Ketahui Perbedaan Antara Operasi Bariatrik dan Sedot Lemak
Ketahui Perbedaan Antara Operasi Bariatrik dan Sedot Lemak
Ketahui Perbedaan Antara Operasi Bariatrik dan Sedot Lemak
Ada berbagai cara yang dapat digunakan seseorang untuk menurunkan berat badan.
Meskipun beberapa orang dapat dengan cepat dan mudah menurunkan berat badan, namun ada juga yang mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan tersebut.
Bagi mereka yang menghadapi kesulitan dalam menurunkan berat badan, terutama setelah mencoba berbagai cara tanpa hasil yang memuaskan, operasi bariatrik menjadi salah satu opsi terakhir yang dapat dipertimbangkan.
-
Apa perbedaan utama obesitas dan overweight? Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Apa itu obesitas? Obesitas atau kegemukan menjadi penyebab munculnya sejumlah penyakit berbahaya.
-
Bagaimana proses sedot lemak? Proses sedot lemak melibatkan penggunaan vakum untuk menyedot lemak yang tidak diinginkan. Sebelum prosedur dimulai, pasien akan diberikan anestesi lokal atau umum, tergantung pada tingkat kebutuhan. Kemudian, dokter akan melakukan sayatan kecil di tempat yang diinginkan, lalu cairan anestesi akan dimasukkan ke dalam area tersebut untuk melembutkan lemak. Setelah itu, tabung kecil yang disebut kanila akan dimasukkan melalui sayatan. Kanila ini akan digerakkan maju-mundur untuk mematahkan sel-sel lemak dan menyedotnya ke dalam tabung yang terhubung ke mesin vakum.
-
Bagaimana hukum sedot lemak untuk pengobatan? Dalam kajian fiqih, hukum untuk menjalani operasi sedot lemak demi pengobatan adalah diperbolehkan, sama halnya dengan metode pengobatan lainnya, dengan beberapa syarat: Pertama, harus ada kondisi medis yang memerlukan prosedur sedot lemak.
-
Apa saja penyakit akibat obesitas? Obesitas dapat memicu banyak penyakit penyerta yang berbahaya dan patut diketahui.
-
Apa risiko sedot lemak? Setelah tindakan operasi sedot lemak atau liposuction, terdapat beberapa risiko efek samping yang mungkin terjadi, sebagai berikut: 1. Emboli lemak: Emboli lemak terjadi ketika lemak yang disedot masuk ke dalam aliran darah dan menyumbat pembuluh darah yang kecil. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, atau penurunan kesadaran. Komplikasi yang lebih serius dapat terjadi jika emboli lemak mencapai organ vital seperti paru-paru atau otak.
Operasi ini dirancang untuk membantu menurunkan berat badan, tetapi perlu diingat bahwa operasi ini tidak boleh dianggap sebagai solusi instan tanpa pertimbangan yang matang.
Cara lain yang kerap dianggap berhubungan dengan operasi bariatrik ini adalah sedot lemak.
Lantas, apa perbedaan keduanya?
Operasi bariatrik, juga dikenal sebagai bedah penurunan berat badan, dilakukan pada individu yang mengalami obesitas berat atau obesitas yang menyebabkan masalah kesehatan serius.
Tujuan utama dari operasi bariatrik adalah mengurangi ukuran lambung atau mengubah jalur pencernaan untuk mengurangi jumlah makanan yang dapat dikonsumsi atau diserap oleh tubuh.
Dengan demikian, operasi bariatrik membantu mengurangi berat badan dan memperbaiki kondisi kesehatan terkait obesitas, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, atau sleep apnea.
Sedot lemak atau liposuction adalah prosedur kosmetik yang bertujuan untuk menghilangkan penumpukan lemak yang berlebihan pada area tubuh tertentu.
Proses ini melibatkan penyedotan lemak melalui suntikan atau penggunaan alat khusus yang disebut kanula.
Sedot lemak digunakan untuk membentuk tubuh dengan menghilangkan lemak yang tidak diinginkan, seperti pada perut, paha, pinggul, atau lengan.
Tujuan utama dari sedot lemak adalah untuk meningkatkan tampilan fisik dan proporsi tubuh.
Operasi bariatrik umumnya direkomendasikan untuk orang yang memiliki obesitas berat atau obesitas yang menyebabkan masalah kesehatan serius.
Operasi bariatrik boleh dilakukan pada mereka yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari 40 kg/m²
Pasien obesitas yang disertai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung juga diperbolehkan melakukan operasi ini