralatan yang memadai.